Tintasiyasi.id.com -- Baru-baru ini, Trump mengungkapkan rencana untuk menguasai Gaza. Merelokasi penduduk Palestina ke negara-negara sekitar, dan mengubah daerah tersebut menjadi kawasan wisata pantai yang mewah. Dimana pernyataannya tersebut mendapat kecaman keras dari berbagai negara.
Negara-negara Arab mengecam rencana kontroversial Presiden AS Donald Trump yang ingin mengambil alih Gaza untuk rekonstruksi dan memindahkan warga Palestina ke Mesir serta Yordania. Usulan ini muncul saat kunjungan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, ke Washington, di mana ia menggambarkan Gaza sebagai calon "Riviera Timur Tengah" di bawah kendali AS(Sindonews.com, 16-02-2025).
Gaza Semakin Menderita
Obsesi Donald Trump untuk mengambil alih Gaza dan mengusir warganya. Mencerminkan ambisi imperialistik yang mengabaikan hak-hak rakyat Palestina. Serta memperlihatkan bagaimana kepentingan geopolitik lebih diutamakan daripada keadilan. Di tengah serangan brutal Israel yang terus berlangsung di Tepi Barat. Bahkan saat gencatan senjata masih berlaku, dunia internasional tetap bungkam.
Negara-negara Barat, yang selalu mengklaim sebagai penjaga hak asasi manusia, justru membiarkan pelanggaran berat terjadi. Sementara pemimpin Arab lebih sibuk mengamankan kepentingan politik mereka daripada membela saudara seiman.
Semua ini menegaskan kegagalan sistem kapitalisme global yang hanya mengutamakan kepentingan ekonomi dan politik segelintir elite.
Kapitalisme sebagai sistem yang mendominasi dunia saat ini telah membuktikan bahwa keadilan bukanlah prioritasnya. Sistem ini didasarkan pada kepentingan bisnis dan kekuasaan. Dimana perang, penjajahan, dan eksploitasi menjadi alat utama untuk mempertahankan dominasi.
Kepentingan korporasi besar dan negara-negara adidaya selalu didahulukan. Sementara nyawa manusia hanya dianggap angka statistik. Konflik berkepanjangan di Palestina bukan sekadar pertarungan militer.
Tetapi juga bagian dari permainan kapitalisme global yang mencari keuntungan dari perang dan ketidakstabilan. Industri senjata, politik minyak, dan agenda geopolitik menjadi faktor utama yang membuat penderitaan rakyat Palestina terus berlanjut tanpa solusi nyata.
Selama dunia masih dikendalikan oleh sistem yang menempatkan keuntungan di atas kemanusiaan, ketidakadilan akan terus terjadi. Kapitalisme tidak hanya gagal menciptakan perdamaian, tetapi juga secara aktif memperburuk situasi dengan mendukung rezim-rezim zalim demi kepentingan ekonomi dan politik.
Harapan bagi Palestina dan rakyat tertindas lainnya untuk hidup dalam keamanan dan martabat akan selalu menjadi angan-angan, selama sistem ini masih berkuasa. Satu-satunya jalan keluar adalah dengan mencari sistem alternatif yang berlandaskan keadilan sejati, bukan kepentingan segelintir elite global.
Gaza Aman dengan Khilafah
Dunia membutuhkan kepemimpinan Islam yang mampu membungkam kepongahan Zionis dan negara adidaya pendukungnya. Serta mengakhiri penderitaan rakyat Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Kepemimpinan ini bukan sekadar simbolik, tetapi harus memiliki kekuatan politik, ekonomi, dan militer yang nyata untuk melindungi umat Islam serta menegakkan keadilan.
Sejarah telah membuktikan bahwa hanya ketika umat Islam memiliki kepemimpinan yang berlandaskan syariat. Mereka mampu melawan penjajahan dan menghadirkan tatanan dunia yang lebih adil.
Namun, mewujudkan kepemimpinan Islam bukanlah perkara mudah. Saat ini, penguasa-penguasa di negeri Muslim justru bersekongkol dengan Barat dan diam terhadap kejahatan yang menimpa saudara seiman mereka.
Mereka lebih memilih menjaga hubungan dengan negara-negara kapitalis daripada membela Palestina dengan tindakan nyata. Oleh karena itu, diperlukan sebuah gerakan Islam ideologis yang mampu membongkar persekongkolan para penguasa ini dan menyadarkan umat akan urgensi kepemimpinan Islam sebagai satu-satunya solusi hakiki.
Gerakan ini harus bekerja secara sistematis untuk menanamkan kesadaran politik Islam di tengah umat. Membangun pemahaman bahwa Islam bukan hanya agama ibadah ritual, tetapi juga sistem kehidupan yang mengatur politik, ekonomi, dan sosial. Umat harus disadarkan bahwa selama dunia masih berada di bawah sistem kapitalisme yang zalim, penjajahan dan ketidakadilan akan terus berlanjut.
Oleh sebab itu, mereka harus berjuang untuk menegakkan kepemimpinan Islam yang akan menyatukan kekuatan kaum Muslimin dan menghadapi hegemoni negara-negara adidaya.
Hanya dengan tegaknya kepemimpinan Islam yang menerapkan syariat secara menyeluruh (Khilafah). Kekuatan Muslim dapat bersatu untuk melawan kezaliman dan membela hak-hak kaum tertindas.
Kepemimpinan ini tidak akan tunduk pada tekanan Barat, tidak akan berkompromi dengan kepentingan Zionis, dan akan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki umat Islam untuk membebaskan Palestina serta negeri-negeri Muslim lainnya dari penjajahan. Inilah satu-satunya solusi hakiki yang akan membawa perubahan nyata, bukan sekadar kecaman kosong yang selama ini terus berulang tanpa hasil. Wallahu a'lam bishshowab.[]
Oleh: Umul Asminingrum, S. Pd.
(Aktivis Muslimah)