TintaSiyasi.id-- Tanda-tanda seseorang yang benar-benar takut kepada Allah SWT dapat terlihat dalam delapan perkara berikut:
1. Lisannya dijaga – Ia tidak berbicara sembarangan, menghindari dusta, ghibah, dan perkataan sia-sia. Sebaliknya, ia memperbanyak dzikir kepada Allah dan berkata yang baik.
2. Hatinya bersih – Ia tidak memiliki rasa iri, dengki, sombong, atau benci terhadap sesama. Hatinya dipenuhi dengan keikhlasan, tawakal, dan rasa cinta kepada Allah serta sesama manusia.
3. Pandangan matanya terjaga – Ia tidak melihat hal-hal yang diharamkan oleh Allah, dan selalu menundukkan pandangan dari perkara yang bisa membawa kepada dosa.
4. Pendengarannya selektif – Ia tidak mendengar hal-hal yang haram seperti gosip, fitnah, musik yang melalaikan, atau ucapan yang dapat menjerumuskannya ke dalam dosa.
5. Perutnya terjaga dari yang haram – Ia hanya memakan makanan yang halal dan tidak berlebihan dalam makan serta minum, karena sadar bahwa setiap yang dikonsumsi akan dipertanggungjawabkan.
6. Tangannya tidak digunakan untuk kezaliman – Ia tidak mengambil hak orang lain, tidak mencuri, tidak menyakiti orang lain, melainkan ia gunakan tangannya untuk kebaikan seperti bersedekah dan membantu sesama.
7. Kakinya melangkah ke tempat yang baik – Ia menghindari tempat-tempat maksiat dan lebih memilih berjalan menuju tempat yang diridhai Allah, seperti masjid, majelis ilmu, atau tempat yang membawa keberkahan.
8. Amalnya ikhlas karena Allah – Segala perbuatan dan ibadahnya dilakukan semata-mata karena Allah, bukan untuk riya’ (pamer) atau mencari pujian manusia.
Seseorang yang memiliki rasa takut kepada Allah SWT akan selalu berhati-hati dalam setiap langkah kehidupannya, agar tidak terjerumus dalam dosa dan selalu berada dalam ridha-Nya. Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang takut dan taat kepada Allah.
Bagaimana menurut Abu Laits As-Samarqandi penulis kitab Tanbihul Ghafilin?
Menurut Abu Laits As-Samarqandi, seorang ulama besar dan penulis kitab Tanbihul Ghafilin, ada delapan tanda seseorang yang benar-benar takut kepada Allah SWT:
1. Lidahnya dijaga dari dusta, ghibah, dan perkataan sia-sia
o Orang yang takut kepada Allah tidak akan menggunakan lisannya untuk berkata bohong, menggunjing, atau menyakiti orang lain. Sebaliknya, ia memperbanyak dzikir, membaca Al-Qur'an, dan berbicara yang bermanfaat.
2. Hatinya bersih dari rasa permusuhan, kebencian, dan iri dengki
o Ia tidak menyimpan kedengkian terhadap sesama Muslim dan selalu berusaha untuk bersikap ikhlas serta lapang dada.
3. Matanya dijaga dari hal-hal yang diharamkan
o Ia tidak melihat sesuatu yang diharamkan, seperti aurat yang bukan mahramnya atau sesuatu yang dapat membangkitkan syahwat dan maksiat.
4. Telinganya tidak mendengar hal yang haram
o Ia tidak suka mendengarkan fitnah, ghibah, dan perkataan yang sia-sia. Sebaliknya, ia lebih senang mendengarkan Al-Qur’an, ceramah agama, atau nasihat yang baik.
5. Perutnya tidak diisi dengan makanan haram atau syubhat
o Ia sangat berhati-hati dalam memilih makanan dan hanya mengonsumsi yang halal dan baik, karena sadar bahwa setiap makanan yang masuk ke tubuh akan dipertanggungjawabkan di akhirat.
6. Tangannya tidak digunakan untuk kezaliman
o Ia tidak mencuri, menipu, atau menyakiti orang lain. Sebaliknya, ia menggunakan tangannya untuk menolong sesama, bersedekah, dan melakukan amal kebaikan.
7. Kakinya tidak melangkah ke tempat maksiat
o Ia tidak pergi ke tempat-tempat yang dapat menjauhkannya dari Allah, seperti tempat perjudian, kemaksiatan, dan hiburan yang melalaikan. Sebaliknya, ia lebih memilih berjalan menuju masjid, majelis ilmu, dan tempat-tempat yang membawa berkah.
8. Amalnya selalu ikhlas karena Allah
o Setiap ibadah dan perbuatan baik yang dilakukan semata-mata karena Allah, bukan untuk mencari pujian manusia atau mengharapkan keuntungan duniawi.
Menurut Abu Laits As-Samarqandi, jika seseorang memiliki delapan tanda ini, maka ia benar-benar termasuk orang yang takut kepada Allah dan memiliki derajat yang tinggi di sisi-Nya. Semoga kita termasuk di dalamnya. Aamiin.
Bagaimana menurut Ibnu Athaillah penulis kitab Al-Hikam?
Menurut Ibnu Atha’illah As-Sakandari, seorang sufi besar dan penulis kitab Al-Hikam, rasa takut kepada Allah (khauf) adalah salah satu tingkatan spiritual yang harus dimiliki oleh seorang hamba dalam perjalanan menuju Allah.
Dalam Al-Hikam, beliau menekankan bahwa takut kepada Allah bukan sekadar perasaan takut terhadap siksa-Nya, tetapi lebih kepada kesadaran akan kebesaran-Nya dan kehormatan terhadap-Nya.
Berikut beberapa pandangan Ibnu Atha’illah tentang takut kepada Allah:
1. Takut kepada Allah lahir dari ma’rifat (pengenalan) terhadap-Nya
o "Barang siapa yang mengenal Allah, maka ia akan takut kepada-Nya. Dan barang siapa yang takut kepada-Nya, maka ia akan menjauhi segala sesuatu yang bisa menjauhkannya dari Allah."
2. Takut yang sejati membawa seseorang kepada ketaatan
o Rasa takut kepada Allah bukan hanya membuat seseorang cemas atau pesimis, tetapi justru mendorongnya untuk berbuat baik, menjauhi dosa, dan meningkatkan ibadahnya dengan ikhlas.
3. Takut kepada Allah bukan berarti putus asa dari rahmat-Nya
o "Takut yang benar adalah yang tidak memutuskan harapan kepada-Nya. Karena jika hanya ada rasa takut tanpa harapan, maka itu adalah keputusasaan yang dilarang."
4. Orang yang takut kepada Allah akan menjaga amalnya dari riya’
o Takut kepada Allah membuat seseorang lebih memperhatikan keikhlasan ibadahnya, tidak mengharapkan pujian manusia, dan hanya mengharapkan ridha-Nya.
5. Takut yang sejati menghilangkan kecintaan kepada dunia yang berlebihan
o "Bagaimana mungkin hati akan bersinar, sementara gambaran dunia masih terpahat di dalamnya?"
o Orang yang takut kepada Allah akan lebih mengutamakan akhirat dan tidak terbuai oleh kenikmatan dunia yang fana.
Kesimpulannya, menurut Ibnu Atha’illah, takut kepada Allah adalah tanda kebersihan hati dan kesadaran spiritual seorang hamba. Takut yang benar bukan sekadar ketakutan terhadap hukuman, tetapi lebih kepada rasa malu dan hormat kepada Allah sehingga membuat seseorang lebih taat, lebih ikhlas, dan lebih dekat kepada-Nya.
"Barang siapa yang takut kepada Allah, maka dunia akan takut kepadanya. Dan barang siapa yang takut kepada selain Allah, maka ia akan takut kepada segala sesuatu." (Al-Hikam, Ibnu Atha'illah)
Oleh. Dr Nasrul Syarif M.Si (Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)