Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Budaya Streaming: Sarana Dakwah dan Melangsungkan Kehidupan Islam

Jumat, 13 Juni 2025 | 16:06 WIB Last Updated 2025-06-13T09:06:54Z

TintaSiyasi.id-- Dari Layar Menuju Cahaya, Menebar Nilai Islam di Era Digital

Mukadimah: Jalan Baru untuk Dakwah Lama
Dakwah adalah warisan para Nabi. Ia adalah seruan menuju kebenaran, ajakan menuju kebaikan, dan penerang jalan hidup manusia. Dalam sejarahnya, dakwah selalu mengikuti dinamika zaman. Dari lisan ke tulisan, dari mimbar ke media. Hari ini, kita hidup di era budaya streaming, konten mengalir setiap detik, ditonton berjuta pasang mata dari layar HP hingga smart TV. Di sinilah muncul pertanyaan penting:
Akankah budaya streaming hanya menjadi hiburan dan tontonan semata ataukah ia akan menjadi medan dakwah yang kuat dan menyentuh jiwa?

Islam Membuka Peluang untuk Setiap Sarana Kebaikan

Dalam Islam, segala hal yang mendekatkan manusia kepada Allah dan tidak melanggar syariat dapat dijadikan wasilah (sarana) dakwah. Maka, streaming selama isi dan tujuannya benar, bisa menjadi jalan untuk menyampaikan pesan tauhid, akhlak, keadilan, dan kemanusiaan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sampaikan dariku walau satu ayat."
(HR. Bukhari).
Dahulu, seruan ini ditunaikan dengan berjalan kaki dan menulis dengan tinta. Kini, bisa ditunaikan lewat satu rekaman pendek di TikTok, satu live streaming tausiyah, atau satu serial edukasi keislaman di YouTube.

Keunggulan Budaya Streaming Sebagai Dakwah

1. Akses Luas dan Cepat
Satu video bisa menjangkau jutaan orang lintas negara dan usia. Bukan hanya jemaah tetap, tetapi mereka yang sebelumnya jauh dari masjid pun bisa ikut mendengar dakwah.

2. Menjangkau Generasi Digital Native
Generasi milenial dan Gen Z lebih akrab dengan layar daripada lembar kitab. Maka, dakwah harus hadir di tempat mereka berada tanpa mengurangi kedalaman pesan.

3. Interaktif dan Aktual
Streaming memungkinkan dialog dua arah, tanggapan real-time, dan pembahasan isu-isu aktual. Ini membuat dakwah terasa lebih dekat dan relevan.

4. Konten Abadi dan Dapat Diulang
Berbeda dengan ceramah langsung yang selesai saat ditutup, konten streaming bisa ditonton ulang, dibagikan, dan menjadi amal jariyah yang terus mengalir.

Tantangan dan Adab Dakwah Streaming

1. Jangan Tergoda Popularitas
Dakwah bukan kontes followers. Ikhlas tetap menjadi kunci utama. Tujuan streaming dakwah adalah menghidupkan hati, bukan mencari sensasi.

2. Hati-hati dengan Gaya dan Isi
Bahasa boleh ringan, gaya boleh kreatif, tetapi pesan harus tetap lurus. Jangan sampai demi “engagement”, isi dakwah dikaburkan atau dikompromikan.

3. Hindari Fanatisme Personal
Streaming membuka peluang pengidolaan ustaz. Padahal, dakwah bukan soal pribadi, tetapi soal menyambung risalah Rasulullah ﷺ. Jangan jadikan ustaz idola, tetapi teladan untuk mengenal Allah lebih dalam.

4. Jaga Etika Komentar dan Diskusi
Jangan sampai ruang dakwah menjadi tempat saling mencela. Sebarkan salam, bukan saling menyindir. Perkuat ukhuwah, bukan menjatuhkan sesama.

Contoh Sukses Dakwah Streaming
• Kajian Rutin via YouTube dan Instagram Live oleh para dai, ustazah, dan guru spiritual menjadi sumber ilmu yang menyentuh jutaan hati.
• Serial mini drama Islami, seperti cerita hijrah, parenting islami atau kisah sahabat, menjangkau kalangan muda dengan pendekatan naratif.
• Reaksi dan tanggapan Islami terhadap isu sosial, menjadikan Islam tampak responsif, cerdas, dan solutif.

Semua ini menandakan bahwa budaya streaming bukan musuh dakwah, tetapi kendaraan modern yang harus dikendarai dengan iman dan akhlak.

Penutup: Dari Streaming ke Meaning, Membangun Makna Hidup Islami

Budaya streaming hanyalah alat, tetapi di tangan yang ikhlas dan cerdas, ia bisa menjadi jembatan menuju hidayah, penggugah kesadaran, dan penguat umat.

Gunakan budaya streaming bukan sekadar untuk “menghibur diri”, tetapi juga untuk “menghidupkan hati”. Jadikan konten sebagai media tazkiyatun nafs (penyucian jiwa), bukan sekadar tontonan kosong.

Dan bagi para dai, ustaz, konten kreator, dan siapa pun yang tergerak:

Jangan tunda berdakwah. Karena hari ini, satu video yang jujur dan tulus bisa menjadi sebab seseorang berubah dan kembali kepada Allah.
“Barang siapa menunjukkan kepada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.”
(HR. Muslim).

Wallahu a’lam

Dr. Nasrul Syarif, M.Si
Penulis Buku dan Dosen Pascasarjana  UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update