TintaSiyasi.id -- "Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga."
(HR. Muslim).
Pendahuluan: Sekolah dan Paradigma Kehidupan
Banyak yang memandang sekolah hanya sebagai tempat transfer ilmu, sekadar ruang untuk belajar berhitung, membaca atau menghafal. Namun, dalam pandangan Islam, sekolah adalah taman ibadah, medan perjuangan ruhani dan tempat penggemblengan jiwa menuju Allah Swt.
Sekolah bukan sekadar institusi akademik, tetapi juga gerbang awal peradaban hati. Di sinilah karakter ditanam, akhlak dibentuk, dan arah hidup mulai diarahkan. Maka, penting untuk menyadari bahwa tujuan akhir dari pendidikan bukan sekadar kepintaran intelektual, tetapi keterhubungan spiritual dengan Allah Swt.
1. Visi Sekolah dalam Islam: Menjadi Tempat Bertumbuh Ruhani
Dalam Al-Qur’an, Allah Swt. berfirman:
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama.” (QS. Fathir: 28).
Ayat ini menunjukkan bahwa ilmu sejati menumbuhkan ketakwaan. Maka, sekolah harus menjadi tempat untuk mendidik anak-anak, bukan hanya agar pintar, tetapi juga agar semakin tunduk kepada Allah.
Seorang pelajar sejati bukan hanya yang fasih menjawab soal matematika, tetapi juga yang tunduk dalam shalat, jujur dalam perkataan, dan ringan tangan dalam kebaikan. Di sinilah letak pentingnya memadukan program-program akademik dengan spiritual building, yakni membangun jembatan antara ilmu dan iman.
2. Sekolah sebagai Mihrab Pengabdian
Bayangkan jika setiap guru mengajar dengan niat ibadah, dan setiap siswa belajar dengan kesadaran ingin mengenal Allah lebih dalam. Maka, sekolah akan menjadi mihrab pengabdian, bukan sekadar tempat mengejar nilai.
Sekolah adalah tempat anak-anak belajar menundukkan ego, mengendalikan hawa nafsu, dan menumbuhkan empati.
Program-program seperti shalat berjamaah, dzikir pagi, pembacaan Al-Qur’an, dan pembinaan akhlak harus menjadi rutinan, bukan sisipan. Karena dari sinilah jiwa-jiwa muda dibentuk untuk menjadi penerus umat yang kuat ruh dan raga.
3. Spirit Hang Tuah: Ilmu dan Keberanian Ruhani
Mengusung semangat Hang Tuah, sekolah bisa mengajarkan anak-anak untuk menjadi pejuang kebenaran yang berani dan berakhlak. Dalam sejarahnya, Hang Tuah bukan hanya dikenal karena keberanian, tetapi juga karena loyalitas, kedisiplinan, dan spiritualitas yang tertanam kuat.
Sekolah Hang Tuah hari ini harus mampu menanamkan nilai-nilai religiusitas yang kokoh, menjadikan peserta didik:
• Berani berkata benar meskipun sendiri.
• Tangguh dalam menghadapi tantangan hidup.
• Beradab dalam bersosial dan bermedia.
4. Spiritualitas dalam Manajemen Sekolah
Menjadikan sekolah sebagai tempat mendekat kepada Allah membutuhkan manajemen program spiritual yang sistemik dan terukur. Bukan sekadar kegiatan simbolis, tapi kegiatan yang:
• Menginternalisasi nilai ilahiyah dalam proses belajar.
• Mengaitkan setiap mata pelajaran dengan makna tauhid.
• Menciptakan budaya sekolah yang penuh rahmat, bukan hanya aturan.
Misalnya:
• Pelajaran sains mengantarkan pada kekaguman terhadap ciptaan Allah.
• Pelajaran bahasa menjadi jalan untuk menyampaikan kebaikan.
• Olahraga menjadi pelatihan akhlak sportif dan sabar.
5. Peran Guru: Murobbi Jiwa, Bukan Hanya Pengajar Materi
Guru bukan sekadar pengajar, tetapi murobbi, yaitu pembimbing jiwa. Ia adalah sosok yang ditiru, dicontoh, dan diikuti. Maka guru perlu:
• Menanamkan keteladanan ruhani.
• Menghidupkan nilai keikhlasan dan kesabaran dalam interaksi.
• Menjadi pelita dalam gelapnya zaman digital yang sering membutakan arah hidup anak-anak.
“Didiklah anak-anakmu dengan cinta dan doa sebelum dengan hukuman dan angka.”
(Syaikh Abdul Qadir al-Jailani).
6. Dari Sekolah Menuju Surga
Sekolah seharusnya menjadi miniatur masyarakat surga:
• Penuh kasih sayang.
• Saling menasihati dalam kebaikan.
• Berlomba-lomba dalam amal.
Jika sejak dini anak-anak merasakan keindahan spiritualitas di sekolah, maka mereka akan tumbuh menjadi generasi yang:
• Berilmu dan beriman.
• Kritis namun sopan.
• Berdaya namun bersujud.
Mereka tak hanya siap menghadapi dunia, tapi juga siap mempertanggungjawabkan hidup di akhirat.
Penutup: Cahaya dari Sekolah
Sekolah bukan cuma tempat belajar. Ia adalah pabrik jiwa, ladang pahala, dan jembatan menuju Allah Swt. Mari kita bangun manajemen sekolah yang tidak hanya mengejar prestasi akademik, tetapi juga merancang spiritual building yang kokoh, menyeluruh, dan membumi.
Dengan begitu, sekolah akan menjadi sumber cahaya, menyinari dunia, menuntun ke surga.
"Jangan hanya cetak juara kelas, cetaklah juga juara iman."
Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo