“Adapun kata orang Jawa,
kehidupan kita di dunia hanya ibarat 'numpang ngombe',” imbuhnya, Ahad
(16/03/2025).
Lanjutnya, ia menjelaskan
kehidupan di dunia perlu diatur, supaya kehidupan dunia hasanah untuk sampai
kehidupan akhirat yang hasanah pula.
"Jadi kalau mau yang
diinginkan peradaban terbaik di dunia maka akan mengantarkan kehidupan yang
baik di akhirat, itu prinsipnya," ucapnya dalam acara memperingati Nuzululqur’an
bertajuk Al-Qur’an dan Perubahan Dunia.
Alhasil, ia menekankan Islam
tidak pernah mengajarkan untuk mencapai tujuan di dunia dengan mengorban iman
dan takwa. “Terlebih peradaban Islam, yakni peradaban yang tegak di atas tauhid
dengan tolok ukur syariat dengan dasar iman dan takwa,” ujarnya bernas.
"Maka kita bisa melihat
bahwa jika ada kemajuan teknologi, maka kemajuan sains dan teknologi yang
didorong oleh keimanan dan ketakwaan. Karenanya maka semakin maju sains makin
tunduk ke hadapan Allah Swt.. Teknologi dikembangkan dengan tolok ukur syariat,"
jelasnya.
Pria kelahiran Yogyakarta tersebut
menekankan, teknologi itu ibarat pisau bermata dua. “Terdapat sisi yang membawa
kepada kebaikan dan satu sisi membawa keburukan,” ujarnya.
"Tetapi di dalam kendali Islam,
teknologi Insyallah akan berkembang ke arah kebaikan bukan kepada keburukan seperti ini hari terjadi Islam
tidak anti sains dan teknologi karena sains dan teknologi adalah ilmu Allah Swt..
Ada ilmu kauniyah, ada ilmu munazalah, itulah sains teknologi. Kemudian
Al-Qur’an, tsaqafah," ungkapnya.
Selanjutnya, ia memandang dulu Islam
unggul di dalam peradaban-peradaban sains teknologi. Namun, kini peradaban
teknologi tidak lagi berada dalam kendalai Islam dan cenderung tidak mengingat
Allah Swt. dalam pengembangan teknologi tersebut.
"Allah Swt. hanya diingat
saat kelahiran, kawin, mati. Tiga kesempatan saja selebihnya enggak ingat lagi.
Waktu pengembangan teknologi enggak ingat Tuhan," imbuhnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan dunia
sangat membutuhkan Islam dan memerlukan Al-Qur’an. “Dengan melalaikan perintah
Allah Swt. maka akan terjadi kekacauan dan bencana,” ucap UIY mengingatkan.
"Seperti yang Allah Swt. katakan,
maka siapa yang mengikuti petunjukku maka dia tidak akan celaka, kalau tidak
mengikuti berarti sesat dan celaka. Sesat itu sekarang gender aja enggak
ngerti. Itu contoh baru personal, belum lagi persoalan-persoalan komunal,
ekonomi tidak stabil, kesenjangan kaya miskin, disorientasi, kekacauan keluarga.
Wah, sudah mengerikan," pungkasnya.[] Taufan