Kini tibalah kita
pada satu kesimpulan logis sekaligus ideologis: Islam adalah satu-satunya
sistem yang sanggup menjadi solusi total dan global. Tentu saja, bukan Islam
yang direduksi menjadi ritual-ritual ibadah personal semata. Tetapi Islam
sebagai akidah dan sistem hidup. Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan:
politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, peradilan, hingga hubungan
internasional.
Islam tidak hanya
mengatur salat, zakat, puasa, dan haji. Tetapi juga mengatur tata kelola
negara, distribusi kekayaan, pengelolaan sumber daya alam, sistem keuangan,
pendidikan generasi, dan bagaimana menghadapi musuh-musuh umat. Islam bukan
sekadar agama. Islam adalah ideologi yang turun dari langit. Islam adalah wahyu
dari Zat yang Maha Tahu kebutuhan manusia dan kelemahan mereka.
Sebagaimana
firman Allah Swt.:
> أَفَحُكْمَ
الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ
يُوقِنُونَ
Apakah hukum jahiliah
yang mereka kehendaki? Dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum)
Allah bagi orang-orang yang yakin?. (QS Al-Mā’idah [5]: 50)
Inilah yang
membuat Islam unggul mutlak dibanding sistem buatan manusia. Karena sumbernya
dari Allah, bukan hasil kompromi, debat, atau voting. Sistem Islam dibangun di
atas tauhid yang murni, keadilan yang menyeluruh, dan kasih sayang kepada
seluruh makhluk.
Islam Pernah
Jadi Pemimpin Dunia
Sejarah telah
mencatat bagaimana Islam memimpin dunia lebih dari 13 abad lamanya. Dari
Madinah, Damaskus, Baghdad, Kairo, hingga Istanbul. Peradaban Islam memayungi
umat manusia dengan ilmu, keadilan, dan ketentraman.
Dunia mengenal
rumah sakit dan universitas terbuka dari peradaban Islam. Dunia menyaksikan
keadilan Khalifah Umar bin Khaththab, kecerdasan Khalifah Harun ar-Rasyid,
hingga kebijakan Sultan Abdul Hamid II. Tidak ada satu pun sistem yang mampu
menyamai keadilan Islam dalam sejarah panjang manusia.
Negara Islam
memelihara non-Muslim. Menggratiskan kesehatan dan pendidikan. Memuliakan ulama
dan ilmuwan. Islam mengharamkan praktik rente dan penindasan ekonomi. Pajak
tidak menjadi sumber utama penerimaan negara. Semua dibiayai dari kekayaan alam
dan pos-pos baitulmal yang dikelola berdasarkan syariat.
Islam Itu
Rahmat, tetapi Tegas pada Kebatilan
Islam adalah
rahmat bagi semesta alam. Tetapi bukan berarti Islam lembek terhadap kezaliman.
Islam melindungi yang lemah, tetapi juga menghantam kebatilan. Islam
mengajarkan kasih sayang kepada rakyat, tetapi juga perlawanan kepada para
penindas.
Rasulullah saw.
mengajarkan bahwa negara bukan sekadar aparat administratif. Negara adalah alat
untuk menegakkan hukum Allah, menyebarkan dakwah, dan melindungi umat dari
segala bentuk penjajahan.
Sesungguhnya imam
(khalifah) itu laksana perisai; orang-orang berperang di belakangnya dan
berlindung kepadanya. (HR Muslim)
Negara dalam
Islam bukan negara sekuler. Bukan negara kapitalis. Bukan negara nasionalis. Tetapi
negara ideologis berbasis akidah Islam. Tujuan utamanya bukan sekadar
kesejahteraan materi, tetapi rida Allah dan tegaknya hukum-Nya di muka bumi.
Solusi Islam:
Nyata, Terukur, dan Telah Terbukti
Islam punya
sistem politik yang berbasis syura (musyawarah). Bukan demokrasi yang suara
mayoritas. Islam punya sistem ekonomi yang adil, mengharamkan riba, menolak
monopoli, dan menjamin kepemilikan publik. Islam punya sistem sosial yang
menjaga kehormatan keluarga dan generasi. Islam punya peradilan yang cepat,
adil, dan bebas intervensi kekuasaan.
Dan yang
terpenting: semua itu bukan utopia apalagi halusinasi. Semua itu pernah
diterapkan dan terbukti. Bukan seperti kapitalisme yang menjanjikan kemakmuran tetapi
justru menciptakan jurang kaya-miskin. Bukan seperti sosialisme yang
menjanjikan pemerataan. Tetapi malah membunuh kebebasan dan kreativitas. Islam
menjanjikan keadilan, dan telah menunaikannya.
Islam Tidak
Bisa Setengah-setengah
Sudah terlalu
lama umat Islam dibohongi dengan jargon “Islam moderat”. Jargon “Islam rahmatan
lil ‘alamin yang toleran”, Semua mantra palsu itu sama sekali tidak memberi
ruang untuk menerapkan syariat secara total. Islam dipuji. Tetapi ditolak saat
ingin memimpin kehidupan.
Padahal Allah
telah menegaskan:
> يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا
خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
Wahai
orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan
(kaffah), dan janganlah kalian ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh
yang nyata bagi kalian. (QS Al-Baqarah [2]: 208).
Islam kaffah
adalah jawaban atas semua kebingungan umat hari ini. Islam kaffah adalah solusi
bagi kerusakan global. Islam kaffah adalah satu-satunya jalan selamat di dunia
dan akhirat.
Kini Saatnya
Umat Bangkit
Umat Islam harus
sadar, bahwa solusi tidak datang dari sistem yang gagal. Solusi tidak bisa
berharap pada elite politik yang terus berselingkuh dengan kepentingan asing.
Solusi tidak bisa diharapkan dari demokrasi yang bisa dibeli. Solusi tidak bisa
berharap dari kapitalisme yang menindas, atau sosialisme yang menghisap.
Solusi ada dalam
Islam. Tetapi hanya akan terwujud bila umat sadar, bersatu, bergerak, dan
memperjuangkannya secara ideologis.
Umat harus
kembali belajar Islam secara utuh. Umat harus menuntut tegaknya syariah dan
khilafah. Umat harus memimpin perubahan, bukan sekadar menjadi korban. Inilah
misi besar yang harus digerakkan oleh para ulama, aktivis dakwah, jurnalis
jujur, intelektual Muslim, dan seluruh elemen umat.
Karena hanya
Islam yang mampu memimpin dunia dengan adil, bermartabat, dan diridai Allah
SWT.
(Bersambung ke
Bagian 2 Seri Jebakan Islam Moderat. In sya Allah)
Jakarta, 07 Mei 2025
Oleh: Edy
Mulyadi
Wartawan
Senior