“Pentingnya negara itu hadir di dalam mengendalikan
konsumsi masyarakat, memastikan bahwa masyarakat itu hanya mengonsumsi makanan
yang halal saja,” paparnya dalam Terdaftar Halal, Ternyata Haram, Kok Bisa?
di kanal YouTube UIY Official, Kamis (08/05/2025).
Menurut pandangan Islam, lanjutnya, ini soal penting. “Nabi
saw. juga mengatakan, ‘Tidak masuk surga darah dan daging yang terbuat atau
tersusun dari zat yang haram. Neraka lebih layak untuk darah dan daging seperti
itu.’,” sebutnya mengutip sebuah hadis.
UIY menambahkan, hal itu menjadi sifat bisnis yang
sekuler kapitalis, segala cara ditempuh untuk meraup keuntungan.
“Menunjukkan sifat dari bisnis itu tempat untuk
mengejar keuntungan, apa pun akan ditempuh pada bisnis yang sekuler
kapitalistik,” terangnya.
Tidak semua orang, ungkap UIY, mengetahui turunan
berbagai bentuk dan nama dari babi. “Negara hari ini menganggap semuanya halal
sampai terungkap keharamannya,” lugasnya.
“Ini hari negeri ini tuh kita harus beranggapan bahwa
seluruhnya halal sampai ketahuan itu haram. Tetapi tidak semua orang kan
mengerti gitu kandungan-kandungan yang di situ sebenarnya mengandung unsur
haram. Karena babi itu nama umumnya, tetapi nama generiknya kita enggak tahu,
dalam berbagai bentuk dan berbagai nama,” jelasnya.
Bisnis Halal
UIY menyampaikan bisnis halal adalah bisnis yang aman
karena bisnis yang haram selalu mengacu pada masalah sosial.
“Karena ini hari tuh justru melihat bahwa bisnis halal
itu adalah bisnis yang aman. Misalnya begini, haram itu kan di antaranya
minuman, minuman keras itu di mana tempat selalu beririsan dengan problem
sosial,” tuturnya.
Ada mabuk-mabukkan, tambahnya, setelah itu terjadi
kecelakaan lalu lintas juga konflik keluarga. “Karena orang yang sudah mabuk
itu out of control, sebagaimana terjadi di sejumlah kota-kota di Eropa.
“Dalam berbisnis halal, tidak sekadar untung, tetapi
juga mendapatkan ketentraman dan kedamaian sosial,” tuturnya.
“Berbisnis untung tetapi sekaligus kita mendapatkan
ketentraman, kedamaian secara sosial, secara politik juga, maka industri halal
itulah jawabannya,” pungkasnya.[] Nabila Sinatrya