TintaSiyasi.id -- Mencetak generasi emas adalah cita-cita mulia bagi Negara, butuh dukungan dari beberapa lapis pendukung yakni dari lapis keluarga, masyarakat, hingga Negara. Namun jauh api dari panggang, nyatanya mencetak generasi emas itu menjadi suatu hal yang sulit diraih sebab banyaknya fenomena permasalahan yang bertubi akhir-akhir ini.
Sebut saja tentang masalah yang sedang naik daun akhir-akhir ini, yakni group sosmed berlogo biru putih yakni “fantasi sedarah” yang sangat mengerikan sepanjang zaman tahun ini. Lebih miris lagi ternyata permasalahan ini merupakan fenomena gunung es, dimana kasus yang tampak dan ketahuan merupakan puncak gunung esnya, sedangkan kasus-kasus lain juga banyak terjadi dan tidak terungkap.
Jika diurai satu per satu mengapa hal seperti itu bisa terjadi dapat diurai benang merahnya, yakni:
Pertama, Adanya pengabaian Negara khususnya Negara Islam yang umat Muslimnya lebih banyak, namun mirisnya kasus yang terjadi merebak banyak. Pengabaian yang terjadi mengarahkan masyarakat pada hidup yang bebas tanpa aturan;
Kedua, Pengabaian yang terjadi mengantarkan pada kehancuran keluarga beserta nasab keturunan generasinya. Bagaimana tidak, jika kebebasan hidup tanpa aturan yang tegas akan membuat individu laksana binatang, dimana demi kepuasaan pribadi menjadikan seseorang rela merusak keluarganya sendiri;
Ketiga, Sikap amoral tersebut disebabkan penerapan kebijakan dengan sistem aturan yang berasal dari buah pikir manusia, yang memiliki hawa nafsu dan akal manusia yang lemah dan adakalanya bisa menyesatkan, rusak dan merusak. Hal tersebut terjadi sebab kehidupan diatur tanpa agama, sistem ini disebut sebagai sistem sekulerisme yakni sistem yang memisahkan agama dari kehidupan.
Selain itu adanya arus kebebasan hak manusia yang mengantarkan manusia pada gerbang kenestapaan dan merusak sendi-sendi kemuliaan manusia, dimana hari ini hal-hal menjijikkan seperti hubungan seks bebas dan parahnya dilakukan oleh pelaku yang memiliki hubungan (inses). Dan apakabar Negara dalam mengatasi hal ini nampaknya masih cukup jauh, bagaimana tidak, jika selama ini kebijakan dan hukuman yang diberlakukan tidak cukup menjerakan, yang ada malah seolah “menginspirasi” para pelaku berikutnya, Naudzubillah.
Padahal yang semestinya terjadi adalah Negara menjadi pelindung utama keamanan setiap rakyatnya, termasuk dalam terjaganya generasi yang lahir. Hal ini bukan sekedar masalah suka atau tidak suka, tapi lebih penting daripada itu kehidupan yang mulia dan teratur akan didapatkan manakala manusia mampu menundukkanhawa nafsunya dan hidup sesuai fitrahnya. Sebab penjagaan lapisan pertama, Allah Al-Khaliq telah menurunkan Islam yang Sempurna dan menyeluruh mengatur seluruh kehidupan manusia. Menjadi manusia sebagai pelaksana hukum syara’. Dan disinilah Islam yang memuliakan manusia dengan mewajibkan Negara untuk mengurus rakyat dan seluruh aspek termasuk menjaga keutuhan keluarga dan norma-norma keluarga dalam sistem sosial.
Tindakan inses dalam Islam jelas keharamannya, dan wajib dijauhi. Negara yang menerapkan sistem Islam menyiapkan berbagai upaya sebagai pencegahan bagi para pelaku dengan membangun kekuatan iman dan taqwa, hingga tak mudah bagi orang yang memiliki rasa takut karena Allah melakukan tindakan yang melanggar hukum syara’. Selain itu, Negara yang menerapkan Islam akan menciptakan suasana amar ma’ruf nahi mungkar yang akan menjadi lapisan kedua dalam menjaga kemuliaan manusia, dimana antar manusia akan saling mengingatkan dan menyeru kepada keterlaksanaannya hukum syara’.
Lapisan ketiga dalam menjaga kemuliaan manusia adalah dengan adanya sanksi tegas yang akan membuat para calon pelaku jera, dan sebagai penebusan dosa bagi para pelaku.
Lapisan keempat adalah kebijakan media yang akan melarang dan memberantas bibit-bibit perilaku buruk agar rakyat jauh dari pelanggaran hukum syara’.
Dengan demikian ketika para manusia mengikuti aturan Allah dengan baik, maka rahmat Allah pun akan tercurah ruah pada seluruh umat manusa dengan melimpah, seperti yang termaktub dalam Qs. Al A’raf : 96 yang artinya:
"Dan sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."
Wallahu a’lam bishowab[]
Oleh: Ayu Nailah
Aktivis Muslimah