TintaSiyasi.id -- Pendahuluan: Ujian Adalah Sunatullah
Dalam kehidupan ini, setiap insan pasti diuji. Ujian datang dalam berbagai bentuk: kesempitan rezeki, kegagalan dalam usaha, masalah keluarga, penyakit, fitnah manusia, dan tekanan zaman yang silih berganti. Dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan:
> “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan mengatakan: ‘Kami telah beriman,’ sedang mereka tidak diuji?”
(QS. Al-Ankabut: 2)
Ujian bukanlah tanda kebencian Allah, tapi tanda perhatian-Nya. Sebab Allah ingin menaikkan derajat hamba-Nya, membersihkan jiwanya, dan melatihnya agar memiliki mental baja yang pantang menyerah. Tanpa ujian, manusia akan lemah. Tanpa rintangan, tidak akan ada kemajuan.
Mental Pantang Menyerah: Warisan Para Nabi dan Shalihin
Lihatlah perjalanan para nabi. Mereka bukan orang-orang yang hidup di jalan mulus tanpa aral. Justru mereka menapaki jalan terjal, penuh luka dan cercaan, tapi tak pernah menyerah.
Nabi Nuh ‘alayhis salam berdakwah selama 950 tahun, namun pengikutnya hanya segelintir. Meski dihina, ditertawakan, dan dianggap gila, ia tidak mundur selangkah pun.
Nabi Musa ‘alayhis salam harus menghadapi Fir’aun, raja lalim yang kejam. Meski ancaman nyawa membayangi, beliau tetap tegar karena yakin pada pertolongan Allah.
Nabi Muhammad ﷺ, sosok teladan kita, mengalami siksaan fisik dan mental, dicaci, diusir dari kampung halaman, bahkan direncanakan untuk dibunuh. Namun beliau tetap melangkah dengan tenang, karena mental beliau adalah mental pejuang—pantang menyerah!
Mereka semua bukan manusia super. Mereka juga merasakan sakit, lelah, takut, dan sedih. Tapi apa yang membedakan mereka? Keyakinan kepada Allah dan tekad untuk terus melangkah tanpa putus asa.
Apa Itu Mental Pantang Menyerah dalam Perspektif Spiritual?
Mental pantang menyerah bukan hanya semangat duniawi untuk sukses atau kaya. Dalam perspektif ruhani, ia adalah:
1. Kekuatan sabar dalam menghadapi takdir.
2. Keberanian untuk terus berdoa dan beramal walau hasil belum tampak.
3. Keyakinan bahwa Allah tidak pernah tidur dan tidak akan menyia-nyiakan usaha hamba-Nya.
4. Kesadaran bahwa dunia ini tempat ujian, bukan tempat balasan. Surga adalah tempat hasil sesungguhnya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Ketahuilah bahwa pertolongan itu bersama kesabaran, jalan keluar itu bersama kesempitan, dan sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.”
(HR. Tirmidzi)
Mengapa Kita Harus Pantang Menyerah?
1. Karena Allah Tidak Pernah Menyia-nyiakan Amal.
> “Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan amal orang yang beriman.”
(QS. Ali Imran: 195)
2. Karena Sukses Dunia dan Akhirat Butuh Proses.
Allah tidak menilai hasil, tetapi kesungguhan dan keikhlasan dalam proses.
3. Karena Keberkahan Hidup Lahir dari Ujian.
Banyak orang tidak tahu bahwa saat paling dekat dengan Allah adalah saat kita diuji dan kita tetap bersabar serta bersyukur.
Langkah-langkah Menumbuhkan Mental Pantang Menyerah
1. Teguhkan Niat karena Allah
Jika niat kita hanya untuk manusia, maka ketika mereka mengecewakan, kita akan jatuh. Tapi jika niat kita untuk Allah, kita akan terus kuat, meski dunia gelap dan sunyi.
2. Perbanyak Dzikir dan Doa
Dzikir menenangkan hati. Doa menguatkan ruhani. Dalam kegelapan, sinar kekuatan itu adalah munajat kita.
3. Berteman dengan Orang-orang yang Tangguh Imannya
Lingkungan yang shalih akan menguatkan langkah. Kita butuh inspirasi dari orang-orang yang telah melewati badai dan tetap istiqamah.
4. Baca Kisah Para Nabi dan Ulama
Sirah Nabawiyah dan kisah para wali adalah lautan hikmah. Dari mereka, kita belajar bahwa jalan surga tak pernah mudah, tapi sangat mungkin ditempuh.
5. Latih Kesabaran dan Syukur Setiap Hari
Ucapkan “Alhamdulillah” dalam duka, dan “Inna lillah” dalam kehilangan. Maka ruh kita akan kuat menghadapi apa pun.
Penutup: Ujian Hari Ini, Mahkota di Akhirat Kelak
Wahai jiwa-jiwa yang lelah, jangan pernah menyerah. Mungkin hari ini engkau tertatih, tapi esok Allah akan angkat derajatmu.
> “Dan bersabarlah; sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Anfal: 46)
Bila kau terus berjalan di jalan Allah meski sulit, maka kau bukan orang biasa. Kau adalah pejuang ruhani, calon penghuni surga, dan kekasih Tuhan.
Milikilah mental pantang menyerah. Karena setiap tetes air mata di dunia, akan diganti dengan telaga cinta-Nya di akhirat.
(Dr Nasrul Syarif M.Si Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)