"Meskipun punya kecerdasan, bakat, kemampuan, tetapi
kalau dia malas berlatih, malas meningkatkan kemampuan dan kapasitas, tidak
akan sampai pada level sempurna atau advance," terangnya di akun Instagram
har.030324 dengan tema Anak Berbakat dan Cerdas Tapi Malas, Kamis
(22/05/2025).
"Sehebat apapun dia, secerdas apapun dia,
seberbakat apapun dia, kalo tidak pernah diasah, tidak pernah dilatih, itu
ibarat pisau," ungkapnya.
Ia melanjutkan, pisau itu mempunyai potensi memotong,
namun jika tidak pernah diasah akan berkarat, tumpul dan pada akhirnya tidak
bisa dipakai saat diperlukan. “Anak dan orang tua harus memahami itu,” lugasnya.
"Nalar seperti ini harus dibangun untuk anak-anak
sekarang yang relatif nalarnya lemah," imbuhnya.
Ia memaparkan, anak berbakat, mampu, cerdas, tetapi dia malas, maka
dibutuhkan penjelasan yang dihadapkan pada fakta-fakta, supaya dia memahami
kesalahanya dan mau merubah kebiasaan buruknya (malas).
Man Jadda Wajadda
Kiai Hafidz mengatakan, dalam ungkapan bahasa Arab
disebutkan man jadda wajadda, siapa yang bersungguh-sungguh dia akan
bisa.
"Secerdas apapun kalau dia tidak rajin,
seberbakat apapun kalau dia tidak rajin, maka tidak akan bisa. Namun
sebaliknya, ketika dia rajin meskipun tidak cerdas, tidak punya bakat, tetapi
karena dia dilatih terus maka dia akan bisa.
"Dalam hal ini, kita harus paham bahwa skill
atau apa yang dia miliki, kemampuan apapun itu butuh latihan, butuh exercise,"
tutupnya.[] Yesi