TintaSiyasi.id -- Pemutusan hubungan kerja (PHK) secara masal kembali mengguncang dunia kerja internasional pada pertengahan tahun 2025. Kebijakan ini terjadi di berbagai sektor diantaranya teknologi, media, keuangan, ritel, manufaktur, serta energi.
Beberapa perusahaan seperti Meta, Microsoft, UPS, Black Rock, Block, Nissan, dan Panasonic. Dalam laporan World Economic Forum menyebutkan, perusahaan global sebanyak 41% melakukan pengurangan tenaga kerja untuk lima tahun ke depan. Salah satu penyebabnya adalah meningkatnya penggunaan teknologi akal imitasi (AI). (Internasional.kontan ac.id, 05/05/2025)
Salah satu perusahaan raksasa yang telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran adalah Microsoft. Padahal pada Januari 2025 lalu Microsoft telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) berdasarkan performa individu. Namun pada Mei ini Microsoft kembali memangkas 3% atau sekitar 6.000 karyawan dari total tenaga kerjanya secara global. Dengan 2.000 posisi yang berbasis di kantor pusat mereka di Redmond, Washington AS.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya menyesuaikan diri dengan dinamika pasar yang semakin berkembang serta pemutusan hubungan kerja ini tidak berdasarkan performa individu, dalam pernyataan resmi juru bicara Microsoft pada CNBC Internasional, Rabu (14/5/2025). Dengan upaya ini terbukti mampu mencetak laba bersih kurtalan sebesar US$25,8 miliar sehingga mampu memberikan proyeksi bisnis yang optimistis pada akhir April lalu.
Dalam fakta industri kapitalis pekerja (buruh) adalah komoditas atau alat produksi yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan bagi pemilik modal (kapitalis). Jika individu tersebut tidak efisien maka dianggap tidak bermanfaat dan merugikan.
Pada akhirnya para sering diperlakukan seperti alat atau mesin dalam proses produksi, bukan sebagai manusia utuh yang punya kebutuhan emosional, sosial, dan spiritual. Identitas mereka direduksi menjadi “tenaga kerja”.
Maka hal ini akan berdampak pada banyak hal diantaranya: Eksploitasi tenaga kerja, PHK masal, pemotongan gaji, serta hilangnya jaminan sosial. disisi lain Kapitalisme cenderung menguntungkan pemilik modal. Akibatnya akumulasi kekayaan yang tidak merata menyebabkan kesenjangan antara kaya dan miskin melebar, Pekerja sulit meningkatkan taraf hidup, Kesenjangan akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.
Dalam ekonomi Islam perlakuan terhadap pekerja sangat berbeda dari sistem kapitalisme maupun sosialisme. Ekonomi Islam tidak hanya berfokus pada efisiensi dan keuntungan, tetapi juga pada keadilan, keseimbangan, dan keberkahan.
Prinsip dan tujuan dalam ekonomi Islam yaitu:
1. keadilan dalam distribusi kekayaan, agar tidak terpusat di segelintir orang. Ini ditegaskan dalam Al-Qur’an: “Supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.” (QS. Al-Hasyr: 7).
Islam terdapat Baitul Mal yang memerintahkan dan mengatur zakat, infak, dan sedekah sebagai mekanisme redistribusi kekayaan yang dibagikan untuk 8 golongan.
2. Ekonomi Islam tidak hanya mengejar keuntungan individu, tetapi juga kemaslahatan umat. Setiap aktivitas ekonomi harus memberi manfaat sosial, bukan sekadar akumulasi kekayaan.
3. Larangan riba dan segala praktik ekonomi yang merugikan salah satunya.
4. Perlindungan terhadap hak dan martabat pekerja. Dari Abdullah bin Umar menyebutkan Risulullah pernah bersabda: "Bahwa kewajiban membayar upah sebelum keringatnya kering" (HR. Ibn Majah).
Keadilan, keseimbangan, serta keberkahan ekonomi tersebut hanya akan dapat di rasakan apabila didukung oleh negara dengan menerapkan sistem Islam. Negara akan menjamin hal tersebut terlaksana dengan baik.
Hanya dengan sistem Islam kesejahteraan akan dapat dirasakan oleh setiap individu, karena sejatinya Allah SWT sebagai pencipta telah berfirman dalam akal Maidah ayat 50: "Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? Hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin?"
Artinya menggunakan sistem selain syariat Allah adalah bentuk penolakan terhadap hukum Allah. Menggunakan sistem Islam bukan hanya dalam aspek ekonomi, tetapi wajib pada seluruh aspek kehidupan. Dalam Al Baqarah ayat 20
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan (kaffah), dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu."
Artinya Ayat ini menjadi dasar bahwa Islam harus dijalankan secara menyeluruh, tidak hanya dalam bidang ekonomi.
Jadi, menggunakan ekonomi Islam bukan hanya pilihan, tetapi perintah langsung dari Allah bagi manusia agar menjalankan kehidupan secara benar dan adil sesuai syariat-Nya.
Oleh: Neni Moerdia
Aktivis Muslimah