Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Cendekiawan: Orang Islam Memusuhi Islam karena Pahamnya Salah

Kamis, 20 Maret 2025 | 19:37 WIB Last Updated 2025-03-20T12:41:14Z

Tintasiyasi.ID -- Cendekiwan Muslim Ustaz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) memandang kini banyak orang Islam yang memusuhi Islam, terlebih tentang syariat Islam, lantaran orang tersebut memiliki paham yang salah.

 

"Mereka (yang memusuhi Islam) ada yang tidak paham, ada yang salah paham, ada yang pahamnya salah," ujarnya di kanal YouTube One Ummah TV dalam judul Al-Qur’an dan Perubahan Dunia - Memperingati Nuzululqur’an pada Ahad (16/03/2025).

 

Ia menilai, orang yang memiliki paham yang salah, yakni yang terkena paham sekuler, baik sekuler kapitalistis, sosialistis, bahkan komunistis. “Salah satu contoh sosok Muslim yang memiliki paham yang keliru ialah Ketua Umum PKI pertama Semaun,” ungkapnya.

 

"Dia (Semaun) Muslim. Ini yang pahamnya salah. Karena itu Islam harus dipegang, kalau tidak kemasukan unsur-unsur lain. Kita tidak mungkin kosong dari pikiran, ‘kan? Kalau tidak pikirannya Islam, ya selain Islam. Jadi jangan biarkan pikiran kita kosong. Itulah pentingnya Islam, pentingnya mengaji tsaqafah Islam," terangnya.

 

Melawan Kemungkaran

 

UIY mengingatkan, sebagai umat Muslim untuk senantiasa tidak diam ketika melihat kemungkaran terjadi di negara ini. “Kemudian jangan mudah percaya dan meyakini sosok tertentu, terlebih sosok tersebut mengaku seorang ahli dan bisa diandalkan untuk menyelesaikan persoalan bangsa,” pesannya.

 

"Sama seperti halnya kita naik pesawat. Pilot ahli, tetapi kalau kemudian dia mengarahkan pesawatnya nabrak gunung, kan jadi salah. Yang sudah kita percayai ternyata nyolong, hanya karena belum ketahuan aja. Kalau dibuka semua ketahuan siapa selama ini yang bisa dipercaya ternyata pencuri-pencuri semua," jelasnya.

 

"Mengambilnya enggak tanggung-tanggung sampai kerugian 1.000 triliun. Itu ahli ternyata ahli nyolong juga," tambahnya.

 

Sehingga, ia mengingatkan bahwa pentingnya amar makruf nahi mungkar. “Jadi asumsinya yakni bahwa manusia bisa salah, bukan asumsinya manusia tidak bisa salah. Maka dari itu kita jangan hanya diam ketika melihat kemungkaran di negara ini,” tuturnya.

 

"Karena itulah maka tidak boleh tinggal diam. Yang bisa lihat punggung kita siapa? Kan bukan kita. Yang bisa lihat punggung kita ya orang lain. Di situlah luar biasanya ajaran Islam, ajaran Al-Qur’an pentingnya amar makruf nahi mungkar," terangnya.

 

Lebih lanjut, UIY menjelaskan perumpamaan yang pernah disampaikan Rasulullah saw., “Ibarat menaiki sebuah bahtera, ada yang duduk di bagian atas dan ada di bagian bawah. Orang yang duduk di bagian bawah apabila ingin mengambil air harus naik ke atas, namun orang tersebut berpikiran pendek dan berniat melubangi lantainya untuk mempermudah mendapatkan air.”

 

"Kata Nabi kalau dia dicegah maka dia selamat, selamat pula seluruh isi kapal, tetapi kalau dibiarkan maka dia akan celaka dan celaka juga seluruh isi kapal, kenapa? Karena air yang masuk dari lubang yang dia bikin tidak hanya menggenangi dia tapi menggenangi seluruh kapal," terangnya.

 

Lanjutnya, ia melihat perumpamaan Rasulullah saw. tersebut seperti halnya kasus LGBT. Paham sekuler memandang LGBT sebagai hak asasi manusia dan tidak boleh dilarang. “Namun dampak dari LGBT yakni HIV bukan lagi ancaman untuk personal melainkan mendunia,” ucapnya. 

 

"WHO pernah menyebut mereka yang kena penyakit HIV sudah lebih dari 40 juta dan itu dalam beberapa tahun mendatang bisa terjadi kematian massal. Itu kan berarti tidak bisa diabaikan apalagi kalau yang melakukan kesalahan itu atau yang punya kewenangan itu adalah mereka yang ada di pucuk pimpinan. Jadi tidak boleh itu sikap 'udahlah percaya saja'," tutupnya.[] Taufan

Opini

×
Berita Terbaru Update