TintaSiyasi.id -- Sukacita menyambut hari raya, berkumpul dengan sanak saudara adalah momen yang amat istimewa bagi umat Muslim di penjuru dunia. Namun tidak dengan umat Muslim Palestina. Teriakan, penembakan, pengeboman, tak kunjung usai terdengar di telinga mereka. Bahkan kehilangan orang yang dicinta saat hari raya tiba, kini marak terjadi di Palestina.
Bertepatan dengan hari kedua perayaan Iduladha yakni pada Sabtu, 7 Juni 2025, dilaporkan sedikitnya 17 warga Palestina meninggal dunia. Bahkan, sebanyak 33 warga Palestina dikabarkan kehilangan nyawa pada hari pertama Iduladha yakni Jumat, 6 Juni 2025 lalu, akibat serangan udara dan penembakan Israel di berbagai wilayah Gaza.
Perayaan Iduladha tahun ini menjadi yang keempat bagi warga Gaza sejak dimulainya operasi militer Israel yang disebut-sebut sebagai upaya genosida. Dan telah merengut hampir 54.700 jiwa. Tak hanya itu, agresi militer Israel juga mengakibatkan umat Muslim Palestina kelaparan dan membuat jalur Gaza nyaris tak layak lagi untuk ditinggali. Dilansir dari Beritasatu.com pada Sabtu, 7 Juni 2025.
Kekejaman Zionis Yahudi terhadap umat Muslim Palestina kian hari kian membabi buta. Pasalnya bayi merah yang tak berdosa sekalipun turut menjadi sasaran utama Zionis Yahudi laknatullah. Bagi zionis dosa mereka adalah karena mereka merupakan bayi Muslim keturunan Palestina. Tak cukup membunuh bayi-bayi mungil tanpa dosa, zionis bahkan menjadikan kelaparan sebagai senjata untuk membunuh generasi Palestina secara pelan-pelan.
Mirisnya, para penguasa negeri Muslim di dunia hanya bungkam. Menutup mata dan telinga seakan-akan tidak terjadi peperangan terhadap sesama saudaranya di negeri Palestina. Bukannya mengirimkan pasukan untuk melawan dan membebaskan Palestina dari cengkeraman Zionis Yahudi, penguasa malah sibuk beretorika tanpa mengeluarkan tindakan nyata.
Bahkan solusi yang dikerahkan oleh penguasa negeri Muslim saat ini tidaklah efisien. Seperti dengan membagi tanah Palestina menjadi dua bagian (solusi dua negara) menyalurkan makanan kepada mereka, dan memboikot produk Israel. Namun, perlu diketahui bahwa solusi tersebut ibarat seperti tangan seseorang yang terkena paku namun kita malah menyuapi makanan kepada orang tersebut tanpa mengangkat paku dari tangannya. Sehingga tampak jelas bahwa solusi tersebut adalah solusi yang bersifat sementara tanpa berpotensi pada pembebasan tanah Palestina.
Berbeda dengan sistem Islam. Islam akan memberikan solusi yang solutif untuk membebaskan Palestina. Yaitu dengan jihad dan khilafah. Yang nantinya, khilafah akan mengirimkan pasukan militer untuk mengusir penjajah Yahudi dari tanah yang diberkahi Palestina.
Rasulullah shallawlahu alaihi wasallam pun pernah menjelaskan, bahwa seorang Muslim dengan Muslim yang lain bukanlah individu yang terpisah, namun mereka laksana satu tubuh. Sebagaimana sabda beliau “Perumpamaan kaum Mukmin itu dalam hal saling mengasihi, mencintai dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan turut merasakan sakitnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, kelaparan, pembunuhan, dan pembantaian yang terjadi di negeri Palestina saat ini tentu tidak akan terjadi jika kita hidup dalam naungan khilafah. Jadi akankah kita masih diam saja melihat kerusakan yang terjadi pada sistem saat ini atau ikut berjuang bersama kelompok dakwah ideologis untuk menegakkan kembali Khilafah Islamiyah di muka bumi. Wallahu a'lam bishshawab. []
Syifa Rafida
(Aktivis Muslimah)