Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Akar Masalah Kemiskinan Bukan Jumlah Anak Melainkan Sistem Ekonomi Kapitalisme

Jumat, 16 Mei 2025 | 17:03 WIB Last Updated 2025-05-16T10:04:49Z
TintaSiyasi.id -- Menanggapi Gubernur Dedi Mulyadi mengusulkan kebijakan vasektomi bagi warga miskin penerima bantuan sosial alasannya untuk menekan angka kemiskinan yang dinilai berkaitan jumlah anak yang banyak, media RayahTV, mengatakan, akar masalah kemiskinan bukan pada jumlah anak, melainkan sistem ekonomi kapitalisme.

"Akar masalah kemiskinan bukan pada jumlah anak melainkan sistem ekonomi kapitalisme yang menimbulkan ketimpangan," ungkapnya di akun Instagram RayahTV, Kamis (15/5/2025).

Ia menjelaskan, menurut Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) 50 persen aset nasional hanya dikuasai 1 persen orang kaya di tanah air. 

Sehingga, ia menekankan, alih-alih menyerukan solusi yang bertentangan dengan hukum Allah SWT, negara sebaiknya berfokus sebaiknya bagaimana caranya melakukan distribusi kekayaan merata dengan baik, dan ini tidak mungkin terwujud jika negara masih menerapkan sistem ekonomi kapitalisme.

"Mekanisme dalam sistem ekonomi ini hanya akan terus memperkaya pemilik modal dan memperlemah orang-orang miskin," tambahnya.

Oleh karena itu, jika negara ingin serius memberantas kemiskinan maka sistem kapitalisme ini wajib ditinggalkan, gantinya tegakkan sistem ekonomi Islam yang mengacu pada aturan dari Allah SWT Zat yang Maha Adil dan Bijaksana.

"Sebaliknya Islam justru menganjurkan umatnya menikah dan memperbanyak keturunan bukan membatasi kelahiran secara mutlak," pungkasnya. [] Alfia Purwanti

Opini

×
Berita Terbaru Update