TintaSiyasi.id -- "Jika engkau merindukan Allah, maka ketahuilah, itu bukanlah suara hatimu semata, tetapi panggilan dari-Nya yang lebih dahulu mencintaimu.”
(Imam Ibn Qayyim al-Jauziyyah).
Mukadimah: Saat Rindu Tak Terucap
Setiap manusia pasti pernah merasa hampa. Ada saat ketika dunia tak lagi menghibur, ketika senyum tak lagi berarti, ketika segala pencapaian terasa hampa. Dalam kesunyian batin itu, muncul rasa yang lembut, tetapi kuat: rindu. Namun bukan rindu pada makhluk, bukan pada dunia, tetapi rindu pada Tuhan.
Rindu ini datang seperti angin, pelan tetapi menusuk. Ia hadir dalam diam, kadang di sela-sela zikir, kadang saat memandang langit, kadang saat semua orang tertawa, tetapi hati kita justru terasa kosong.
Tahukah engkau? Itu bukan perasaan biasa. Itu adalah tanda bahwa hatimu sedang dipanggil oleh-Nya.
1. Rindu Itu Bukan Dari Kita, tetapi Dari Allah
Dalam dunia ruhani, kerinduan kepada Allah adalah anugerah, bukan usaha.
Ibn 'Athaillah berkata dalam Al-Hikam:
“Bagaimana mungkin engkau dapat merindukan sesuatu yang belum pernah engkau lihat, jika bukan karena Dia sendiri yang menanamkan rasa rindu itu dalam hatimu?”
Artinya, ketika engkau merasa rindu kepada Allah, itu bukan karena engkau hebat dalam beribadah. Bukan karena zikirmu panjang atau tahajudmu teratur. Namun, karena Allah sedang mendekat, sedang membukakan pintu, sedang memanggilmu pulang.
Maka, jangan abaikan rasa itu. Jangan biarkan ia menguap begitu saja. Sebab, rindu kepada Allah adalah benih cahaya yang tumbuh di tanah hati yang belum mati.
2. Rindu adalah Bukti Hidupnya Hati.
Hati yang mati tak lagi merasa rindu kepada Allah. Ia hanya sibuk mengejar dunia, menumpuk harta, menyenangkan ego, memburu pujian.
Namun, hati yang hidup meskipun penuh dosa, meskipun kadang lalai, akan tetap merasa gelisah jika jauh dari-Nya. Ia menangis dalam sujud. Ia tak tenang dalam maksiat. Ia rindu dalam sepi.
"Seorang pendosa yang menangis karena rindu kepada Allah lebih mulia daripada seorang ahli ibadah yang merasa tak membutuhkan-Nya."
Jalaluddin Rumi
Rindu kepada Allah adalah cahaya iman yang masih menyala di lorong hati yang gelap. Bahkan, bila kau sedang jatuh, bila kau sedang merasa kotor dan hina, rindu itu adalah tanda bahwa Allah belum meninggalkanmu.
3. Mengapa Allah Membiarkan Kita Merindu?
Sebagian orang bertanya: “Jika Allah Maha Pengasih, mengapa Ia tidak segera hadir saat kita merindu?”
Jawabannya, karena rindu adalah jalan yang mengantar kita pulang. Allah sedang menyiapkan tempat yang lebih tinggi untukmu. Ia ingin kau benar-benar mendekat, bukan sekadar mencari ketenangan sesaat. Maka Allah beri rasa rindu agar kita:
• Menyucikan diri dalam taubat
• Menghidupkan zikir dalam sepi
• Menjauh dari dosa demi mendekat pada-Nya
Rindu kepada Allah bukan siksaan, tetapi bimbingan penuh cinta. Ia bukan beban, tetapi tanda bahwa ada hubungan yang belum selesai, ada janji ruhani yang ingin disempurnakan.
4. Menyambut Rindu dengan Langkah Nyata.
Jika engkau merasa rindu kepada Allah, jangan diam. Lakukan sesuatu, meski kecil. Sebab rindu yang tidak dijaga akan padam.
Berikut beberapa langkah konkret untuk menyambut rindu kepada Allah:
• Berwudhu dan shalat dua rakaat dalam sepi malam. Karena doa paling jujur adalah doa saat semua orang tidur.
• Membaca satu ayat Qur’an dengan hati, bukan sekadar lisan. Resapi maknanya.
• Mengucapkan istighfar perlahan, sambil mengingat dosa yang membuat kita jauh dari-Nya.
• Menulis surat cinta kepada Allah, curahkan isi hati seperti kau menulis kepada sahabat terbaik.
• Diam dalam zikir, bukan untuk meminta, tetapi untuk merasakan.
“Jangan tunggu sempurna untuk kembali kepada Allah. Sebab, justru dalam ketidaksempurnaan itulah kita dibentuk oleh-Nya.”
5. Allah Tidak Akan Menolak Hamba yang Merindu
Rasulullah Saw. bersabda dalam hadis qudsi:
“Siapa yang datang kepada-Ku berjalan, Aku datang kepadanya berlari. Jika ia datang kepada-Ku dengan penuh dosa sepenuh bumi, namun tidak menyekutukan-Ku, maka Aku akan datang kepadanya dengan ampunan sepenuh bumi pula.”
(HR. Muslim).
Rindu kepada Allah tidak akan pernah sia-sia. Allah tidak pernah menutup pintu bagi hamba yang datang dengan hati bersih, meskipun tubuhnya penuh luka. Bahkan, bila engkau datang dengan membawa dosa, tetapi disertai tangisan rindu, maka engkau telah mengetuk pintu yang tidak pernah tertutup.
Penutup: Rindu Ini Jalan Pulang
Jika hari ini engkau merasa sepi,
Jika hatimu gelisah meski dunia memujimu,
Jika malam-malammu diliputi kerinduan yang tak bernama…
Maka bersyukurlah.
Itu adalah rindu dari Allah yang sedang mengetuk kembali hatimu.
Peluk rindu itu, jawab panggilan itu. Pulanglah, meski tertatih. Sebab,
"Rindu kepada Allah tak akan pernah meninggalkanmu, meski engkau telah lama meninggalkan-Nya."
Dan saat engkau benar-benar kembali, engkau akan tahu:
Bahwa Allah tak pernah pergi, Dia hanya menunggumu merindukan-Nya.
Wallahu a‘lam.
Dr. Nasrul Syarif M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo