Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Bukan Tergesa-gesa, tetapi Bersegera dalam Ketaatan

Kamis, 29 Mei 2025 | 15:23 WIB Last Updated 2025-05-29T08:26:03Z

Tintasiyasi.ID -- Pemerhati Keluarga dan Generasi Ustazah Dedeh Wachidah Ahmad menyatakan bahwa sikap terburu-buru berbeda dengan bersegera, karena terburu-buru sering muncul akibat menunda-nunda, sementara bersegera adalah sikap mukmin yang siap meresponss panggilan Allah tanpa menunda kewajiban dan sunah.

 

“Terburu-buru, tergesa-gesa bukan berarti bersegera. Boleh jadi justru terburu-buru itu terjadi karena kita memperlambat sesuatu, menunda-nunda, sehingga ketika waktunya sudah pendek, kita melakukannya dengan terburu-buru. Tetapi bersegera itu berbed, ia adalah sikap seorang mukmin dalam merespons panggilan Allah. Ketika diseru untuk menunaikan kewajiban atau amal sunah, maka ia tidak menunda, tetapi segera melakukannya,” ujarnya dalam kanal YouTube Muslimah Media Hub bertajuk Gaya Hidup Mukmin?, Selasa (20/05/2025).

 

Ia menyentuh konsep kehidupan yang dikenal dengan slow living, yaitu tren hidup yang mementingkan kebahagiaan dengan menjalani hidup tanpa tekanan, tidak tergesa-gesa, dan tanpa ambisi serta persaingan. “Slow living menghadapi hidup itu tidak dengan tekanan, tidak mesti tergesa-gesa, tidak ada ambisi, dan mereka tidak mau bersaing,” bebernya.

 

“Sebagai seorang Muslim tentu saja kita tidak boleh terpengaruh dengan tren atau gaya hidup tertentu, karena Islam telah menyediakan konsep hidup yang khas yaitu untuk beribadah kepada Allah,” tuturnya.

 

Sebaliknya, menurutnya, seorang Muslim juga tidak seharusnya bersikap tergesa-gesa karena ketergesaan merupakan sikap yang dilarang dalam Islam. “Ini karena sikap tergesa-gesa biasanya muncul akibat menunda-nunda suatu kewajiban, hingga akhirnya dilakukan dalam keadaan terburu-buru. Dampaknya hasil amal menjadi tidak optimal,” ucapnya.

 

“Ketika melakukan sesuatu dengan ketergesaan banyak dampak negatifnya. Di antaranya ketika kita melakukan pekerjaan itu merasa ada tekanan, kemudian dari sisi kualitasnya bisa jadi tidak optimal,” katanya.

 

Ia menyatakan bahwa ketika sikap ketergesaan dilarang, Islam malah telah memerintahkan umatnya untuk bersegera dalam kebaikan. “Dalam surah Ali Imran ayat 133, kaum mukmin telah diseru untuk bersegera menuju ampunan dan surga. Itulah pentingnya membedakan antara tergesa-gesa yang lahir dari kelalaian, dan bersegera yang lahir dari kesadaran iman,” ulasnya.

 

“Tetapi kalau bersegera, bersegera itu bukan terburu-buru. Bersegera adalah sikap kita meresponss panggilan Allah, respons taklif kepada Allah terutama yang wajib dan sunah untuk kita lakukan dan kita melakukannya dengan sesegera mungkin ketika kita mampu, punya kesempatan untuk melakukannya,” tuturnya.

 

Ia menyampaikan bahwa seorang mukmin akan segera merespons setiap panggilan Allah, baik dalam kewajiban maupun kebaikan, tanpa menunda.

 

“Seorang mukmin tidak akan menunda-nunda ketika ada panggilan untuk suatu kewajiban. Apakah itu panggilan untuk salat, panggilan untuk berdakwah, panggilan untuk berjuang, panggilan untuk berinfak. Seorang istri; panggilan untuk melayani suami, seorang ibu; panggilan untuk mendidik anak, untuk meriayah anak,” sebutnya.

 

Lanjut dikatakan, seorang mukmin ada panggilan untuk peduli kepada sesama mukmin, yakni panggilan untuk berjihad ke Palestina, panggilan untuk memperjuangkan berbagai kebenaran yang sekarang sedang dilecehkan,” ungkapnya.

 

Ia membeberkan bahwa seorang mukmin tidak akan menunda panggilan Allah karena mengharap balasan dan ampunan-Nya. “Ia juga akan segera bertaubat saat menyadari kesalahan, yakin bahwa bersegera dalam ketaatan akan membawa balasan surga,” tuturnya.

 

“Itu adalah panggilan-panggilan dari Allah maka sikap seorang mukmin tidak akan menunda. Dia akan bersegera karena dia ingin mendapat balasan dari Allah. Ketika dia yakin dia melakukan kesalahan atau kurang optimal, maka dia akan segera memohon ampun dari Allah sehingga dia tidak terus-menerus dalam kesalahan itu dan dia yakin ketika dia bersegera memenuhi panggilan dari Allah, maka di situ akan ada balasan surga,” pungkasnya.[] Rahmah

Opini

×
Berita Terbaru Update