“Realitas menjijikkan itu muncul sebagai akibat cara
pandang kehidupan saat ini yang memisahkan agama dengan kehidupan alias
sekuler," lugasnya di kanal YouTube Muslimah Media Hub, Senin (19/05/2005).
“Sekularisme melahirkan kehidupan kapitalisme, yakni
kehidupan yang mengedepankan materi semata termasuk kepuasan jasadiah atau
fisik,” terangnya.
MMH menjelaskan bahwa dalam Nidzamul Ijtimai,
Syeikh Taqiyudin An-Nabhani menjelaskan bahwa pandangan orang-orang Barat,
penganut ideologi kapitalis, dan orang-orang Timur, penganut ideologi komunis,
terhadap hubungan pria dan wanita merupakan pandangan yang bersifat seksual
semata, bukan pandangan dalam rangka melestarikan jenis manusia.
“Fakta-fakta terindra dan pikiran-pikiran yang
mengandung hasrat seksual dihadapan pra dan wanita dalam rangka membangkitkan
naluri seksual, semata-mata untuk mencari kepuasan," tegasnya.
MMH juga menyampaikan bahwa bermunculnya konten yang
merangsang syahwat dan interaksi campur baur pria dan wanita, merupakan
penyebab terbentuknya pemkiran dan fantasi kotor merusak gharisah nau’.
“Allah Swt. menciptakan gharizah nau’ agar
manusia bisa melestarikan keturunannya,” jelasnya.
“Rasa ini dibutuhkan dalam sebuah hubungan baik itu,
hubungan orang tua, anak, suami, istri saudara maupun kepada sesama agar
berjalan secara makruf, ” jelasnya.
“Dengan konsep yang benar maka hubungan rasa kasih
sayang kepada keluarga akan dibangun secara tepat sesuai perintah Allah,”
tukasnya.
MMH menilai, karena seorang anak adalah amanah yang
Allah titipkan kepda mereka untuk dididik menjadi orang yang saleh salehah.
“Kehidupan keluarga dan masyarakat yang menjadikan Al-Qur’an
sebagai standar beramal akan menghasilkan hubungan yang berkah lagi baik,"
imbuhnya.
Ditegaskannya, tidak mungkin ada peristiwa inses
karena itu termasuk dosa besar.
“Pihak keluarga dan masyarakat akan sama-sama
memandang perbuatan itu sebaga perbuatan hina, tercela, dan menjijikkan,”
tambahnya.
MMH juga menyampaikan, syariat memerintahkan negara
sebagai institusi pelaksana dan penjaga atau junnah.
Dikatakannya, negara Islam yakni Daulah Khilafah akan
memastikan sistem pergaulan atau nizamul ijtima’ berjalan sesuai syariat
dari level masyarakat hingga individu.
“Daulah Khilafah juga memastkan tidak akan ada konten mindset
atau aktivitas yang memicu pelampiasan syahwat dengan cara yang salah,"
tegasnya.
“Dengan begitu pandangan inses tidak menyebar bahkan
tidak muncul dan masyarakat hidup dalam kehidupan yang suci dan cinta kasih
yang murni," tandasnya.[] Lilis