Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Cendekiawan: Pangkal dari Wukuf di Arafah Kesadaran Pemikiran

Selasa, 10 Juni 2025 | 18:45 WIB Last Updated 2025-06-10T11:54:42Z

Tintasiyasi.ID -- Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto (UIY) menilai pangkal dari wukuf di Arafah adalah kesadaran pemikiran, seperti yang disampaikan Nabi Muhammad saw. bahwasanya tafakur sejenak lebih baik daripada ibadah satu tahun.

 

"Inti berdiam diri sesaat di Arafah itu adalah seperti disampaikan Nabi, tafakur sejenak lebih baik daripada ibadah satu tahun. Mengapa? Karena pangkal dari semua ini adalah kesadaran pemikiran," ucapnya di kanal YouTube One Ummah TV; Memahami Substansi Puncak Ibadah Haji, Kamis (05/06/2025).

 

Ia menjelaskan, ketika wukuf di Arafah jemaah haji dianjurkan memperbanyak doa, zikir, dan membaca Al-Qu'ran. "Di sinilah pentingnya kita percaya dan membaca Al-Qur'an. Kalau kita tidak membaca Al-Qur'an atau membaca Al-Qur'an tetapi tidak dengan keyakinan penuh kepada Al-Qur'an, kita tidak akan pernah tahu ke mana setelah kita mati," ulasnya.

 

"Karena kita membaca Al-Qur'an dan kita percaya, jadi kita tahu. Kita akan mati tetapi kemudian akan dibangkitkan," ujarnya.

 

Sehingga ia menekankan bahwa ketika wukuf di Arafah jemaah haji betul-betul harus memikirkan, merenungkan, dan menghayati tentang tiga hal, yakni dari mana berasal, hidup untuk apa, dan ketika mati tujuannya ke mana.

 

"Supaya dia menemukan kesadaran puncak yang itu akan membimbing dia kepada tauhid, kepada keimanan Allah Swt. yang kokoh. Karenanya mewujudkan ketaatan kepada Allah Swt. dengan ketaatan sempurna sebagaimana ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim as.. Itulah wukuf di Arafah," terangnya.

 

"Jadi itu (wukuf Arafah) puncaknya dan sekali lagi tidak boleh ada jemaah haji yang tidak sampai ke sana," sambungnya.

 

Meski demikian, ia meyakini masih banyak jemaah haji yang belum menemukan kesadaran, bahkan tidak mengerti apa yang harus dilakukan pada saat wukuf di Arafah.

 

"Saya melihat sendiri ketika haji, begitu selesai khotbah, zikir, wirid paling butuh waktu satu sampai dua jam, sementara wukuf sendiri membutuhkan waktu enam jam. Lalu empat jam sisanya apa? Tidur! Itulah yang terjadi. Tetapi tidur masih mending karena capek, tetapi ada yang main gaple. Betul saya lihat itu. Ya Allah, Ya Rabbi, ini di tanah suci," keluhnya.

 

Meski demikian, UIY menilai ibadah haji suatu ibadah yang memerlukan effort luar biasa, biaya tidak sedikit, dan memerlukan waktu yang panjang untuk mendapat giliran menunaikan Ibadah haji.

 

"Puncaknya tanda petik hanya wukuf, berdiam di Arafah dan harus di situ, tidak boleh tidak di situ, suatu tempat tidak terlalu luas kurang lebih 17,4 meter persegi," pungkasnya.[] Taufan



Opini

×
Berita Terbaru Update