TintaSiyasi.id -- Aktivis Dakwah Ustaz Ali Akbar menjelaskan bahwa puasa menjarkan agar jauh lebih bisa mengendalikan diri.
“Puasa mengajarkan kita agar kita jauh lebih bisa mengendalikan diri, syahwat, nafsu kita. Termasuk imsak dalam konteks berpuasa ini adalah menahan diri kita untuk tidak mengejar-ngejar dan mencari-cari kekuasaan kecuali kita faham betul ini kelak akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah Swt.,” ujarnya dalam Channel Ra’yun TV dengan judul Kekuasaan Adalah Amanah yang akan diminta Pertanggung jawaban oleh Allah SWT pada Jumaat (14/3/2025).
Menurutnya, banyak orang yang memilliki syahwat kekuasaan yang kebablasan dan berkeinginan untuk memiliki kedudukan tinggi di sebuah negara. Namun lupa kalau kekuasaan adalah amanah yang akan dipertanggung jawabkan.
“Berapa banyak di antara kita yang memiliki syahwat kekuasaan yang kebablasan. Hanya sekadar berkeinginan berkuasa memiliki kedudukan yang tinggi di sebuah negara, menguasai rakyat yang begitu banyak tetapi lupa kalau kekuasan di dalam Islam adalah amanah yang kelak akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah Swt.” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, seseorang yang menjadi penguasa harus sadar akan kewajibannya mengurus rakyat dan sekiranya tidak menunaikan amanah kekuasaan akan mendapatkan kehinaan dan penyesalan di hadapan Allah Swt.
“Seseorang yang menjadi penguasa, bukan sekedar mengurus satu dua orang bahkan berjuta orang. Bayangkan sekiranya jutaan orang itu tidak bisa diurus dengan sebaik- baiknya maka bayangkan jutaan orang tadi mengadu kepada Allah Swt," ungkapnya.
"Maka sungguh orang-orang yang berkuasa hanya mengandalkan nafsunya saja sekedar ingin mendapatkan kedudukan di hadapan manusia saja tetapi bukan dihadapan Alah Swt, maka sungguh kelak dia akan mendpat kehinaan dan juga penyesalan tersebut karena kelak itu akan dipertanggung jawabkan di hdapan Allah Swt,” sambungnya.
Ramadhan mengajarkan umat Islam khususnya penguasa agar menundukkan hawa nafsu sesuai kehendak Allah dan petunjuk-petunjuk Rasulullah Saw. ketika menjalankan amanah dan bukan sekedar untuk mendapatkan keuntungan duniawi semata.
“Kita diajarkan agar nafsu harus sesuai dengan kehendak Allah Swt ; harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk baginda Rasulullah Saw., bukan sekedar nafsu belaka. Syahwat kekuasaan hanya sekedar mendapatkan keuntungan duniawi saja tetapi kelak akan mendapatkan kehinaan di akhirat karena tidak menjalankan amanah kekuasaan tadi dengan sebaik-baiknya,” tuturnya.
Ia menegaskan dalam konteks kekuasaan, pentingnya mengendalikan nafsu berpuasa terhadap kekuasaan dengan menjadikannya sebagai wasilah taqarrub kepada Allah dan menjalankan amanah dengan penuh keadilan agar mendapat kemuliaan di akhirat.
“Ketika kita ingin mendapatkan kemuliaan akhirat dalam konteks yang berhubungan dengan kekuasaan, maka kendalikan nafsu berpuasa terhadap kekuasaan tadi. Jadikan kekuasaan itu tadi sebagai wasilah taqarrub kepada Allah. Jalankan amanah itu sebagaimana yang diinginkan Allah Swt. Menjalankan amanah tadi dengan penuh keadilan; keadilan yang dimaksud tentunya adalah keadilan sebagaimana yang diinginkan dalam Islam yaitu menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangan sesuai petunjuk-petunjuk Rasulullah SAW,” pungkasnya. [] Rahmah