“Pengaruh buruk teknologi internet terhadap rangsang
seksual yang menyebabkan darurat kekerasan seksual harus ada regulasi yang
dikeluarkan pemerintah untuk mencegah pengaruh buruk tersebut,” terangnya dalam
podcast yang berjudul Indonesia Darurat Kekerasan Seksual! di
channel Youtube UIY Official, Sabtu (03/05/2025).
Ia juga menjelaskan bahwa mencegah kemudaratan itu
harus didahulukan daripada meraih kemaslahatan.
"Kalau di dalam kaidah itu kan disebut dar'ul
mafasid muqaddamun 'ala jalbil mashalih, jadi mencegah kemudaratan itu
harus didahulukan daripada meraih kemaslahatan," tuturnya.
saat aturan Islam ditegakkan, maka akan tumbuh pula
kesadaran yang benar dalam masyarakatnya.
"Ini andai kita harus memilih antara kita
mendapatkan kebaikan dari teknologi dan di saat yang sama harus menerima
kemudaratan, maka kaidah tadi itu menyatakan harus dicegah kemudaratan meski
dengan itu kita tidak mendapatkan kemanfaatan," jelasnya.
Ustaz Ismail mengibaratkan bahwa jangkauan internet
itu luas tanpa batas bak udara bebas yang bisa kita pilih udara mana yang ingin
kita hirup.
"Dengan internet itu kan membuat dunia itu
seperti one village, yaitu satu desa yang borderless , yang tidak
ada lagi tapal batas. Apa yang kita saksikan ini hari belum tentu berasal dari negeri kita ya,
dia berasal dari satu negeri yang tak lagi mengindahkan batasan-batasan,
nilai-nilai, aturan-aturan apalagi kemudian syariat gitu,” paparnya.
“Maka yang bisa kita lakukan adalah membatasi atau
mengontrol tadi itu karena ini ibarat seperti udara bebas yang orang bisa
menghirup. Yang bisa atur adalah diri kita sendiri, jangan menghirup udara yang
kotor, hanya udara yang bersih," paparnya.
"Maka ini harus ada regulasi yang saya kira
penting dikeluarkan pemerintah untuk mencegah rangsang ini atau pengaruh buruk
dari internet, sosial media," jelasnya.
"Ketika Islam itu dulu berjaya, dia bisa
menyebarkan etika yang benar, aturan yang benar, kesadaran yang benar. Maka
akan tumbuh pula kesadaran yang benar dalam masyarakatnya." imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengatakan bahwa
derasnya rangsangan pemicu kekerasan seksual dipengarui oleh global ruling
power yang saat ini tengah berkuasa.
"Ini hari global ruling power itu adalah
kekuatan sekuler kekuatan liberal yang akhirnya dipancarkan adalah nilai-nilai liberal. Jadi saya rasa itu juga
berkorelasi," pungkasnya.[] Hima
UIY: Pentingnya Negara itu Hadir Mengendalikan
Konsumsi Masyarakat