Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Menapaki Jejak Salafus Salih: Jalan Lurus Para Penghulu yang Diridai

Senin, 28 April 2025 | 14:28 WIB Last Updated 2025-04-28T07:29:03Z

TintaSiyasi.id-- Menapaki jejak salafus salih yakni jalan lurus para pendahulu yang diridhai.

وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلۡأَوَّلُونَ مِنَ ٱلۡمُهَٰجِرِينَ وَٱلۡأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحۡسَٰنٖ رَّضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُ وَأَعَدَّ لَهُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي تَحۡتَهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۚ ذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ  
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.(QS. At-Taubah: 100)

Jalan para Salafush Shalih — generasi awal Islam yang terdiri dari para Sahabat, Tabi’in, dan Tabi’ut Tabi’in — adalah jalan yang penuh berkah, keikhlasan, dan kebenaran. Mereka adalah generasi yang langsung dididik oleh Rasulullah SAW, menyerap ajaran Islam dari sumber aslinya, dan mengamalkannya dengan ketulusan hati yang luar biasa.

Mereka tidak hanya berilmu, tapi juga beradab. Mereka tidak hanya beramal, tapi juga berhati bersih. Dalam kesederhanaan hidup mereka, terpancar kemuliaan ruhani yang menjadi cahaya bagi seluruh umat setelahnya.

Mengapa Kita Perlu Mengikuti Jalan Mereka?

Karena mereka telah membuktikan kebenaran iman melalui amal, bukan sekadar kata. Mereka tidak sibuk memperdebatkan agama, tapi hidup dalam nafas tauhid yang utuh. Mereka mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari diri mereka sendiri. Dan Allah pun meridhai mereka.

Generasi terbaik ini mengajarkan bahwa:
• Ilmu harus melahirkan amal.
• Amal harus ditopang dengan keikhlasan.
• Dan seluruh hidup harus diarahkan untuk akhirat.
Meneladani Mereka di Zaman Penuh Fitnah

Di zaman seperti sekarang — penuh godaan, syubhat, dan gemerlap dunia — jalan Salafush Shalih menjadi kompas yang menuntun kita agar tidak tersesat. Kita belajar untuk:
• Sederhana dalam dunia, besar dalam keyakinan.
• Sibuk memperbaiki hati, bukan mencitrakan diri.
• Teguh dalam sunnah, lembut dalam dakwah.

Penutup: Jalan yang Mengantarkan Ridha

Jalan mereka adalah jalan lurus, jalan yang telah dijanjikan surga oleh Allah. Maka siapa pun yang meniti jejak mereka dengan tulus, insyaAllah akan bertemu mereka di akhirat — di tempat yang sama, di bawah naungan rahmat-Nya.
“Jika kamu ingin berjalan di atas jalan yang selamat, ikutilah jalan para pendahulu yang saleh — karena mereka tidak meninggalkan kita kecuali di atas petunjuk yang jelas.”
— Imam Malik rahimahullah

Ciri-Ciri Jalannya Para Salafush Shalih

1. Berpegang Teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah Mereka memahami agama dari sumber utamanya: Kitabullah dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Tidak ditambah-tambahi, tidak dikurangi, dan tidak dicampuradukkan dengan hawa nafsu atau filsafat asing.

2. Memahami Agama Sesuai Pemahaman Para Sahabat Bukan sekadar mengikuti teks, tapi juga mengikuti cara para sahabat menafsirkan dan mengamalkannya. Sebab merekalah yang hidup bersama Rasulullah SAW dan menyaksikan langsung turunnya wahyu.

3. Mengutamakan Keikhlasan dan Takwa Amalan mereka tidak dibangun atas dasar riya' atau mencari pujian, melainkan keikhlasan murni karena Allah. Takwa menjadi asas dalam setiap langkah dan keputusan.

4. Meninggalkan Bid’ah dan Syubhat Mereka sangat berhati-hati terhadap amalan yang tidak ada tuntunannya dari Rasulullah SAW. Bid’ah dianggap sebagai penyimpangan dari jalan lurus yang harus dijauhi.

5. Sikap Zuhud terhadap Dunia Dunia tidak menjadi tujuan utama mereka. Meski sebagian sahabat adalah orang kaya, namun hati mereka terpaut pada akhirat. Dunia hanya di tangan, bukan di hati.

6. Lembut dalam Akhlak, Teguh dalam Prinsip Dalam berdakwah, mereka bersikap bijak dan santun. Namun dalam urusan aqidah dan ibadah, mereka kokoh bagaikan gunung. Tidak mudah goyah oleh tekanan atau tren.

7. Menjaga Ukhuwah dan Menjauhi Perpecahan Mereka tidak mudah mengkafirkan, membid’ahkan, atau mencela sesama Muslim. Persatuan umat dijaga dengan ilmu dan adab.

8. Sedikit Bicara, Banyak Amal Mereka tidak sibuk memperdebatkan hal yang tidak perlu. Mereka lebih suka beramal diam-diam, memikirkan hisab daripada sibuk mencari pengakuan.

MasyaAllah, sangat kuat dan jelas dalilnya. Ini adalah landasan pokok dalam ajaran Ahlus Sunnah wal Jama'ah, bahwa mengikuti jalan para Salafush Shalih adalah kewajiban, bukan pilihan. Berikut ini aku bantu susun menjadi bagian artikel yang terstruktur dan mudah dicerna:

Dalil-Dalil tentang Kewajiban Mengikuti Jalannya Para Salafush Shalih

Mengikuti jejak para Salafush Shalih bukanlah sekadar pilihan pendekatan dalam beragama, tetapi merupakan perintah langsung dari Allah dan Rasul-Nya. Jalan mereka adalah jalan yang lurus, jalan keselamatan, dan satu-satunya jalan yang diridhai oleh Allah.

Dalil dari Al-Qur'an
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya.”
(QS. Al-An’am: 153)

Ayat ini secara tegas memerintahkan kita untuk berpegang teguh pada jalan yang lurus — yakni Islam murni sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dan dipraktikkan oleh generasi awal umat Islam. Jalan-jalan lain, meskipun tampak indah, hakikatnya akan menjauhkan dari Allah dan membawa kepada perpecahan.

Dalil dari Hadits Nabi SAW
“Sebaik-baik manusia adalah pada masaku ini (yaitu masa para Sahabat), kemudian yang sesudahnya, kemudian yang sesudahnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa tiga generasi pertama umat Islam (Sahabat, Tabi'in, dan Tabi'ut Tabi'in) adalah generasi terbaik. Maka, mengikuti pemahaman dan praktik keagamaan mereka adalah cara paling selamat dalam berislam. Tidak ada jalan yang lebih lurus daripada jalan yang telah ditempuh oleh generasi yang diridhai oleh Allah dan Rasul-Nya.

Kesimpulan

Dalam dunia yang penuh dengan kebingungan, kelompok, dan aliran pemahaman yang beragam, jalan Salafush Shalih adalah kompas utama. Mereka telah menapaki Islam dalam kemurnian, dalam cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, dalam keikhlasan dan kebenaran. Maka:

“Siapa yang mengikuti jalan mereka, maka ia di atas petunjuk. Siapa yang menyimpang darinya, maka ia berada dalam bahaya tersesat.”

Oleh. Dr. Nasrul Syarif M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)

Opini

×
Berita Terbaru Update