Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Islam Sebagai Solusi Total dan Global (Seri Kegagalan Sistem-Sistem Global 5)

Kamis, 08 Mei 2025 | 21:09 WIB Last Updated 2025-05-08T14:09:38Z

Tintasiyasi.ID -- Kita baru saja menguliti satu per satu kebangkrutan sistem global. Demokrasi, kapitalisme, sosialisme, juga sekularisme. Semua gagal karena mencampakkan Islam.

 

Kini tibalah kita pada satu kesimpulan logis sekaligus ideologis: Islam adalah satu-satunya sistem yang sanggup menjadi solusi total dan global. Tentu saja, bukan Islam yang direduksi menjadi ritual-ritual ibadah personal semata. Tetapi Islam sebagai akidah dan sistem hidup. Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan: politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, peradilan, hingga hubungan internasional.

 

Islam tidak hanya mengatur salat, zakat, puasa, dan haji. Tetapi juga mengatur tata kelola negara, distribusi kekayaan, pengelolaan sumber daya alam, sistem keuangan, pendidikan generasi, dan bagaimana menghadapi musuh-musuh umat. Islam bukan sekadar agama. Islam adalah ideologi yang turun dari langit. Islam adalah wahyu dari Zat yang Maha Tahu kebutuhan manusia dan kelemahan mereka.

 

Sebagaimana firman Allah Swt.:

 

> أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ

 

Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? Dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?. (QS Al-Mā’idah [5]: 50)

 

Inilah yang membuat Islam unggul mutlak dibanding sistem buatan manusia. Karena sumbernya dari Allah, bukan hasil kompromi, debat, atau voting. Sistem Islam dibangun di atas tauhid yang murni, keadilan yang menyeluruh, dan kasih sayang kepada seluruh makhluk.

 

Islam Pernah Jadi Pemimpin Dunia

 

Sejarah telah mencatat bagaimana Islam memimpin dunia lebih dari 13 abad lamanya. Dari Madinah, Damaskus, Baghdad, Kairo, hingga Istanbul. Peradaban Islam memayungi umat manusia dengan ilmu, keadilan, dan ketentraman.

 

Dunia mengenal rumah sakit dan universitas terbuka dari peradaban Islam. Dunia menyaksikan keadilan Khalifah Umar bin Khaththab, kecerdasan Khalifah Harun ar-Rasyid, hingga kebijakan Sultan Abdul Hamid II. Tidak ada satu pun sistem yang mampu menyamai keadilan Islam dalam sejarah panjang manusia.

 

Negara Islam memelihara non-Muslim. Menggratiskan kesehatan dan pendidikan. Memuliakan ulama dan ilmuwan. Islam mengharamkan praktik rente dan penindasan ekonomi. Pajak tidak menjadi sumber utama penerimaan negara. Semua dibiayai dari kekayaan alam dan pos-pos baitulmal yang dikelola berdasarkan syariat.

 

Islam Itu Rahmat, tetapi Tegas pada Kebatilan

 

Islam adalah rahmat bagi semesta alam. Tetapi bukan berarti Islam lembek terhadap kezaliman. Islam melindungi yang lemah, tetapi juga menghantam kebatilan. Islam mengajarkan kasih sayang kepada rakyat, tetapi juga perlawanan kepada para penindas.

 

Rasulullah saw. mengajarkan bahwa negara bukan sekadar aparat administratif. Negara adalah alat untuk menegakkan hukum Allah, menyebarkan dakwah, dan melindungi umat dari segala bentuk penjajahan.

 

Sesungguhnya imam (khalifah) itu laksana perisai; orang-orang berperang di belakangnya dan berlindung kepadanya. (HR Muslim)

 

Negara dalam Islam bukan negara sekuler. Bukan negara kapitalis. Bukan negara nasionalis. Tetapi negara ideologis berbasis akidah Islam. Tujuan utamanya bukan sekadar kesejahteraan materi, tetapi rida Allah dan tegaknya hukum-Nya di muka bumi.

 

Solusi Islam: Nyata, Terukur, dan Telah Terbukti

 

Islam punya sistem politik yang berbasis syura (musyawarah). Bukan demokrasi yang suara mayoritas. Islam punya sistem ekonomi yang adil, mengharamkan riba, menolak monopoli, dan menjamin kepemilikan publik. Islam punya sistem sosial yang menjaga kehormatan keluarga dan generasi. Islam punya peradilan yang cepat, adil, dan bebas intervensi kekuasaan.

 

Dan yang terpenting: semua itu bukan utopia apalagi halusinasi. Semua itu pernah diterapkan dan terbukti. Bukan seperti kapitalisme yang menjanjikan kemakmuran tetapi justru menciptakan jurang kaya-miskin. Bukan seperti sosialisme yang menjanjikan pemerataan. Tetapi malah membunuh kebebasan dan kreativitas. Islam menjanjikan keadilan, dan telah menunaikannya.

 

Islam Tidak Bisa Setengah-setengah

 

Sudah terlalu lama umat Islam dibohongi dengan jargon “Islam moderat”. Jargon “Islam rahmatan lil ‘alamin yang toleran”, Semua mantra palsu itu sama sekali tidak memberi ruang untuk menerapkan syariat secara total. Islam dipuji. Tetapi ditolak saat ingin memimpin kehidupan.

 

Padahal Allah telah menegaskan:

 

> يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

 

Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan (kaffah), dan janganlah kalian ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagi kalian. (QS Al-Baqarah [2]: 208).

 

Islam kaffah adalah jawaban atas semua kebingungan umat hari ini. Islam kaffah adalah solusi bagi kerusakan global. Islam kaffah adalah satu-satunya jalan selamat di dunia dan akhirat.

 

Kini Saatnya Umat Bangkit

 

Umat Islam harus sadar, bahwa solusi tidak datang dari sistem yang gagal. Solusi tidak bisa berharap pada elite politik yang terus berselingkuh dengan kepentingan asing. Solusi tidak bisa diharapkan dari demokrasi yang bisa dibeli. Solusi tidak bisa berharap dari kapitalisme yang menindas, atau sosialisme yang menghisap.

 

Solusi ada dalam Islam. Tetapi hanya akan terwujud bila umat sadar, bersatu, bergerak, dan memperjuangkannya secara ideologis.

 

Umat harus kembali belajar Islam secara utuh. Umat harus menuntut tegaknya syariah dan khilafah. Umat harus memimpin perubahan, bukan sekadar menjadi korban. Inilah misi besar yang harus digerakkan oleh para ulama, aktivis dakwah, jurnalis jujur, intelektual Muslim, dan seluruh elemen umat.

 

Karena hanya Islam yang mampu memimpin dunia dengan adil, bermartabat, dan diridai Allah SWT.

 

(Bersambung ke Bagian 2 Seri Jebakan Islam Moderat. In sya Allah)

 

Jakarta, 07 Mei 2025

 

 

Oleh: Edy Mulyadi

Wartawan Senior

Opini

×
Berita Terbaru Update