Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Hati yang Baik: Jalan Lurus Menuju Allah menurut Syekh Abdul Qadir al-Jalilani

Jumat, 23 Mei 2025 | 18:03 WIB Last Updated 2025-05-23T11:03:20Z

TintaSiyasi.id -- Dalam khazanah tasawuf klasik, nasihat-nasihat Syaikh Abdul Qadir al-Jailani laksana pelita bagi jiwa-jiwa yang merindukan Allah. Salah satu intisari ajaran beliau yang menggugah adalah:

> "Baiknya hati adalah dengan takwa, tawakal kepada Allah Azza wa Jalla, tauhid kepada-Nya serta ikhlas dalam amal."

Nasihat ini bukan sekadar susunan kata yang indah, melainkan panduan hakiki untuk membentuk pribadi yang bersinar dalam kegelapan dunia. Mari kita renungi secara mendalam maknanya.

1. Takwa: Mahkota bagi Hati yang Hidup

Takwa bukan sekadar menjauhi dosa, tetapi hidup dengan kesadaran penuh bahwa Allah selalu mengawasi. Bagi Syaikh Abdul Qadir, takwa adalah fondasi dari semua kebaikan hati. Tanpa takwa, amal kehilangan cahaya dan hidup terombang-ambing oleh hawa nafsu.

Takwa menjadikan hati waspada terhadap tipu daya dunia, mengarahkan seseorang untuk mencintai kebaikan, berlaku adil, dan menjaga lisan serta perbuatan. Ia adalah pagar yang menjaga hati tetap suci.

2. Tawakal: Menyerahkan Hasil kepada Yang Maha Kuasa

Tawakal bukan berarti pasrah tanpa usaha. Bagi para salik, tawakal adalah puncak keyakinan kepada Allah setelah ikhtiar maksimal dilakukan. Ia adalah penyerahan yang penuh cinta dan tenang, bukan karena kita lemah, tapi karena kita percaya bahwa Allah Maha Kuasa atas segalanya.

Syaikh Abdul Qadir mengajarkan bahwa tawakal adalah penawar dari kegelisahan hati. Ketika hati benar-benar berserah kepada Allah, maka dunia tak lagi menakutkan, kegagalan tak lagi menyakitkan, dan kesuksesan tak membutakan.

3. Tauhid: Menyatukan Pandangan, Meninggikan Allah

Tauhid bukan hanya ucapan “La ilaha illallah”, tetapi penyatuan seluruh orientasi hidup kepada Allah semata. Hati yang bertauhid tidak silau pada pujian manusia, tidak tunduk pada selain Allah, dan tidak mencintai sesuatu melebihi cinta kepada-Nya.

Syaikh Abdul Qadir menyatakan bahwa tauhid yang sejati akan melahirkan keberanian, kemerdekaan batin, dan kejernihan berpikir. Hati yang bertauhid tak bisa dibeli, tak bisa dikalahkan, dan tak mudah goyah.

4. Ikhlas: Inti dari Semua Amal

Ikhlas adalah memurnikan amal hanya untuk Allah. Ia ibarat ruh dalam tubuh amal. Tanpanya, amal menjadi kosong dan tak bernilai. Ikhlas membuat seseorang tetap istiqamah walau tidak dipuji, tetap berbuat baik meski tidak dilihat manusia, dan tetap bersyukur dalam kesendirian.

Menurut Syaikh Abdul Qadir, keikhlasan adalah pintu bagi maqam-maqam ruhani yang tinggi. Ia adalah cermin kejujuran jiwa yang tak berharap balasan selain ridha Allah.

Penutup: Hati yang Terhubung dengan Allah

Nasihat Syaikh Abdul Qadir al-Jailani ini menjadi oase bagi umat di zaman modern yang sering dilanda kekosongan spiritual. Di tengah dunia yang sibuk dengan pencitraan, persaingan, dan materialisme, beliau mengajak kita kembali kepada esensi: hati yang bersih, yang hanya berpaut pada Allah.

Hanya dengan takwa, tawakal, tauhid, dan ikhlas, hati akan menjadi baik. Dan hati yang baik adalah kunci menuju kebahagiaan hakiki di dunia dan keselamatan abadi di akhirat.

"Wahai jiwa-jiwa yang merindukan Allah, bersihkan hatimu dengan takwa, kuatkan langkahmu dengan tawakal, mantapkan arahmu dengan tauhid, dan sucikan amalmu dengan ikhlas. Maka engkau akan mengenal-Nya dan dicintai-Nya."
(Syaikh Abdul Qadir al-Jailani)

Oleh. Dr. Nasrul Syarif M.Si. (Penulis Buku Gizi spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo )

Opini

×
Berita Terbaru Update