Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Masjid: Pusat Pembinaan dan Peradaban

Senin, 26 Mei 2025 | 12:17 WIB Last Updated 2025-05-26T05:17:58Z

TintaSiyasi.id -- Menghidupkan Fungsi Masjid dalam Menjawab Tantangan Zaman

Pendahuluan

Di tengah gemerlapnya dunia modern, di mana manusia semakin disibukkan oleh urusan duniawi dan teknologi, masjid tetap menjadi oase spiritual yang menyejukkan jiwa. Masjid bukan sekadar bangunan fisik dengan kubah megah dan menara yang menjulang tinggi. Ia adalah jantung kehidupan umat, tempat pertemuan ruhani antara hamba dan Rabb-nya, sekaligus pusat pembinaan umat menuju peradaban mulia. Dalam sejarah Islam, masjid memiliki peran sentral dalam mencetak generasi berkualitas, membangun masyarakat madani, dan mewujudkan peradaban gemilang.

1. Masjid Sebagai Pusat Ibadah dan Pembersihan Jiwa

Masjid adalah rumah Allah. Setiap langkah menuju masjid bernilai pahala. Di dalamnya, hati-hati yang gundah menemukan ketenangan, dan ruh yang lelah mendapatkan siraman cahaya iman. Rasulullah SAW bersabda:

> "Barang siapa yang pergi ke masjid di pagi atau petang hari, Allah akan menyiapkan baginya tempat di surga setiap kali ia pergi ke masjid."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Shalat berjamaah membentuk kedisiplinan dan persaudaraan. Sujud dalam masjid menyatukan manusia tanpa memandang pangkat dan jabatan. Di sana, kita belajar kerendahan hati dan kepatuhan mutlak hanya kepada Allah.

2. Masjid sebagai Madrasah Kehidupan

Sejak era Rasulullah SAW, masjid bukan hanya tempat beribadah, tapi juga sekolah kehidupan. Di Masjid Nabawi, para sahabat menimba ilmu dari Nabi tentang Al-Qur’an, akhlak, strategi perang, kepemimpinan, dan ekonomi. Masjid menjadi ruang belajar tanpa batas.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA berkata:

> "Barang siapa yang menginginkan dunia, maka hendaklah ia berilmu. Dan barang siapa yang menginginkan akhirat, maka hendaklah ia berilmu. Dan barang siapa yang menginginkan keduanya, maka hendaklah ia berilmu."

Ilmu yang dibangun dari masjid menciptakan manusia yang utuh—cerdas akalnya, bersih hatinya, dan bijak amalnya. Dari rahim masjid, lahirlah ulama, pemimpin, dan mujahid yang membebaskan dunia dari kegelapan.

3. Masjid sebagai Pusat Sosial dan Persatuan Umat

Masjid bukan tempat individu, tapi komunitas. Ia menjadi pusat kegiatan sosial: mulai dari santunan dhuafa, pembinaan remaja, kajian keluarga, hingga pemberdayaan ekonomi umat. Masjid menyatukan hati dan membangun ukhuwah Islamiyah.

Ketika musibah datang, masjid adalah tempat pertama yang didatangi untuk berlindung dan mencari solusi. Ketika kegembiraan diraih, masjid menjadi tempat syukur dan berbagi. Seperti kata pepatah Arab, “Al-masjid bait kulli muslim” – Masjid adalah rumah bagi setiap Muslim.

4. Masjid sebagai Pusat Dakwah dan Perubahan Sosial

Masjid bukan ruang yang pasif. Ia adalah pusat dakwah aktif yang menembus ruang dan waktu. Dakwah bil hikmah, dengan pendekatan kasih sayang dan keteladanan, menjadikan masjid agen perubahan yang ampuh.

Dari mimbar khutbah, hati-hati disentuh. Dari halaqah ilmu, pemikiran diasah. Dari lingkaran dzikir, ruh disucikan. Dakwah dari masjid menyentuh setiap lapisan masyarakat—dari anak-anak hingga orang tua, dari pedagang hingga pemimpin negara.

5. Masjid dan Kebangkitan Peradaban Islam

Tak ada peradaban Islam yang besar tanpa peran besar masjid. Kota-kota besar di masa keemasan Islam seperti Baghdad, Kairo, Kordoba, dan Damaskus menjadikan masjid sebagai pusat ilmu, seni, budaya, dan pemerintahan.

Rasulullah SAW sendiri memulai peradaban Madinah dengan membangun masjid terlebih dahulu. Dari masjid itulah, seluruh sistem kehidupan Islam dijalankan: politik, pendidikan, ekonomi, dan pertahanan. Maka, membangkitkan peradaban Islam hari ini berarti menghidupkan kembali fungsi masjid secara menyeluruh.

6. Tantangan dan Harapan untuk Masjid Masa Kini

Kini, tantangan masjid bukan hanya pada fisiknya, tetapi pada fungsinya. Banyak masjid yang megah, namun sepi dari program pembinaan. Banyak masjid yang ramai saat Ramadhan, namun sunyi di bulan-bulan lainnya. Maka, diperlukan sinergi antara pengurus, ulama, pemuda, dan masyarakat untuk menjadikan masjid kembali hidup.

Bangun program pembinaan pemuda masjid.

Fungsikan masjid sebagai pusat edukasi dan teknologi Islami.

Wujudkan masjid yang ramah, inklusif, dan menyejukkan.

Beri ruang untuk kreativitas dan inovasi dakwah.

Penutup: Mari Kembali ke Masjid

Umat Islam yang ingin bangkit harus kembali menjadikan masjid sebagai pusat kehidupan. Kunci pembinaan generasi rabbani dan pembangunan peradaban Islam ada di masjid. Masjid adalah tempat menyemai iman, menumbuhkan ilmu, membangun karakter, dan menciptakan solidaritas umat.

Mari ramaikan masjid bukan hanya dengan kehadiran, tapi juga dengan kontribusi dan cinta. Jadikan masjid tempat pulang yang selalu dirindukan, karena di sanalah letak awal kebangkitan umat ini.

"Hidupkan masjid, maka Allah akan hidupkan hatimu."

Oleh. Dr. Nasrul Syarif M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo, 22 Mei 2025 Masjid Raya Kota Mataram. NTB)

Opini

×
Berita Terbaru Update