Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Inilah Orang Pertama yang Menunaikan Ibadah Haji di Tanah Air

Kamis, 29 Mei 2025 | 15:25 WIB Last Updated 2025-05-29T08:26:05Z

Tintasiyasi.ID -- Filolog dan Sejarawan Salman Iskandar mengatakan bahwa orang pertama yang menunaikan ibadah haji di tanah air berasal dari Pulau Jawa, tepatnya di Tataran Sunda, yang informasi itu tercantum dalam Carita Parahyangan, sebuah naskah Sunda kuno yang dibuat akhir abad ke-16.

 

"Berkenaan di manuskrip-manuskrip lama maka kita akan mengetahui catatan tertulis khususnya di kitab Charita Parahyangan yang itu mengungkap ada salah seorang bangsawan di tanah air yang pertama kali di wilayah Tanah Jawi di Tataran Sunda sebagai kesatria pertama yang menunaikan ibadah haji," ucapnya di kanal YouTube Ngaji Subuh; Haji di Era Kesultanan-Kesultanan Islam Nusantara, Jumat (23/05/2025).

 

Lanjutnya, ia menjelaskan sosok tersebut dikenal sebagai Pangeran Bratalegawa, putra kedua dari Prabu Bunisora penguasa dari Galuh Pakuwon yang ada di wilayah Kawali, Ciamis, Jawa Barat. “Adapun Pangeran Bratalegawa menunaikan haji sekitar tahun 1340,” kutipnya.

 

"Sosok yang dikenal sebagai Pangeran Bratalegawa dikenal sebagai saudagar kaya raya dan kerap kali menempuh perjalanan samudra untuk berniaga ke wilayah-wilayah Barat. Dari mulai wilayah Hindia di wilayah yang kita ketahui sebagai kota pelabuhan di Hujarat dan Mumbai, Malabar, Delhi, dan Bangladesh," jelasnya.

 

Ia mengisahkan, Pangeran Bratalegawa mulai mengenal Islam ketika melakukan perjalanan ke Delhi, di sana banyak berinteraksi dengan pedagang Arab yang juga berdagang disana. “Ia lalu masuk Islam dan menikahi Siti Farhana binti Muhammad, salah satu putri dari kerajaan Muslim yang ada di wilayah Gujarat,” kisahnya.

 

"Bersama istrinya, mereka kemudian menunaikan ibadah haji ke Baitullah dan tercatat di Carita Parahyangan bahwa mereka menunaikan ibadah haji. Pada saat itu beliau mendapat predikat sosok haji pertama," ungkapnya.

 

Lebih lanjut, ia mengisahkan, kala itu Pangeran Bratalegawa menamai dirinya sebagai Haji Baharuddin, yakni sosok yang terbiasa mengarungi samudra sambil menebar rahmat, menebar agama, atau mendakwahkan Islam.

 

"Baharuddin maknanya samudra agama, samudra aturan, samudra ajaran hidup, lautan ilmu, lautan agama yang kemudian ini melekat pada diri Pangeran Bratalegawa dan terbukti bahwasanya beliau dengan Siti Farhana kemudian datang ke ibu kota Galuh di Kawali, Ciamis, dan kemudian mendakwahkan islam," terangnya.

 

Kemudian, ia menerangkan, kesatria Sunda ini pun meluaskan cakupan amaliah dakwahnya hingga wilayah Caruban Larang atau saat ini dikenal dengan nama Cirebon. “Di Caruban Larang, Pangeran Bratalegawa bertemu dengan susuhunan Jati yang pertama,” ujarnya.

 

"Kemudian kita ketahui sebagai Maulana Idhafil Mahdi Al-Baghdadi (Syekh Datuk Kahfi) salah seorang di antara lulusan terbaik dari Madrasah Nizhamiyah yang ada di kota Baghdad," pungkasnya.[] Taufan

Opini

×
Berita Terbaru Update