TintaSiyasi.id -- Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa Dr. Ahmad Sastra menjelaskan bahwa Zionis Yahudi itu adalah pengecut, sebab sejak dulu wataknya buruk.
"Zionis Yahudi itu pengecut, sebab wataknya buruk sejak dahulu kala. Entah sudah berapa kali israel melanggar perjanjian damai dengan kaum Muslimin. Wajar jika Rasulullah mengusirnya dari Madinah," ungkapnya dalam keterangan yang diterima Tintasiyasi.id Rabu (12/2/2025).
Karenanya, dilakukan pengusiran kaum Yahudi dari Madinah oleh Rasulullah Muhammad Saw. terjadi dalam beberapa tahap yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah awal Islam.
Ada tiga kelompok Yahudi utama yang tinggal di Madinah pada masa itu. Bani Qaynuqa, Bani Nadir, dan Bani Qurayza. Ketiga kelompok ini memiliki hubungan yang sangat kompleks dengan komunitas Muslim yang baru terbentuk di Madinah. Masing-masing kelompok Yahudi ini terlibat dalam konflik dengan Rasulullah dan umat Islam, yang akhirnya menyebabkan pengusiran mereka.
Ia mengungkapkan sejarah pelanggaran perjanjian damai oleh Zionis Yahudi melibatkan berbagai peristiwa yang terjadi sejak berdirinya negara Israel pada 1948. Meskipun Zionis Yahudi telah menandatangani beberapa perjanjian damai dengan negara-negara Arab dan Palestina, ada beberapa kasus yang menunjukkan bahwa Zionis Yahudi tidak selalu mematuhi ketentuan yang disepakati.
Pertama, pada tahun 1978, Israel dan Mesir mencapai perjanjian damai yang terkenal sebagai Perjanjian Camp David, yang dimediasi oleh Presiden AS Jimmy Carter. Perjanjian ini berisi ketentuan tentang penarikan pasukan Israel dari Sinai, yang direbut selama Perang Enam Hari 1967. Mesir menjadi negara Arab pertama yang mengakui Israel.
"Namun, setelah perjanjian ini, pelanggaran terhadap hak-hak Palestina terus terjadi. Zionis Yahudi tidak sepenuhnya memenuhi kewajibannya dalam hal pembatasan pemukiman dan aktivitas militer di wilayah Palestina yang terjajah. Konflik terus berlanjut, dan isu Palestina tetap menjadi masalah yang belum terselesaikan," terangnya.
Kedua, perjanjian Oslo adalah kesepakatan penting antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang difasilitasi oleh Norwegia pada tahun 1993. Dalam perjanjian ini, Zionis Yahudi dan PLO sepakat untuk saling mengakui dan berusaha mencapai penyelesaian dua negara. Zionis Yahudi setuju untuk memberikan otonomi kepada wilayah Palestina di Tepi Barat dan Gaza.
"Namun, pelanggaran Zionis Yahudi terhadap perjanjian ini terjadi dalam bentuk ekspansi pemukiman di Tepi Barat, yang dianggap ilegal oleh banyak pihak internasional, serta serangan militer yang terus berlanjut. Selain itu, banyaknya rintangan administratif dan kebijakan yang diterapkan oleh Israel membuat proses perdamaian tidak berjalan dengan lancar," tegasnya.
Ketiga, Perjanjian Wye River adalah lanjutan dari perjanjian Oslo yang ditandatangani pada 1998 antara Zionis Yahudi dan Palestina, yang bertujuan untuk mempercepat pelaksanaan kesepakatan Oslo, termasuk penarikan pasukan Israel dari sebagian Tepi Barat dan Gaza.
"Namun, perjanjian ini juga diwarnai dengan pelanggaran dari pihak Zionis Yahudi, termasuk pelaksanaan yang lambat dan kebijakan pemukiman yang terus berkembang di wilayah yang seharusnya menjadi bagian dari negara Palestina," jelasnya.
Keempat, Perjanjian Annapolis adalah upaya baru untuk mencapai perdamaian antara Israel dan Palestina yang dimulai pada tahun 2007, tetapi seperti perjanjian-perjanjian sebelumnya, pelanggaran oleh Zionis Yahudi terhadap komitmen yang disepakati, terutama dalam hal pembangunan pemukiman, dan ketegangan politik yang terus meningkat, membuat perjanjian ini juga gagal memberikan hasil yang diinginkan. [] Alfia