Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Inilah Dua Dimensi dalam Menyambut dan Mengisi Ramadan

Minggu, 16 Maret 2025 | 14:30 WIB Last Updated 2025-03-16T07:30:43Z
TintaSiyasi.id -- Pengamat Politik Dr. Ryan, M.Ag., memaparkan setidaknya dua dimensi dalam menyambut dan mengisi suasana Ramadan.

"Bahwa ada dua dimensi setidaknya di dalam kita menyambut dan mengisi suasana Ramadan, khususnya di tahun 1446 Hijriyah ini," ungkapnya di kanal YouTube Mercusuar Ummat, dalam acara Bedah Khilafah - Marhaban Ya Ramadhan, Sabtu (1/3/2025).

Pertama, dimensi yang sifatnya spiritual dalam arti secara ruhiah. "Dimana kita bisa belajar dari ya dua peristiwa yang terjadi di bulan Ramadan, saat zaman Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yaitu yang pertama adalah turunnya Al-Quran yang sering kita kenal dengan nuzulul quran. Kemudian yang kedua itu adalah diturunkannya malam lailatul qadar, malam yang memiliki nilai lebih ya besar daripada 1000 bulan," paparnya.

Ia menjelaskan bahwa pelajaran penting dari dimensi spiritual ini adalah berusaha untuk yang mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Selain yang utama melakukan shaum Ramadan, tetapi berusaha melakukan berbagai amalan-amalan sunah seperti membaca Al-Qur'an, bersedekah, melakukan salat-salat sunnah, dan juga berbagai amalan-amalan yang lain.

Kedua, belajar dari peristiwa yang sifatnya spiritual ini adalah dari malam lailatul qadar. Seperti diketahui, malam lailatul qadar itu Allah anugerahkan terutama di 10 hari yang terakhir, dan khususnya di malam ganjil. Kaum muslimin diperintahkan untuk makin melakukan pendekatan kepada Allah taqarub illallah, melakukan itikaf, dan juga terus melakukan amal-amal yang wajib maupun yang sunah.

"Bulan Ramadhan ini ya Al-Qur'an itu diturunkan oleh Allah subhanahu wa taala ya itu adalah sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan serta pembeda antara yang hak dengan yang batil Syahru ramaḍānallażī unzila fīhil-qur`ānu hudal lin-nāsi wa bayyinātim minal-hudā wal-furqān (QS. Al Baqarah 185). Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan tentang petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dengan yang baik," sambungnya.

Kedua, Ramadan mengajarkan dimensi siyasah atau politik. Pertama Rasulullah bersama sahabat kaum muslimin memenangkan perang Badar, perang yang merupakan jihad pertama ya antara 313 kaum muslimin pada saat itu dengan lebih dari 1000 orang ya dari kafir Quraisy pada saat itu. Kemudian yang kedua, dibebaskannya ya Kota Mekah dari kaum kafir.

"Pertama kemenangan di dalam perang Badar, kita bisa melihat kaum muslimin yang begitu luar biasa, yang berjuang menghadapi orang-orang kafir, melihat jumlah yang tidak seimbang, bagaimana 300 kaum muslimin ya itu dengan semangat yang luar biasa, karena mereka dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW, berhasil kemudian mengalahkan kurang lebih pasukan musyrikin itu lebih dari 1000 orang, hal tersebut atas pertolongan Allah lah maka kemudian kita bisa melihat ya bagaimana malaikat-malaikat itu diturunkan karena ketakwaan dari kaum muslimin," kisahnya 

"Di sinilah kemudian kita bisa mengambil pelajaran, bahwa perang Badar ini di dalam peristiwa jihad yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dengan para sahabat ini membuktikan bahwa ya Ramadan itu tidak identik dengan kelemahan, Ramadan itu identiknya justru adalah dengan semangat dan ketakwaan kepada Allah SWT termasuk juga ketika menghadapi musuh-musuk Islam," sambungnya.

Kemudian ia melanjutkan, pelajaran dari perang Badar semangat bagi kaum muslimjangan sampai kendor, jangan sampai terlena. "Termasuk sekali lagi apa yang terjadi ya di saudara-saudara kita di Palestine, sekali lagi ya menghadapi berbagai tipu daya penjajahan yang dilakukan ya lebih dari 75 tahun, mereka dijajah oleh entitas Yahudi, yang dibacking oleh kemudian Amerika dan sebelumnya Inggris. Maka sesungguhnya kita harus berusaha ya agar semangat itu ya terus kemudian menyala terus kemudian memiliki kekuatan ya agar segera mungkin dengan izin Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan bisa kemudian dibebaskan (Palestina)," paparnya.  

Ia melanjutkan, belajar pada kasus yang kedua yaitu peristiwa kemenangan jihad dalam pembebasan Mekkah. 

"Kita tahu pada saat itu kaum muslimin menjalankan perjanjian hudaibiyah, ternyata kemudian orang-orang kafir itu melanggarnya, maka Rasulullah SAW dengan berbagai pertimbangan politik yang sangat strategis, akhirnya kemudian memerintahkan kaum muslimin yang jumlahnya pada saat itu diperkirakan sekitar 10.000 ya itu kemudian menuju ke Mekah dan kemudian di sinilah dimulai Bagaimana kemudian menaklukan Mekkah atau pembebasan Makkah itu dari kekufuran dan tangan-tangan orang kafir," terangnya.

"Rasul membagi beberapa pasukan dari berbagai arah, dan kemudian ya dari masing-masing arah itu mereka kemudian yang melakukan pengepungan Kota Mekah, dan atas pertolongan Allah semangat kaum muslimin yang begitu luar biasa, yang mereka itu bertakwa sehingga apa yang kemudian terjadi, tidak perlu waktu yang lama akhirnya kemudian ya kaum muslimin bisa kemudian membebaskan Kota Mekah tadi itu dari tangan-tangan orang kafir," jelasnya.

Ia menegaskan sekali lagi, umat Islam di Palestina hari ini dalam penjajahan entitas Yahudi yang di-backing oleh Amerika, maka Ramadan tahun ini salah satu hal penting yang harus ingat adalah bagaimana agar Palestina itu bisa dibebaskan, buka hanya sekedar dibantu donasi, pengiriman makanan logistik, doa, dan juga satu aspek yang selama ini banyak kemudian dilupakan adalah membiarkan penjajahnya itu sendiri yaitu entitas Yahudi yang dibacking oleh kemudian Amerika tadi itu itu tetap ada di sana. [] Alfia Purwanti

Opini

×
Berita Terbaru Update