Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Akal yang Tertinggi Adalah Taat: Nasihat Emas dari Sayyid Abdul Qadir al-Jailani

Kamis, 22 Mei 2025 | 20:54 WIB Last Updated 2025-05-22T13:54:44Z

TintaSiyasi.id -- "Manusia yang paling berakal adalah manusia yang taat kepada Allah Azza wa Jalla, dan manusia yang paling bodoh adalah manusia yang paling banyak bermaksiat kepada-Nya.”
Sayyid Abdul Qadir al-Jailani rahimahullah

Wahai anakku, ketahuilah bahwa tidak ada cahaya yang lebih terang daripada cahaya akal yang dibimbing oleh iman, dan tidak ada kegelapan yang lebih pekat daripada kegelapan hawa nafsu yang menyesatkan.

Akal Sejati dan Hakikat Ketaatan

Banyak manusia mengaku cerdas, menguasai dunia dengan pikirannya, menggenggam teknologi dengan tangannya, dan memutar roda ekonomi dengan strateginya. Namun, betapa banyak dari mereka yang tidak mengenal Tuhannya, tidak tunduk kepada syariat-Nya, dan hidup dalam maksiat serta kelalaian. Apakah itu yang disebut cerdas? Tidak. Itu adalah kebodohan yang terbungkus dalam kesombongan.

Wahai muridku, dengarkanlah:
Akal yang sejati bukanlah yang sekadar mampu menghitung angka, menyusun strategi atau memikat dunia. Akal yang sejati adalah yang membuat pemiliknya tunduk dalam sujud, tunduk dalam taubat, dan patuh dalam perintah. Ia tahu hakikat kehidupan: bahwa dunia hanya sementara, dan akhirat adalah negeri yang kekal.

Kebodohan dalam Wujud Modern

Zaman telah berubah, tetapi sifat manusia tetaplah sama. Hari ini, banyak manusia yang memuja akal, menjunjung logika, tetapi lupa bahwa akal adalah amanah yang harus tunduk kepada wahyu. Mereka menganggap taat itu kuno, dan maksiat itu kemajuan. Mereka membalikkan nilai: menjadikan dosa sebagai hiburan, dan menjadikan ibadah sebagai beban.

Wahai manusia, ingatlah! Satu sujud dalam taubat lebih mulia dari seribu kata-kata yang menyombongkan kecerdasan. Satu air mata yang jatuh karena takut kepada Allah lebih cerdas daripada gelar-gelar duniawi yang membanggakan.

Tanda-Tanda Akal yang Terang

Sayyid Abdul Qadir al-Jailani berkata:
"Siapa yang mengenal Tuhannya, maka ia akan mengenal dirinya. Siapa yang mengenal dirinya, ia akan tahu kelemahannya. Dan siapa yang tahu kelemahannya, ia tidak akan sombong terhadap sesama makhluk."

Wahai anakku, perhatikanlah tanda-tanda akal yang bercahaya:

1. Takut kepada Allah dalam kesendirian maupun keramaian.
Orang yang cerdas tahu bahwa Allah Maha Melihat, maka ia menjaga hatinya, lisannya, dan langkah-langkahnya.

2. Menjadikan dunia sebagai kendaraan, bukan tujuan.
Akal yang tercerahkan memandang dunia sebagai ladang akhirat. Ia bekerja dengan niat yang bersih, dan bersabar dalam ujian.

3. Menyibukkan diri dengan amal saleh dan menjauh dari maksiat.
Setiap detik adalah kesempatan untuk menambah bekal menuju kampung abadi. Akal yang jernih tahu betapa berharganya waktu.

Maksiat: Jalan Kebodohan yang Menipu

Wahai muridku, jangan kau kira pelaku maksiat itu bebas. Mereka hanyalah tawanan hawa nafsu, budak syahwat, dan hamba dunia. Betapa pun mereka tertawa, hati mereka kosong. Betapa pun mereka kaya, jiwa mereka miskin. Dan betapa pun mereka dipuja, kelak mereka akan ditinggalkan sendirian dalam kubur yang gelap.

Maksiat adalah api yang membakar keberkahan. Ia menghapus cahaya hati, melemahkan tekad, dan menjauhkan rahmat. Maka, siapa yang terus menerus bermaksiat, sejatinya ia sedang berjalan menuju kebinasaan dengan membawa obor kebodohan di tangannya.

Penutup: Jalan Cerdas Menuju Allah

Wahai jiwa yang merindukan kebenaran,
jadilah engkau cerdas dalam arti yang sebenarnya. Gunakan akalmu untuk mengenal Rabb-mu. Jadikan ilmu sebagai kendaraan menuju iman, dan jadikan iman sebagai pemandu amal. Berjalanlah dalam ketaatan, walau berat. Menangislah dalam taubat, walau terlambat, sebab pintu Allah selalu terbuka, dan kasih-Nya tidak pernah habis.

Sayyid Abdul Qadir al-Jailani menasihatkan:
"Wahai anak Adam, engkau bukanlah makhluk kecil. Engkau diciptakan untuk akhirat yang agung. Maka, jangan kau habiskan hidupmu untuk dunia yang hina. Gunakan akalmu untuk sampai kepada-Nya, niscaya engkau akan menjadi manusia paling mulia di sisi-Nya."

Semoga Allah menerangi hati kita dengan cahaya iman dan akal yang taat.
Amin.

Dr. Nasrul Syarif M.Si. 
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update