“Tadi saya katakan,
ukhuwah itu dasarnya Islam. Itulah sebenarnya yang diwujudkan dalam hijrah Nabi
saw. Kenapa? Karena hijrah itu sebenarnya menunjukkan kesetiaan tertinggi,
bukan kepada tanah air, bukan kepada bangsa, bukan kepada suku, tetapi kepada
Islam,” tuturnya, Sabtu (28/06/2025), di YouTube One Ummah
TV.
Ia menyebut
bahwa orang-orang Makkah itu sudah punya kebun, rumah, bisnis, keluarga, dan mereka
harus meninggalkan tanah mereka menuju Madinah.
“Apa yang
menyebabkan mereka harus pergi? Islam. أَلَمْ
تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا, bukankah bumi Allah itu luas lalu kamu
berhijrah kepadanya,” kutipnya surah An-Nisa’ ayat 97.
Kiai Rokhmat
mengartikan, Islam yang membuat mereka hijrah dari Makkah ke Madinah untuk
menerapkan Islam. “Lalu Rasulullah mempersaudarakan di antara mereka, Muhajirin
dan Ansar, sekalipun mereka berbeda suku bangsa, berbeda tanah kelahiran, bahkan
mereka seperti saudara mereka sendiri,” ulasnya.
“Islam kaffah
tadi terwujud dengan hijrahnya Rasulullah saw. dari Makkah ke Madinah bukan
sebagai pengungsi, tetapi sebagai kepala negara,” lugasnya.
Ia menjelaskan,
penjelasan itu diperoleh dari peristiwa penting yang mendahului yakni baiatul
Aqabah ats-tsaniah. “Mereka berbait untuk mendengar dan taat yang artinya
siap menjadi rakyat. Rakyat itu mendengar dan taat,” tandasnya.
“Berarti ada
yang memerintah, yaitu Rasulullah saw.. Begitu Rasulullah saw. berada di
Madinah, nasib umat Islam berubah,” ujarnya.
“Saat di Makkah
umat Islam disiksa, menderita, maka tidak lagi itu terjadi. Ketika Rasulullah saw.
ke Madinah, begitu ada peristiwa satu orang dilecehkan di pasar Madinah oleh orang Yahudi, satu orang Muslim dibunuh,
Rasulullah memobilisasi kaum Muslimin mengepung Yahudi Bani Qainuqa dan mengusir.
Karena Rasulullah menjadi kepala negara,” tutur Kiai.
Rasulullah
mengadili perkara di antara mereka, lanjutnya, Rmengangkat panglima-panglima perang. “Rasulullah
mengumumkan perang, damai, dan melakukan perjanjian dengan institusi
negara-negara lainnya,” terangnya.
“Tidak mungkin
ini dilakukan oleh ketua RT, RW, gubernur, atau menteri pertahanan. Ini hanya
dilakukan oleh seorang kepala negara,” luhasnya.
Peninggalan
Rasulullah
Kiai Rokhmat
menyatakan bahwa Rasulullah saw. meninggalkan umat Islam bukan hanya Al-Qur’an,
hadis, dan ajaran Islam, tetapi juga meninggalkan negara. “Ada wilayahnya, rakyatnya,
hukum yang diterapkan. Umat Islam tinggal mewarisi,” sebutnya.
“Maka ketika
Rasulullah saw. wafat, yang dilakukan umat Islam segera mengangkat memimpin
setelahnya sebagai kepala negara. Diangkatlah Sayidina Abu Bakar, berikutnya sayidina
Umar, berikutnya sayidina Utsman, dan seterusnya. Dan itu makin nyata apa yang
ditinggalkan Rasulullah adalah benar-benar negara seperti yang dijalankan pada
masa sesudahnya,” bebernya.
Bahkan,
ujarnya, pada masa sayidina Umar wilayah kekuasaan yang ditinggalkan Rasulullah
bukan hanya tetap di Jaziratul Arab, tetapi dilakukan perluasan futuhat ke
Mesir, Persia, Syam, termasuk di dalamnya adalah Palestina yang ditaklukkan
pada zaman sayidina Umar.
“Terus begitu
umat Islam Khilafah Rasyidah. Setelah selesai diganti dengan Khilafah Umawiyah,
Khilafah Abbasiyah, diganti lagi Abbasiyah versi dua, dan terakhir adalah
Khilafah Utsmaniyah,” terangnya.
Hijrah Adalah Berdirinya Negara
Lanjut diterangkan,
tahun 1924, umat Islam tak punya negara, tak ada yang menaungi mereka. “Umat
Islam menjadi yatim. Khilafah tak lagi terwujud. Negara negeri-negeri Islam itu
dibagi-bagi, diberikan kepada antek-antek mereka,” ungkapnya.
“Lalu kemudian disebut
sebagai negara Saudi, Libanon. Suriah, Irak, Iran, dan segala yang itu semua
adalah wilayah kaum Muslimin yang dibagi-bagi, diberikan kepada antek-antek
mereka,” beber Kiai.
“Ini yang
terjadi saat ini pascaruntuhnya khilafah. Jadi sebenarnya hasil paling penting
dari hijrah adalah berdirinya negara,” tegasnya.
Oleh karena
itu, lanjutnya, ketika memperingati Muharram seperti ini, ingatlah hijrah Nabi saw..
“Jika kita ingin betul-betul mempraktikkan kembali hijrah adalah menegakkan Khilafah
Ar-Rasidah Ats-Tsaniah, yang ukhuwah betul-betul terwujud dan Islam secara kaffah
diterapkan secara nyata,” serunya.
“Tanpa itu, umat Islam hanya menjadi, seremoni tetapi tidak ada dalam keadaan nyata. Sekali lagi hal penting yang harus diperjuangkan umat Islam adalah kembalinya kekuasaan Al-Khilafah Al-Islamiah agar umat Islam akan menjadi ummah wahidah, ummah yang menerapkan Islam secara kaffah,” kembali Kiai mengingatkan.
Lanjut
diungkapkan, ummah yang akan menjadi khairu ummah, ummah
azizah, ummah karimah, ummah azimah. “Sekali lagi tidak akan
terwujud kecuali umat Islam punya khilafah. Itulah tugas kita untuk
memperjuangkan kembali tegaknya khilafah di muka bumi ini,” tutupnya.[] Rere