"Mereka (yang memusuhi Islam)
ada yang tidak paham, ada yang salah paham, ada yang pahamnya salah,"
ujarnya di kanal YouTube One Ummah TV dalam judul Al-Qur’an dan
Perubahan Dunia - Memperingati Nuzululqur’an pada Ahad (16/03/2025).
Ia menilai, orang yang memiliki
paham yang salah, yakni yang terkena paham sekuler, baik sekuler kapitalistis,
sosialistis, bahkan komunistis. “Salah satu contoh sosok Muslim yang memiliki
paham yang keliru ialah Ketua Umum PKI pertama Semaun,” ungkapnya.
"Dia (Semaun) Muslim. Ini
yang pahamnya salah. Karena itu Islam harus dipegang, kalau tidak kemasukan
unsur-unsur lain. Kita tidak mungkin kosong dari pikiran, ‘kan? Kalau tidak
pikirannya Islam, ya selain Islam. Jadi jangan biarkan pikiran kita kosong. Itulah
pentingnya Islam, pentingnya mengaji tsaqafah Islam," terangnya.
Melawan Kemungkaran
UIY mengingatkan, sebagai umat Muslim
untuk senantiasa tidak diam ketika melihat kemungkaran terjadi di negara ini. “Kemudian
jangan mudah percaya dan meyakini sosok tertentu, terlebih sosok tersebut
mengaku seorang ahli dan bisa diandalkan untuk menyelesaikan persoalan bangsa,”
pesannya.
"Sama seperti halnya kita
naik pesawat. Pilot ahli, tetapi kalau kemudian dia mengarahkan pesawatnya
nabrak gunung, kan jadi salah. Yang sudah kita percayai ternyata nyolong, hanya
karena belum ketahuan aja. Kalau dibuka semua ketahuan siapa selama ini yang
bisa dipercaya ternyata pencuri-pencuri semua," jelasnya.
"Mengambilnya enggak
tanggung-tanggung sampai kerugian 1.000 triliun. Itu ahli ternyata ahli nyolong
juga," tambahnya.
Sehingga, ia mengingatkan bahwa
pentingnya amar makruf nahi mungkar. “Jadi asumsinya yakni bahwa manusia bisa
salah, bukan asumsinya manusia tidak bisa salah. Maka dari itu kita jangan
hanya diam ketika melihat kemungkaran di negara ini,” tuturnya.
"Karena itulah maka tidak
boleh tinggal diam. Yang bisa lihat punggung kita siapa? Kan bukan kita. Yang
bisa lihat punggung kita ya orang lain. Di situlah luar biasanya ajaran Islam,
ajaran Al-Qur’an pentingnya amar makruf nahi mungkar," terangnya.
Lebih lanjut, UIY menjelaskan
perumpamaan yang pernah disampaikan Rasulullah saw., “Ibarat menaiki sebuah
bahtera, ada yang duduk di bagian atas dan ada di bagian bawah. Orang yang
duduk di bagian bawah apabila ingin mengambil air harus naik ke atas, namun
orang tersebut berpikiran pendek dan berniat melubangi lantainya untuk
mempermudah mendapatkan air.”
"Kata Nabi kalau dia dicegah
maka dia selamat, selamat pula seluruh isi kapal, tetapi kalau dibiarkan maka
dia akan celaka dan celaka juga seluruh isi kapal, kenapa? Karena air yang
masuk dari lubang yang dia bikin tidak hanya menggenangi dia tapi menggenangi seluruh
kapal," terangnya.
Lanjutnya, ia melihat perumpamaan
Rasulullah saw. tersebut seperti halnya kasus LGBT. Paham sekuler memandang
LGBT sebagai hak asasi manusia dan tidak boleh dilarang. “Namun dampak dari
LGBT yakni HIV bukan lagi ancaman untuk personal melainkan mendunia,” ucapnya.
"WHO pernah menyebut mereka
yang kena penyakit HIV sudah lebih dari 40 juta dan itu dalam beberapa tahun
mendatang bisa terjadi kematian massal. Itu kan berarti tidak bisa diabaikan
apalagi kalau yang melakukan kesalahan itu atau yang punya kewenangan itu
adalah mereka yang ada di pucuk pimpinan. Jadi tidak boleh itu sikap 'udahlah
percaya saja'," tutupnya.[] Taufan