TintaSiyasi.id -- Menurut Adam Smith, scarcity (kelangkaan) adalah problem utama masalah ekonomi. Kelangkaan dimaknai dengan tidak terbatasnya kebutuhan manusia dan terbatasnya alat pemuas kebutuhan. Beranjak dari pandangan itu maka aktivitas ekonomi manusia diarahkan kepada apa, bagaimana, dan untuk siapa barang dan jasa diproduksi. Oleh Karena itu manusia didorong untuk melakukan aktivitas ekonomi dalam upaya memenuhi kebutuhan materi dan jasmani untuk memaksimalkan kepuasaan. Keserakahan manusia dianggap suatu kebaikan, inilah yang dianggap akan menaikkan produksi dan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Keinginan yang timbul dari naluri (nafsu manusia) dijadikan sesuatu yang harus dipenuhi tanpa batas karena dianggap kebutuhan. Keserakahan dianggap sebuah kebaikan. Manfaat ekonomi dan kepuasan naluri/nafsu menjadi motif manusia melakukan perbuatan. Bahkan menurut Abraham Maslow hubungan seksual digolongkan sebagai kebutuhan jasmani disamakan dengan makan dan minum. Ini adalah ide yang sangat kacau dan jika diperturutkan akan menimbulkan banyak kerusakan di muka bumi.
Permintaan dan penawaranlah yang akan menciptakan harga. Tak memandang baik atau buruk, halal dan haram, jika sesuatu itu ada manfaat (memenuhi nafsu yg dianggap sebagai kebutuhan) dan menghasilkan keuntungan maka segala sesuatu boleh dinikmati, diproduksi dan dijualbelikan. Kerakusan terhadap materi untuk memuaskan nafsu manusia di wujudkan dengan asas laisez faire (kebebasan berusaha) atau pasar bebas. Pasar bebas adalah sebuah solusi bagi problem ekonomi kapitalisme. Sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya adalah bebas dimiliki siapa saja, manusia bebas berusaha apa saja, menusia bebas menikmati apa saja, termasuk penguasaan sumber daya alam, tidak terikat dengan hukum Tuhan, hanya terikat dengan hukum buatan manusia.
Kapitalisme dijalankan dengan metode penjajahan negara-negara maju terhadap negara-negara berkembang/lemah. Kerakusan akan materi mendorong manusia menguasai tambang emas, nikel, batubara, minyak, dan lain sebagainya di negara-negara berkembang oleh negara maju. Para oligarki/kapitalis memanfaatkan sistem pemerintahan demokrasi untuk memuluskan penjajahan ekonominya. Instrumen-instrumen negara diperalat untuk membuat undang-undang pro kapitalis dengan imbal balik uang dan kekuasaan. Inilah hubungan haram dan najis yang saling menguntungkan atau simbiosis mutualisme antara penguasa dan pengusaha, antara politisi dan oligarki yang menguntungkan segelintir orang dan memiskinkan rakyat.
Bukti rusaknya kapitalisme yang mengakibatkan turunnya derajat moral dan kemanusiaan adalah dilegalkannya ganja, pernikahan LGBT, minuman keras, bahkan di Belanda, prostitusi dilegalkan dan pemerintah juga melegalkan sekolah calon pekerja seks komersial. Di Indonesia sendiri industri minuman keras diberi izin oleh negara. Padahal mayoritas penduduknya beragama Islam yang mengharamkan konsumsi miras. Demi keuntungan materi bagi prosusen dan pedagang miras dijual bebas, prostitusi di mana-mana, LGBT semakin merajalela yang akan melahirkan generasi lemah dan pemabuk, penyakit kelamin yang mengancam nyawa, struktur ekonomi dan sosial kemasyarakatan yang rusak.
Dalam pandangan Islam, pemenuhan akan kebutuhan naluri dan kebutuhan jasmani diatuh oleh Allah melalui hukum-hukum syariat. Sebab, jika diserahkan kepada akal manusia maka akan terjadi banyak kerusakan di muka bumi ini. Naluri beragama jika diserahkan kepada akal manusia maka manusia akan salah menyembah Tuhannya. Jika naluri seksual dan mengembangkan jenis dibebaskan dan dipertututkan berdasarkan akal manusia maka manusia akan jatuh pada lembah kenistaan. Hubungan laki-laki dan perempuan, hubungan sesama laki-laki, akan merusak nasab (keturunan) dan bisa menyebabkan kepunahan manusia. Naluri mempertahankan diri, termasuk di dalamnya keinginan untuk mengumpulkan materi, menimbun harta sebanyak-banyaknya menimbulkan penjajahan negara kuat terhadap negara lemah dan menciptakan hegemoni ekonomi dan politik.
Allah-lah yang telah menciptakan alam semesta dan manusia dengan keseimbangan. Artinya, sumber daya alam yang ada baik di darat maupun laut sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan seluruh manusia di muka bumi jika pengelolaannya pemanfaatannya berasaskan Islam. Kerakusan /nafsu manusialah yang menyebabkan terjadinya ketimpangan dan ketidakadilan ekonomi. Allah telah menciptakan bumi dan isinya memang untuk manusia, dan manusia sebagai wakil Allah atau khalifah di muka bumi sudah sepatutnya mengikuti aturan Allah Yang Maha Adil sehingga Islam menjadi rahmatan lil 'alamin.
Oleh karena itu, kapitalisme yang lahir dari ide manusia yang sangat menjunjung kebebasan sangat layak untuk djiadikan musuh bersama manusia. Ideologi inilah yang telah menghancurkan sendi-sendi kehidupan manusia dan menciptakan peradaban rendah/hewani. Teori kelangkaan adalah teori absurd, dan faktanya itu hanyalah keinginan/nafsu/naluri manusia yang dipenuhi sepuas-puasnya tanpa aturan yang berlandaskan perintah dan larangan Allah SWT Sang Pencipta manusia. []
Abi Fafa Assiaki
Aktivis Dakwah Islam Ideologis