Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Jika Negara Memusuhi Aktivitas Dakwah Islam Kaffah, UIY: Kita Hadapi!

Kamis, 20 Maret 2025 | 19:38 WIB Last Updated 2025-03-20T12:41:18Z

Tintasiyasi.ID -- Cendekiawan Muslim Ustaz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) menegaskan sebagai umat Muslim harus siap menghadapi dan memperjuangkan aktivitas dakwah Islam kaffah. “Sebagai umat Muslim harus siap menghadapi dan memperjuangkan aktivitas dakwah Islam kaffah,” tuturnya, Ahad (16/03/2025).

 

"Jadi ya kita hadapi dan itulah dakwah, itulah perjuangan. Jihad paling utama adalah kalimat yang hak di hadapan penguasa yang jahat. Kalau udah gitu penguasa akan memusuhi," ujarnya di kanal YouTube One Ummah TV bertajuk Al-Qur’an dan Perubahan Dunia - Memperingati Nuzululqur’an.

 

UIY menjelaskan, apa pun bentuk risikonya sesuai sabda Rasulullah saw., “Bahwasanya nanti Al-Qur’an dan penguasa akan berpisah. Tandanya yakni penguasa akan mengambil keputusan berdasarkan kepentingan mereka, bukan untuk rakyat.”

 

"Ketika itu terjadi apa yang harus dilakukan? Nabi mengatakan, ‘Jangan kau memisahkan diri dari Al-Qur’an.’ Nabi memberikan nasihatnya ini dengan mengatakan mati dalam taat kepada Allah Swt. lebih baik daripada hidup tetapi maksiat kepada Allah Swt.," terangnya.

 

Lanjutnya, ia mengingatkan, jika penguasa memusuhi aktivitas dakwah Islam kaffah menandakan dakwah tersebut mengganggu kepentingan mereka. “Apabila jalan kebenaran dimusuhi, maka sejatinya penguasa menginginkan jalan yang salah,” lugasnya.

 

"Jangan kita menyerah kepada orang yang sebenarnya punya maksud untuk jalan kesesatan atau jalan kesalahan. Kalau kita menyerah, yang salah akan semakin salah. Itu hebatnya perjuangan di situ. Sesungguhnya itu kepentingan masyarakat dan umat," terangnya.

 

Lebih lanjut, pria kelahiran Yogyakarta itu menerangkan terkait kejahatan apartheid yakni politik diskriminasi atas dasar warna kulit yang terjadi di Afrika. “Ketika itu Nelson Mandela terus menentang diskriminasi tersebut dan berujung dipenjara,” terangnya.

 

"Nelson Mandela bukan Muslim tetapi dia ngerti kalau ini jahat dan dia tidak boleh mengalah kepada kejahatan, akibatnya dia dipenjara. Usia penjara dia dengan usia pernikahan dia lebih lama usia penjara dia. Jadi pernikahan 26 tahun, penjara 27 tahun," bebernya.

 

Melihat perjuangan Nelson Mandela, UIY mengingatkan bahwa mantan Presiden Afrika Selatan itu tidak menggunakan dasar akidah dan Al-Qur’an. Berbeda dengan umat Muslim yang langsung diperintah oleh Allah swt.

 

"Kalau nampak susah di dunia pasti imbalan akan luar biasa di akhirat sana, mati dalam perjuangan dapat kemuliaan. Menang bagus, meninggal syahid juga bagus. Yang enggak bagus yang mengalah terus kepada kejahatan itu," ungkapnya.

 

"Kita harus mengingat hidup kita ini sebentar saja, akan mati. Kalau sudah mati harapannya kita kemana? Maka itu penting sekali kalau ditanya tipsnya apa, selalu gunakan kaca mata akhirat," tutupnya.[] Taufan

Opini

×
Berita Terbaru Update