Tintasiyasi.ID -- dr. Abdul Wahid, Muslim Intelektual Inggris, menyebut bahwa situasi India-Pakistan kini sedang meredam, yang sebelumnya sempat memanas yang kemungkinan telah menemui keuntungan politik domestik kedua negara, sementara bagi Kashmir tetap dalam tekanan.
“Serangan India telah direspons balik oleh Pakistan
dengan lima jet tempur dan beberapa drone. Untuk saat ini sepertinya
permusuhan telah menjadi tenang. Mungkin telah menemukan keuntungan politik
untuk populasi domestik mereka. Sementara itu, penduduk di Kashmir hidup di
bawah sebuah penjajahan dengan penjagaan 500.000 tentara, dan terus memberikan
tekanan dengan berbagai cara,” ungkapnya dalam video yang diunggah dalam akun X
pribadinya @AbdulWahid_X dengan judul Affter India’s Attack on
Pakistan, Kamis (08/05/2025).
Bukan hanya Muslim, warga minoritas lainnya seperti
Kristen, Dalit, Sikh yang berada di India, juga telah menanggung risiko berat
dari ideologi Hindutva RSS yang telah menguasai negara itu selama 20 tahun
terakhir.
Hindutva RSS adalah sejenis ideologi yang berada dalam
bagian filosofi kebencian Adolf Hitler, sehingga tidak mengejutkan jika
minoritas dipersekusi.
“Tidak mengejutkan juga sebuah kejahatan nasionalisme
hadir di sana. Tidak mengejutkan ada sifat peperangan dan permusuhan terhadap
tetangganya,” tambahnya.
Lanjut ia menyabutkan bahwa pemikiran seperti itulah
yang kini dibenarkan dan mendominasi dunia.
“Perdana Menteri India Narendra Modi melihat sekutunya
Zionis di Palestina, dapat melakukan genosida dan pembersihan etnis (etnis
cleansing) dengan kebal hukum. Tidak ada tuntutan internasional dan hukum
internasional hadir dalam bentuk atau model apapun. Modi banyak belajar dari
sekutu dan temannya Donald Trump, dan karakter Eropa seperti Britania” sambung
dr. Abdul.
Di sisi lain, diplomat politik negara Pakistan bicara
tantang keterlibatan komunitas internasional untuk memecahkan masalah Kashmir.
Karena hakikatnya, lanjutnya, Pakistan tidak pernah
membahas peluang untuk membebaskan Kashmir, yang sebenarnya mampu dilakukan
oleh angkatan bersenjata Pakistan.
“Mereka tidak membahas bahwa kini dunia
mempertontonkan nasionalisme yang korup, kacau, hingga pertumpahan darah. Dan
Islam adalah satu-satunya solusi untuk itu,” jelasnya lagi.
Seharusnya kata dr. Abdul Wahid, potensi besar yang
dimiliki Pakistan berupaya untuk memikirkan cara realisasi pembebasam manusia
yang dijajah seperti di Kashmir, termasuk Gaza (Palestina).
Juga harus berpikir untuk membangun suatu sistem yang
harus dimiliki umat Islam untuk menjamin keberlangsungan hidup kaum minoritas
dengan berbagai latar belakang. “Keadilan, keamanan, dan keharmonisan yang
pernah terwujud dan dituliskan dalam sejarah di dunia Islam,” tuturnya.
“Saya tahu bahwa mayoritas orang-orang kini banyak
yang melewati batas-batas atau garis kontrol. Lalu berpikir segalanya akan
mereda. Pemimpin kedua belah pihak (India dan Pakistan) memainkan keuntungan
politik kapital untuk kembali pada kepentingan atau bisnis seperti biasanya,”
bebernya lagi.
Namun, situasi demikian sejatinya harus membuat umat
Islam berpikir tentang tujuan pentingnya kepeminpinan seperti yang firman Allah
Swt..
“Alif lam ra, Al-Qur’an itu diturunkan kepadamu
wahai Muhammad untuk membawa manusia dari kegelapan menuju cahaya yang terang
benderang dengan izin Allah Swt.. Inilah tugas kita untuk mengikuti Nabi saw.,
yaitu mewujudkan satu sistem kepemimpinan yang mampu menciptakan keharmonisan
antarumat manusia” pungkasnya.[] M. Siregar