Memperingati Nuzululqur’an
bertajuk Al-Qur’an dan Perubahan Dunia, Kiai Labib menerangkan, “Kata يَهْدِي artinya memberi
petunjuk (ath-thariqah al-muwasilah lil ghayah) yang artinya jalan yang
bisa mengantarkan pada tujuan,” tuturnya menerangkan,
“Sedangkan أَقْوَمُ adalah ismul tafdhil dari al-qayim
yang artinya lurus. Berarti aqwam artinya lebih lurus atau paling lurus,”
sebutnya.
Lanjut dijelaskan, kalau disebut aqwam,
kata tersebut menghubungkan ayat 9 dengan ayat 2 di dalam surah Al-Isra.
وَآتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ
وَجَعَلْنَاهُ هُدًى لِبَنِي إِسْرَائِيلَ...
Dan Kami berikan
kepada Musa kitab (Taurat) dan Kami jadikan kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani
Israil...
Kiai Labib menyebutkan, “Jika
dihubungkan dengan kitab sebelumnya, maka Al-Qur'an itu aqwam, yaitu
lebih lurus, sempurna, lengkap. Hal ini wajar karena ketika Allah menciptakan
sesuatu, ada yang lebih disempurnakan dibanding yang lain. Contoh: ada
malam-malam, tetapi Allah lebihkan pada malam lailatulqadar; ada bulan, Allah
lebihkan pada bulan Ramadan; ada masjid, Allah lebihkan pada masjidilharam,”
bebernya menerangkan.
“Jika Al-Qur'an saja jika
dibandingkan dengan Taurat lebih aqwam, apalagi dengan buku hasil
pikiran manusia yang dangkal, bodoh, cethek, dan yang pasti tidak bisa
menembus akhirat,” uccapnya.
“Mestinya dengan orang yang paham
dengan surat tersebut tidak akan doyan dengan petunjuk selain dari Al-Quran.
Jika disodorkan hukum KUHP dari Belanda dengan Fikih yang sumbernya dari
Al-Qur'an, mestinya orang Islam mengambil hukum Islam yang dari Al-Qur'an,”
imbuhnya.
“Kalau ada orang mukmin yang
tidak mau menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk, malah lebih memilih petunjuk
Voltaire, John Locke, Montesquieu, Adam Smith, Plato Socrates, dll berarti
diragukan keimanannya,” pungkasnya.[] Rere