TintaSiyasi.id -- "Jangan risaukan rezekimu, karena sungguh pencarian rezeki menujumu lebih keras daripada pencarianmu menuju rezeki."
— Sayyid Abdul Qadir al-Jailani, Fathur Rabbani
Mukadimah: Keresahan yang Mengakar
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, salah satu kecemasan paling umum yang menggerogoti jiwa manusia adalah soal rezeki. Tak sedikit orang yang bangun pagi dalam kecemasan, lalu tidur malam dalam kegelisahan, karena merasa belum cukup, belum sukses, atau takut masa depan suram. Rezeki, seolah menjadi beban yang terus-menerus menghantui.
Namun dalam salah satu untaian hikmah penuh cahaya dari Sayyid Abdul Qadir al-Jailani dalam kitab Fathur Rabbani, kita diajak merenung lebih dalam:
Apakah rezeki benar-benar perlu dikejar dengan cemas? Ataukah, justru rezeki sedang berjalan lebih cepat mencarimu?
Rezeki Tidak Pernah Salah Alamat
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan rezeki bagi setiap makhluk-Nya sejak ia berada di dalam rahim ibunya. Dalam hadits sahih, Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya salah seorang di antara kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari... kemudian diutus kepadanya malaikat, lalu malaikat itu meniupkan ruh dan menulis empat hal: rezekinya, ajalnya, amalannya, dan apakah dia termasuk orang yang celaka atau bahagia...”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Apa maknanya? Bahwa rezeki bukan sesuatu yang misterius, apalagi perlu direbut dengan penuh kerakusan. Rezeki itu sudah ditakar, sudah diberi alamat, dan akan datang dalam waktunya.
Sayyid Abdul Qadir al-Jailani mengingatkan bahwa ketakutan berlebihan terhadap rezeki adalah bentuk kelemahan keyakinan. Beliau tidak menyuruh kita bermalas-malasan, tetapi menegaskan: jangan gantungkan hatimu pada usaha, tapi gantungkan pada Sang Pemberi Rezeki.
Ketika Dunia Mengejar Orang yang Menjauhinya
Ada sebuah paradoks spiritual: semakin seseorang mencintai dunia, dunia menjauhinya; namun semakin seseorang menjauh dari dunia demi Allah, dunia mengejarnya.
Inilah yang dimaksud dalam kalimat Al-Jailani: “Rezeki menujumu lebih keras daripada pencarianmu menuju rezeki.”
Mengapa bisa demikian?
Karena ketika hati bersih dari keserakahan, jiwa tenang dalam keyakinan, dan tangan terus bergerak dalam amal, maka Allah mudahkan pintu-pintu rezeki dari arah yang tak disangka-sangka. Sebagaimana firman-Nya:
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”
(QS. At-Thalaq: 2–3)
Antara Ikhtiar dan Tawakal
Seringkali manusia keliru dalam memahami antara ikhtiar (usaha) dan tawakal (pasrah kepada Allah). Sebagian terlalu sibuk dengan usaha sampai lupa pada doa dan dzikir. Sebagian lagi hanya pasrah tanpa melakukan apapun. Keduanya bukan ajaran para wali dan ulama salaf.
Sayyid Abdul Qadir al-Jailani adalah sosok yang menyeimbangkan antara keduanya:
• Beliau menganjurkan untuk berusaha dengan jujur, profesional, dan amanah,
• Tetapi juga menanamkan keyakinan penuh bahwa hasil akhir hanyalah milik Allah.
Dengan demikian, hati tetap tenang meski hasil belum tampak. Sebab yang dituju bukan keberhasilan duniawi, tapi keridhaan Ilahi.
Ciri Orang yang Tidak Cemas atas Rezekinya
Orang yang telah mencapai tingkat keyakinan seperti yang diajarkan Al-Jailani, memiliki tanda-tanda:
1. Hatinya lapang, tidak terganggu oleh naik-turunnya kondisi ekonomi.
2. Lisannya bersyukur, meski yang dimiliki sedikit.
3. Tindakannya istiqamah, bekerja bukan demi dunia, tetapi sebagai ladang amal.
4. Fokusnya akhirat, dunia hanyalah sarana, bukan tujuan.
Penutup: Rezeki Itu Mengikutimu
Sungguh, salah satu kenikmatan terbesar dalam hidup adalah bebas dari cemas soal rezeki. Ketika hati telah yakin bahwa Allah yang menjamin hidup kita, maka kita akan hidup dalam ketenangan hakiki.
Kita tetap bekerja, berdagang, belajar, menanam, dan berinovasi — tapi semua itu bukan karena takut miskin, melainkan karena ingin menjadi hamba yang bermanfaat dan taat.
Mari renungkan nasihat mulia ini dari Sayyid Abdul Qadir al-Jailani. Jangan biarkan dunia membutakanmu. Pegang erat tali tawakal, kuatkan ikhtiar, dan pasrahkan hasil kepada-Nya. Sebab sungguh, rezekimu sedang mencarimu — lebih cepat daripada langkahmu mengejarnya.
Oleh. Dr Nasrul Syarif M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)