Tintasiyasi.id.com -- Sungguh sangat mengerikan dan menyedihkan fenomena hubungan sedarah yang terjadi di masyarakat sudah layak di katakan darurat. Sebab kejadiannya sudah marak di berbagai daerah, bahkan di daerah tertentu masih seperti jadi tradisi.
Hingga saat ini masih menjadi PR besar yang belum terselesaikan bagi penguasa. Hubungan sedarah adalah bukti dari system kehidupan yang rusak dan cerminan buram dari penerapan Sekularisme dalam bingki kehidupan. Fantasi Sedarah menunjukkan betapa rendah dan rusaknya moral manusia saat ini karena kebebasan yang tidak di batasi dengan nilai keimanan.
Komisi nasional (Komnas) Anti kekerasan terhadap Perempuan mendesak kepolisian untuk menindak lanjuti secara menyeluruh kasus Grup Fantasi Sedarah yang viral dan telah menimbulkan keresahan publik (Beritasatu.com/17/05/05).
Situasi ini sangat mengancam keamanan anak-anak khususnya anak perempuan yang menurutnya merupakan kelompok paling rentan terhadap kekerasan seksual.
Komnas Perempuan juga menghimbau pemerintah untuk turut menciptakan ruang yang aman bagi perempuan dan anak-anak khususnya di lingkungan keluarga. Realita seperti ini menggambarkan hilangnya fungsi keluarga. Keluarga yang seharusnya dikelilingi cinta kasih dan rasa aman kini malah menjadi tempat yang paling menakutkan.
Fantasi Sedarah bukan hanya sekedar penyimpangan melainkan bentuk kerusakan moral yang sangat parah ini adalah hal yang bertentangan secara total dengan fitrah manusia. Hanya orang-orang yang rusak pemikirannya yang bisa memikirkan dan melakukan hal seburuk itu. Ini bukan lagi sekadar kelalaian tetapi tanda nyata dari penyakit hati dan akal.
Hari ini kita tidak hanya melihat dosa dilakukan tapi juga dibagikan, dipromosikan bahkan di cari pengikutnya. Sungguh ini adalah kehancuran nilai yang harus menjadi perhatian serius terhadap kita semua dimana ini adalah tanggung jawab kita bersama.
Baik bagi para orang tua, guru, Dai dan seluruh lapisan masyarakat untuk menyuarakan kebenaran publik dari konten yang merusak dan terutama negara karena setiap muslim punya tanggung jawab untuk berdakwah.
Sebagai mana di gambarkan pada ghorizah na’u (naluri berkasih sayang) terhadap saudara kandung atau sedarah kini malah berubah menjadi tempat pelampiasan napsu birahi bejat. Ghorizah na’u dalam pandangan sistem sekuler hanya beroreantasi pada kepuasan jasadiyah (fisik semata) bukan untuk melestarikan keturunan.
Sehingga realita seperti ini tidak bisa lagi di selesaikan hanya sekedar sangsi hukum, edukasi seminar parenting dan sebagainya. Realita seperti ini muncul karena cara pandang terhadap kehidupan yang sekarang ini telah memisahkan agama dari kehidupan atau sekularisme yang melahirkan kehidupan yang mengedepankan kepuasan haa nafsu semata.
Pandangan orang-orang kapitalisme dan orang-orang timur penganut faham komunisme terhadap hubungan pria dan wanita merupakan pandangan yang bersifat seksual semata, bukan pandangan yang melestarikan jenisnya.
Karena itu mereka sengaja menciptaban fakta-fakta dan fikiran-fikiran yang mengundang hasrat seksual dalam rangka membangkitkan naluri seksual. Semata-mata hanya untuk mencari kepuasan nafsu durjanahnya.
Dalam islam keluarga adalah institusi suci yang di jaga dengan adab dan aturan yang sangat ketat yang terikat terhadap ketetapan syariat Allah swt. Dimana hubungan antara anak dan ayah, ibu dan anak, saudara laki-laki dan perempuan bukan hanya di bingkai atau dikemas oleh kasih sayang semata, tetapi juga di lindungi oleh syariat yang jelas dan tegas.
Secara ma'ruf dengan konsep yang benar maka hubungan rasa kasih sayang kepada keluarga akan dibangun secara tepat sesuai perintah Allah SWT. Di dalam kehidupan keluarga dan bermasyarakat haruslah di landasi dengan Al-quran sebagai amal agar menghasilkan hubungan yang berkah dan baik.
Namun semua pandangan ini akan bersifat personal jika tidak diterapkan dan dijaga oleh negara. Karena itu syariat memerintahkan negara sebagai institusi pelaksana dan penjaga rakyat dalam bingkai negara khilafah yang akan memastikan sistem pergaulan berjalan sesuai syariat Islam.
Dimulai dari masyarakat hingga individu, negara khilafah juga akan memastikan tidak akan ada minset aktivitas yang memicu pelampiasan syahwat dengan cara yang salah. Kita butuh solusi yang tuntas dengan menerapkan syariat Islam kaffah secara Keseluruhan.
Sehingga khilafah adalah satu-satunya solusi untuk menuntaskan berbagai masalah dalam kehidupan yang terjadi saat ini dan khilafahlah satu-satunya sistem yang penuh berkah dan dapat mengakhiri seluruh kemaksiatan yang ada di muka bumi ini.
wallahu'alam bishshowwab.[]
Oleh: Hartuti Ningrum
(Aktivis Muslimah)