Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Jangan Biarkan Generasi Kita Menjadi Bringas

Senin, 26 Mei 2025 | 10:27 WIB Last Updated 2025-05-26T03:27:26Z

TintaSiyasi.id -- Seorang anak berusia 10 tahun di Situbondo menjadi sasaran pembakaran oleh temannya. Korban mengalami luka bakar serius pada bagian wajah dan tubuhnya. Peristiwa tersebut terjadi pada Senin, 12 Mei 2025, di depan rumah salah satu anak terduga pelaku. Saat itu korban berpamitan ke orang tuanya untuk membeli makanan. Di perjalanan korban dipanggil oleh empat orang temannya. Tak lama kemudian, salah satu teman korban melemparkan botol berisi sepritus sebelum dibakar. (www.tempo.co, 14/05/2025)

Betapa mirisnya ketika ada seorang anak yang melakukan tindakan di luar akal sehat. Anak yang harusnya disibukkan dengan belajar, bermain dan hal-hal positif, justru ke arah sebaliknya. Ada beberapa faktor, seorang anak melakukan tindakan negatif, di antaranya pengaruh keluarga, teman, media, dan lain sebagainya. Anak yang tumbuh di lingkungan keluarga yang tidak stabil, kurang perhatian dan memiliki orang tua yang biasa melakukan kekerasan, lebih berpeluang untuk melakukan kejahatan. Padahal, keluarga adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya. Orang tua berkewajiban memberikan perlindungan, pendidikan, dan menjamin kebutuhannya. Namun, dengan diterapkannya kapitalisme saat ini, orang tua terutama ibu dipaksa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Akibatnya, pendidikan, perhatian dan kasih sayang terhadap anak menjadi berkurang bahkan terabaikan.   

Selain itu, teman juga berpengaruh. Teman yang berperikalu negatif dapat mempengaruhi seseorang untuk berperilaku negatif. Terlebih bagi anak yang kurang mendapat perhatian dari keluarganya, maka ia akan mencari teman yang bisa memperhatikan dirinya. Sebaliknya, teman yang baik akan membawa pengaruh ke arah positif. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk selektif dalam memilih teman bagi anak-anaknya. 

Media juga memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak. Media sosial yang ada saat ini mudah diakses oleh anak-anak. Tidak heran jika anak-anak meniru hal-hal yang dipertontonkan, terlepas itu baik dan buruk. Oleh karena itu, peran negara sangat diperlukan untuk memfilter hal-hal baik yang boleh di pertontonkan. Sayangnya, negara sekuler kapitalis saat ini, hanya berfokus pada keuntungan. Tayangan yang menghasilkan banyak pendapatan akan dipertahankan meskipun memberikan pengaruh yang negatif. Aturan agama telah dipisahkan dari kehidupan. Alhasil, tontonan yang mengandung maksiat tetap beredar. 

Berbeda dengan Islam. Dalam Islam, menjaga tumbuh kembang anak untuk menjadi individu yang bertakwa adalah hal penting. Di keluarga, orang tua bertanggung jawab dalam membentuk pola pikir dan pola sikap anak. Hal pertama yang ditanamkan adalah akidah. Dari awal anak dipahamkan terkait Allah, Sang Pencipta sekaligus Pengatur. Tujuannya agar anak memiliki kesadaran hubungannya dengan Allah. Disaat anak sudah memasuki usia balig, ia sudah bisa berpikir dan bersikap sesuai ketentuan syariah. Di usia ini, anak telah terbebani hukum. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw., “Diangkat pena dari tiga golongan, yakni dari orang gila hingga ia sadar, dari orang tidur hingga ia bangun, dan dari anak kecil hingga ia balig.” (HR. Ahmad, Addarimi, dan Ibnu Khuzaimah). Dengan demikian, di fase tersebut anak seharusnya sudah menyadari hukum perbuatan yang dilakukan. Batasan usia meskipun sudah balig, tidak boleh dijadikan alasan untuk bebas dari jerat hukum sebagaimana terjadi saat ini. 

Dalam aspek pendidikan, negara akan menjadikan Islam sebagai landasan kurikulumnya. Tujuannya adalah agar anak memiliki kepribadian Islam. Negara juga memberikan pendidikan secara gratis dan berkualitas. Orang tua tidak terbebani lagi dengan biaya mahal untuk pendidikan anaknya. Selain itu, negara berperan dalam memberikan perlindungan kepada anak dengan membentengi anak dari paparan konten negatif dengan cara memastikan anak hanya mengonsumsi informasi sehat dan bersih untuk tumbuh kembang mereka. 

Satu-satunya harapan agar generasi kita memiliki kepribadian yang baik dan tidak beringas adalah diterapkannya aturan Islam. Aturan Islam dapat diterapkan secara sempurna hanya dalam sistem khilafah. Sebagai kaum Muslim sudah saatnya untuk berjuang demi tegaknya khilafah. Wallahu a’lam bishshawab. []


Dwi Darmayati, S.Pd.,Gr.
(Praktisi Pendidikan)

Opini

×
Berita Terbaru Update