Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Siswa "Nakal" Dikirim ke Barak Militer, UIY: Pembarakan Siswa Itu Harus Disertai dengan Pemahaman Kerangka Persoalan

Kamis, 22 Mei 2025 | 21:26 WIB Last Updated 2025-05-22T14:26:59Z
TintaSiyasi.id -- Menyoroti kebijakan kontroversial Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengirim anak-anak nakal ke barak untuk dididik secara militer, Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto (UIY) menilai mestinya disertai dengan pemahaman tentang kerangka persoalan agar tidak menimbulkan implikasi yang lain. 

"Pembarakan siswa itu harus disertai dengan pemahaman kerangka persoalan. Kalau tidak, ini akan bisa menimbulkan implikasi yang lain nanti," tuturnya di kanal YouTube UIY Official: Anak Nakal di Barak Militer, Solusi? Rabu (14/5/2025). 

Ia menjelaskan, persoalan anak nakal ini disebabkan oleh tiga faktor, pertama, terkait sistem nilai yang dianut bermasalah. "Karena ini hari, kalau kita berbicara kenakalan remaja sudah bukan lagi ala remaja, perkelahiannya sudah dengan nuansa hendak membinasakan," sorot UIY. 

Kedua, adanya nuansa kekerasan dilingkungan keseharian dan media sosial yang melingkupi dunia remaja saat ini. Ketiga, adanya paradigma yang salah selama ini, yang menganggap usia remaja masih terkategori anak-anak. 

"Sering disebut dengan istilah dibawah umur, padahal mereka itu sudah jauh diatas umur dalam pengertian bahwa mereka itu sudah dewasa sesungguhnya. Apalagi kalau kita gunakan tolak ukur syariah, batas mukallaf adalah ihtilam. Jadi, ketika anak laki-laki sudah mimpi basah, perempuan sudah haid, itu harus dianggap sebagai mukallaf. Maka mestinya dia harus menjadi seorang yang bertanggung jawab terhadap apa yang dia lakukan, ucapan maupun tindakan," bebernya. 

Itulah mengapa, lanjutnya, ketika remaja melakukan kenakalan bahkan hingga melakukan tindak kriminal namun tidak diberi sanksi tegas yang mampu membuat efek jera pelakunya, ini menunjukkan sebuah kekeliruan yang besar dalam sistem hukum saat ini. 

"Saya kira faktor-faktor ini harus dikupas terlebih dahulu,  dicari akar masalahnya dan solusinya. Sebab jika tidak, maka 'pembarakan' mereka itu bisa menimbulkan implikasi lain. Misalnya, alih-alih mendapatkan punishment malah mungkin mendapatkan keistimewaan karena dia pernah dilatih secara militer. Kemudian bukan memunculkan sebuah pribadi yang welas asih, pribadi yang lembut hatinya tapi pribadi yang lebih garang, lebih keras," paparnya. 

Oleh karena itu, jelas UIY, jika ingin menuntaskan persoalan kenakalan remaja maka, negeri ini mesti menciptakan sistem pendidikan ideal yang menyentuh tiga aspek yakni, pertama, pembentukan karakter siswa menjadi kepribadian Islam. Kedua, menanamkan tsaqafah atau pemahaman dengan landasan akidah Islam. Ketiga, menguasai ilmu kehidupan seperti sains dan teknologi. 

"Disitu peran negara menjadi sangat penting, negara yang betul-betul mengerti bagaimana mengatur masyarakatnya dengan aturan yang benar, itulah Islam," tutupnya. []Tenira

Opini

×
Berita Terbaru Update