Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Dialog Muharram, UIY: Hijrah Rasulullah Saw. Adalah Simbol Perubahan Besar

Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:01 WIB Last Updated 2025-06-28T08:01:23Z

Tintasiyasi.ID -- Refleksi hijrah Rasulullah saw. dari Makkah ke Madinah, Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto menilai hijrah Rasulullah adalah simbol perubahan besar.

"Tapi hijrah Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam dari Makkah ke Madinah bukanlah sekedar perpindahan fisik, Ia adalah simbol perubahan besar dalam visi misi dan strategi kehidupan itulah kenapa hijrah disepakati oleh para sahabat menjadi tonggak awal perhitungan tahun Islam," tuturnya dalam Dialog Muharram: Hijrah, Merajut Ukhuwah, Merangkai Peradaban Islam Kaffah, Sabtu (28/06/2025) di YouTube One Ummah TV.

Menurutnya, karena dari sanalah dimulai perjuangan yang terorganisir terarah dan harapan. Dari hijrah Rasulullah dan para sahabat kita mendapatkan sejumlah inspirasi relevan untuk kehidupan kita. 

Pertama, keberanian mengambil keputusan besar. Hijrah dari Makkah ke Madinah bukanlah keputusan mudah. Nabi dan para sahabat meninggalkan tanah kelahirannya, harta dengan risiko nyawa.

"Jelaslah dalam perjuangan memerlukan keberanian mengambil keputusan besar demi masa depan yang lebih baik dalam naungan ridha Allah subhanahu wa ta'ala," kata Ustaz Ismail.

Kedua, perencanaan strategi yang matang. Hijrah bukan pelarian mendadak, Nabi menyusun rencana memilih waktu, rute yang tidak biasa, kerja sama dengan pemandu non muslim. 

"Dari sana mendapatkan pelajaran bahwa perubahan besar dalam hidup, apalagi hidup bersama perubahan besar dunia harus disiapkan dengan strategi dan kerjasama yang matang," bebernya.

Ketiga, menjaga optimisme dan keyakinan. Meski dalam tekanan Nabi tetap yakin akan pertolongan Allah subhanahu wa ta'ala. Zat walllah ala kulli syain qadir, saat bersembunyi di gua Tsur Nabi berkata laa tahzan innallaha ma'ana, jangan bersedih hati Allah bersama kita.

"Dan yakinlah, dalam masa sulit apalagi dalam menggerakkan perubahan besar, tetap lah yakin dan percaya bahwa Allah subhanahu wa ta'ala pemilik alam semesta ini tak pernah meninggalkan kita yang setia di jalanNya," seru Ustaz Ismail.

Keempat, membangun masyarakat plural yang inklusif. Sesampainya di Madinah, Nabi tidak hanya membangun masjid, tapi juga menyatukan kaum Muhajirin dan Anshar serta menjalin kesepakatan damai dengan non muslim.

"Dari sana kita mendapatkan pelajaran bahwa hijrah bukan hanya soal diri sendiri, tapi juga bagaimana membangun sebuah masyarakat yang adil damai sejahtera. Dan itu hanya mungkin dalam naungan Islam yang Kaffah," tegas Ustaz Ismail.

Kelima, transformasi diri dan lingkungan. Hijrah menandai perubahan dari dakwah tertindas menjadi kekuatan yang membentuk masyarakat. Dari sana kita belajar, bahwa hijrah tak hanya tentang perbaikan kualitas diri tapi tentang perubahan pola dan tatanan hidup dari yang buruk menjadi yang lebih baik.

Ia menambahkan, hijrah Rosulullah saw. dari Mekah ke Madinah bukan hanya perjalanan fisik tapi juga sebuah transformasi besar dalam kehidupan umat Islam. Yang kemudian menjadi tonggak penting dalam tegaknya peradaban Islam yang membentang berbilang abad lamanya, yang tercatat sangat bagus oleh Michael H. Hurt Baginda Rasulullah Saw adalah the most influential person in history.

"Dari tekanan dan keterasingan menuju kebebasan dan kekuatan politik, di Madinah Rasulullah mempersatukan suku-suku yang sebelumnya saling berseteru menjadi satu umat yang solid, terikat dalam akidah Islam. Ini titik awal terbentuknya masyarakat Islam pertama yang berlandaskan pada hukum-hukum Allah. Tempat di mana wahyu tak hanya diamalkan secara individu, tapi ditegakkan secara kolektif dalam sistem kehidupan di bawah Daulah Islam," pungkasnya.[] Munamah

Opini

×
Berita Terbaru Update