Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Rezeki Tak Pernah Salah Alamat: Allah-lah Sebab Satu-satunya

Jumat, 23 Mei 2025 | 09:30 WIB Last Updated 2025-05-23T02:30:29Z

TintaSiyasi.id -- Pendahuluan: Di Balik Pintu yang Tertutup

Setiap manusia bergerak, berjuang, dan berdoa dalam lingkaran yang sama, yaitu mencari rezeki. Entah berupa makanan, uang, kesehatan, pasangan, keturunan, ketenangan atau keberkahan hidup. Namun, sering kali manusia terjebak dalam kegelisahan. Mengira bahwa rezeki datang dari hasil kerja semata, dari bos, dari relasi atau dari usaha.

Di titik inilah banyak yang kecewa, menyalahkan keadaan, bahkan meragukan keadilan Tuhan. Padahal, hakikatnya rezeki tidak akan pernah salah alamat. Ia datang dari Allah pada waktunya, melalui jalan yang telah ditentukan.

1. Tauhid dalam Rezeki: Mengembalikan Pandangan pada Sang Pemberi

Tauhid bukan sekadar keyakinan bahwa Allah itu Esa, tetapi menyandarkan segala sebab dan akibat hanya kepada-Nya. Termasuk soal rezeki. Dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan:

“Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (juga) yang menyempitkannya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-‘Ankabut: 62).

Manusia hanya diberi izin untuk berikhtiar, tetapi hasil, besar-kecilnya, cepat-lambatnya, semua berada dalam genggaman-Nya. Inilah pelajaran tauhid yang murni, bahwa tidak ada yang memberi rezeki selain Allah. Maka, mengapa manusia bersandar kepada makhluk, sementara Allah-lah yang memegang kunci segala kebutuhan?

2. Rezeki Tak Pernah Tertukar

Ada orang yang bekerja keras, tetapi hasilnya tampak sedikit. Ada yang tampak biasa-biasa saja, tetapi hidupnya diliputi kecukupan. Maka, jangan iri dan jangan pula meremehkan usaha. Karena Allah membagikan rezeki sesuai hikmah-Nya.

"Dan tidak ada satu pun makhluk melata di bumi melainkan Allah-lah yang menjamin rezekinya.” (QS. Hud: 6).

Burung keluar pagi hari dengan perut kosong, lalu pulang sore hari dengan perut kenyang. Tidak punya simpanan. Tapi Allah cukupkan.

Rezeki itu seperti alamat surat yang sudah dicetak jelas oleh malaikat. Tak mungkin nyasar, tak akan tertukar. Bahkan, jika seluruh makhluk menahan rezekimu, mereka tidak akan bisa menghalanginya jika Allah sudah berkehendak.

3. Jalan Rezeki: Tidak Selalu Uang, Tak Selalu Lancar

Banyak yang menyempitkan makna rezeki menjadi hanya materi dan uang. Padahal, rezeki Allah luas, seperti kesehatan, teman yang baik, ilmu yang bermanfaat, ketenangan jiwa, hingga kesempatan bertaubat. Semuanya adalah rezeki yang tidak ternilai.

“Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya.” (QS. Ibrahim: 34).

Rezeki juga bukan selalu tentang kelancaran. Terkadang, Allah menyempitkan rezeki agar hati kita kembali kepada-Nya. Agar kita belajar sabar, belajar qana’ah, dan belajar percaya.

4. Jangan Tertipu: Ada Ujian dalam Rezeki yang Luas

Ada orang yang diberi rezeki luas, tetapi lupa kepada Allah. Maka keluasannya adalah istidraj, jebakan dunia. Ada pula yang tampak miskin, tetapi hatinya lapang dan ia dekat dengan Tuhannya, itulah kekayaan sejati.

"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu). Dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS. At-Taghabun: 15).

Rezeki adalah ujian, yang sedikit menguji kesabaran, sedangkan yang banyak menguji keikhlasan dan amanah.

5. Ketenangan: Rezeki Paling Berharga

Tak semua yang bergelimang harta merasa tenang, tak semua yang sederhana merasa sempit. Ketahuilah, ketenangan hati adalah puncak rezeki, dan itu hanya dimiliki oleh mereka yang yakin kepada Allah.

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (QS. At-Talaq: 2-3).

Ternyata, takwa adalah magnet rezeki. Semakin dekat kepada Allah, semakin banyak jalan tak terduga yang terbuka.

6. Yakin, Sabar, dan Syukur: Tiga Pilar Rezeki Spiritual

Yakin bahwa Allah melihat, mendengar, dan akan mencukupkan.
Sabar dalam menunggu, tidak tergesa dalam menyimpulkan, dan tidak tergoda mengambil yang haram. Syukur atas yang ada, meski sedikit, karena yang sedikit disyukuri akan tumbuh menjadi banyak.

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu…”
(QS. Ibrahim: 7).

Penutup: Hati yang Tawakal, Jiwa yang Bahagia

Rezeki sejati bukan hanya apa yang kita genggam, tetapi apa yang kita rasa dalam hati. Boleh jadi, engkau belum memiliki semua yang kau inginkan. Namun, jika kau telah yakin kepada Allah, dan merasa cukup dengan yang ada, maka sesungguhnya engkau telah memiliki segalanya.

Jangan khawatir tentang rezekimu. Khawatirkanlah tentang hubunganmu dengan Allah. Karena jika hubungan itu baik, maka langit akan terbuka, dan bumi akan menumbuhkan kebaikan.

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi…”
(QS. Al-A’raf: 96).

Akhir Kata

Mari kita perbaiki niat, luruskan tauhid, dan kuatkan ikhtiar. Namun, jangan pernah menyandarkan harapan pada selain Allah. Sebab Dia-lah Sebab dari segala sebab. Dan ketika Allah sudah menetapkan rezekimu, maka dunia pun akan tunduk mengantarkannya kepadamu, bahkan dari jalan yang tak terduga.

Rezeki takkan pernah salah alamat, tetapi hati kita bisa salah arah.

Dr.Nasrul Syarif M.Si. 
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana  UIT  Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update