Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Genosida di Palestina tidak Berhenti: Saatnya Jihad dan Khilafah menjadi Solusi

Kamis, 29 Mei 2025 | 17:36 WIB Last Updated 2025-05-29T10:36:53Z
Tintasiyasi.id.com -- Masifnya genosida yang dialami warga Palestina membuat narasi Jihad dan Khilafah semakin menjadi perbincangan hangat. Lalu, apa yang semestinya dilakukan saat ini untuk mewujudkannya? Kemudian bagaimanakah metode penerapannya?

Sadisnya Penderitaan

Apa yang terjadi di Gaza bukanlah peristiwa yang dapat disebut dengan penjajahan lagi. Akan tetapi, menjarah pada genosida besar-besaran dalam kurun waktu begitu panjang. Bahkan, penderitaan yang dialamipun sudah tidak bisa diterima oleh akal sehat manusia.

Debu berterbangan bebas di langit karena puing-puing reruntuhan bangunan. Anak kecil kehilangan seluruh anggota keluarga, bahkan mengalami cacat seumur hidup. Tiada makanan layak dan minuman bersih untuk hidup selayaknya manusia. Apalagi bermimpi untuk berangkat sekolah dan mendapatkan perawatan medis pasca di bantai Israel dengan bengis.

Sadisnya, semua penderitaan tersebut disaksikan dan didengarkan oleh seluruh dunia terutama oleh pemimpin negeri muslim. Namun, genosida yang dialami warga Palestina belum membuat mereka mengambil langkah yang berarti. Solusi diplomasi secara verbal, mengirim bantuan makanan, dan bantuan pakaian masih menjadi langkah ulung.

Melindungi Kepentingan

Pemimpin negeri muslim bukannya tidak mempunyai kekuatan, tetapi lebih ke melindungi kepentingan “perut sendiri”. Diperparah dengan nilai nasionalisme begitu mendarah daging kian memperkukuh kedaulatan dan keamanan negeri masing-masing.

Bahkan pemimpin negeri muslim terkesan seakan-akan ingin menghalangi tegaknya sebuah institusi shahih. Sebab ketakutan yang tak terbendung atas konsekuensi sikap setengah hati tatkala Palestina di genosida.

Gemerlap dunia memang tidak memungkiri setiap jiwa terkungkung dalam kehidupan yang Hedonisme. Takut melangkah dengan nilai agama, lalu memilih menerapkan Sekulerisme yang tidak pernah menyelesaikan masalah senantiasa menjadi pilihan.

Pada dimensi lain, tiadanya solusi solutif terhadap penderitaan warga Palestina justru semakin membuat Barat ketar-ketir. Barat menyadari krisis tersebut justru membuka pintu yang lebih lebar bagi arus kesadaran umat akan kewajiban dan urgensi Khilafah.

Bukan Sekadar Ilusi

Pada akhirnya sistem salah akan kalah telak dengan sistem shahih dari Sang Pencipta Alam Semesta. Hendaknya bisyarah Rasulullah dibawah ini bisa menjadi amunisi bagi kita.

“... Kemudian ada kekuasaan diktator dan akan terus ada sesuai kehendak Allah. Kemudian Dia mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian.” Kemudian beliau diam... (HR. Ahmad).

Serta bisyarah tersebut cukup membuat diri pengemban dakwah kian membara untuk mensyiarkan syariat Islam semasif mungkin ke berbagai kalangan. Terutama syariat untuk Jihad dan penegakkan Khilafah atau sistem pemerintahan Islam.

Dikarenakan bisyarah tersebut datang dari lisan manusia yang bergelar al-amin, yang bermakna kebenarannya pasti bukan hanya sekedar ilusi. Hanya dengan adanya Khilafah Islamiyah kekuatan militer yang berbasis aqidah dapat terlahir.

Tiada jiwa yang terikat dengan kepentingan dunia fana. Kstaria atau pasukan militer berlomba syahid di jalan-Nya. Setiap insan terpaku pada rindunya hidup dalam naungan cahaya Islam.

Tidak perlu ambil pusing menciptakan keadaan demikian, karena Rasulullah telah memberi contoh dengan apik. Terlebih saat ini tujuannya bukan menegakkan sistem pemerintahan Islam, tetapi menegakkan kembali kehidupan Islam. Adapun metodenya sebagai berikut.

Pertama, Tasqif (pembinaan intensif). Proses belajar yang terarah, konsisten, dan terjadinya proses talqiyan fikriyan. Demi menciptakan insan yang siap berdakwah dengan kekuatan fikriyah dan nafsiyah Islam.

Kedua, Tafa’ul ma’alummah. Interaksi masif dengan tujuan mulia, yakni menyadarkan umat melalui berbagai media massa, online maupun offline.

Menyadarkan tentang Islam satu-satunya solusi tunggal terhadap permasalahan Palestina. Sebab Islam tidak hanya berisi ibadah ritual, tetapi Islam begitu kompleks dan komprehensif mengatur manusia, alam semesta, dan kehidupan.

Ketiga, Tathbiqul hukmi fii Islam. Keadaan ini akan menjadi realita tatkala telah banyak jumlah umat Islam yang sadar bahwa Islam is the key to every problem in human life. Seperti tegaknya syari’at Islam di Madinah pada zaman dahulu, berkat gencarnya dakwah Mus’ab bin Umair. Hampir seluruh masyarakat Madinah menginginkan untuk kehidupan mereka diatur oleh Islam yang mulia. Wallahu’alam bishshawwab.[]

Oleh: Siska Ramadhani, S.Hum
(Aktivis Muslimah)

Opini

×
Berita Terbaru Update