TintaSiyasi.id -- Tagar #KaburAjaDulu, akhir-akhir ini tren di sejumlah media sosial termasuk X (twitter), warganet pun berbondong bondong menyerukannya. (CNN Indonesia, 7 Februari 2025)
Tagar tersebut digunakan sebagai ungkapan rasa kecewa dan kecemasan generasi muda terhadap isu sosial hingga politik yang terjadi di negeri ini.
Munculnya tagar#KaburAjaDulu berkaitan dengan fenomena brain drain yang telah lama terjadi di Negera negara berkembang termasuk Indonesia. (beautynesia, 5 Februari 2025)
Brain drain atau human capital flight adalah fenomena ketika orang pintar memilih bekerja di luar negeri. (beautynesia, 5 Februari 2025)
Viralnya tagar#KaburAjaDulu tidak bisa dilepaskan dari pengaruh digitalisasi terutama sosmed yang memberikan gambaran kehidupan negara lain yang lebih menjanjikan. Fakta rendahnya kualitas pendidikan dalam negeri bertemu dengan banyaknya tawaran beasiswa ke luar negeri di negara maju semakin memberikan peluang untuk "kabur". Ditambah lagi sulitnya mendapatkan pekerjaan di dalam negeri bertemu dengan banyaknya tawaran kerja ke luar negeri, baik sebagai pekerja terampil maupun kasar dengan iming-iming gaji yang tinggi semakin menguatkan tagar #kaburAjaDulu".
Kondisi ini tidak bisa dilepaskan dari fenomen brain drain yang menjadi isu krusial dalam konteks globalisasi atau liberalisasi ekonomi yang semakin menguat, memperlebar kesenjangan antara negar maju dan negara berkembang, menciptakan ketidakadilan dalam akses terhadap sumber daya dan kesempatan. Hal ini menunjukkan kegagalan negara kapitalis dalam menjamin kesejahteraan rakyat. Akar masalah dari semua ini adalah karena kapitalisme dijadikan sebagai asas dalam mengatur negara. Orientasi kapitalisme hanya menjadikan negara berperan sebagai regulator dan fasilitator bagi para pemodal, melupakan perhatiannyan pada kesejahteraan rakyat.
Berbeda dengan negara dalam Islam, Islam mewajibkan negara mengurusi urusan rakyat, Islam mewajibkan Negara melalui penguasanya untuk menjamin kesejahteraan setiap individu. Melalui sistem politiknya Islam mewajibkan negera untuk memenuhi pendidikan bagi rakyat secara menyeluruh mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi pada semua rakyat baik kaya maupun miskin, gratis tanpa memungut biaya sepeserpun dari rakyat.
Negara dalam Islam akan menjadikan aqidah sebagai asas pendidikan, sehingga mampu membentuk generasi yang bersakhsiyah islamiyah yakni memiliki pola pikir dan pola sikap Islam dengan sendirinya akan membentuk generasi yang mampu menghadapi problematika kehidupan dunia saat ini. Ilmu pengetahuan yang diperolehnya akan digunakan untuk memajukan dunia, dengan tujuan untuk memperoleh ridha Allah SWT.
Di samping itu negara akan menyediakan lapangan pekerjaan seluas luasnya bagi para laki-laki yang sudah baligh, memberikan pelatihan pelatihan kerja serta memberikan modal untuk usaha sehingga generasi muda mampu menyalurkan ilmunya dengan begitu akan memperoleh pendapatan yang mampu mensejahterakannya.
Dengan mekanisme seperti ini generasi muda tidak akan ingin kabur ke luar negeri. Hal ini hanya bisa terwujud dalam negara yang serius mengurusi urusan rakyat yaitu negara khilafah 'ala minhajinnubuwah. Allahu a'lam bishshawab. []
Dewi Asiya
Aktivis Muslimah