Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

UIY: Sekarang Manusia Amat Sangat Memerlukan Al-Qur’an

Kamis, 20 Maret 2025 | 19:37 WIB Last Updated 2025-03-20T12:41:16Z

Tintasiyasi.ID -- Cendekiawan Muslim Ustaz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) menyatakan bahwa Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah Swt. sebagai petunjuk bagi manusia saat ini terlihat amat sangat dibutuhkan manusia.

 

"Justru saya ingin mengatakan manusia sekarang itu amat sangat memerlukan Alquran," ujarnya di kanal YouTube One Ummah TV berjudul Al-Qur’an dan Perubahan Dunia - Memperingati Nuzululqur’an, Ahad (16/03/2025).

 

Lanjutnya, ia menegaskan bahwa Al-Qur’an menjadi petunjuk bagi manusia dari awal Al-Qur’an diturunkan hingga kapan pun. “Karena manusia dari dulu hingga saat ini atau sampai kapan pun tidak akan pernah berubah kemanusiaannya,” sebutnya.

 

"Manusia punya sifat kemanusiaan, memiliki naluri dan kebutuhan jasmani dari dulu sampai sekarang tidak berubah. Kalau butuh makan dia lapar, butuh minum dia haus, buang air kecil, buang air besar. Yang membedakan adalah bentuk-bentuk materi yang menyertainya," jelasnya.

 

Begitu juga dengan gharizah (naluri), ia memandang dari dulu sampai sekarang manusia sama, yakni tertarik kepada lawan jenisnya. “Oleh karena itu sesungguhnya manusia tidak berubah, maka alasan Al-Qur’an disebut tidak cocok untuk manusia sekarang sangat tidak relevan,” sanggahnya.

 

"Katakan ada yang bilang ini diturunkan 1400 tahun yang lalu. Betul, tetapi diturunkan kepada manusia yang tidak berubah. Karena itu tidak bisa alasan mengatakan Al-Qur’an itu tidak lagi relevan untuk mengatur hidup manusia sekarang," terangnya.

 

Adapun, ia menjelaskan Al-Qur’an disebut juga sebagai Al-Furqan atau pembeda, membedakan yang benar dan yang salah, yang lurus dan yang bengkok, serta antara hitam dan putih.

 

"Manusia dari dulu sampai sekarang sama, membutuhkan kemampuan membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Ketika manusia tidak memiliki kemampuan membedakan, yang terjadi apa? Terjadi kekacauan," ucapnya.

 

Lebih lanjut, ia menilai contoh paling sederhana ialah terkait permasalahan gender, yang membedakan manusia secara kasat mata yakni laki-laki dan perempuan. “Sebenarnya sangat mudah sekali dibedakan, namun saat ini hanya untuk membedakan gender saja kita dihadapkan kebingungan luar biasa,” urainya.

 

"Diibaratkan perempuan disebut she, tetapi she itu ada dua. Ada she she dan ada she he dan he. Ada dua juga, ada he he dan ada he she. Lebih parah lagi di Thailand gender ada 18, coba bayangkan hal sepele tetapi karena tidak adanya petunjuk dan karenanya tidak punya kemampuan membedakan bisa ruwet," tandasnya.[] Taufan

Opini

×
Berita Terbaru Update