TintaSiyasi.id -- Menanggapi ancaman Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang akan menjadikan Palestina neraka, ketua lembaga bantuan hukum (LBH) Pelita Umat Chandra Purna Irawan mengatakan Amerika selalu memberi dukungan penuh kepada Israel.
"Amerika selalu senantiasa memberikan dukungan penuh kepada Israel," tuturnya di akun Facebook Chandra Purna Irawan, Rabu (12/02/2025).
Menurutnya, ini terjadi karena Israel merupakan kaki tangan dari Amerika untuk mencekram pengaruhnya di Timur Tengah. "Menciptakan agar Timur Tengah tidak menjadi stabil, tidak menjadi kuat dan menjadikan Israel sebagai duri di dalam daging," terangnya.
Menurut Chandra, Timur Tengah sangatlah penting. Pertama, karena Amerika tahu betul dan takut akan kebangkitan Islam di Timur Tengah. Sebagaimana sejarah telah membuktikan selama 1300 tahun lamanya. Kedua, Timur Tengah posisinya berada di tengah-tengah dekat dengan Eropa, dekat dengan Asia terutama dengan Cina.
"Tentu ini merupakan pengaruh besar, menjadi poin penting bagi Amerika yang ingin menjadikan dirinya tetap menjadi polisi dunia. Kalau Amerika tetap ingin menjadi polisi dunia, tentu Amerika harus memiliki pengaruh di seluruh dunia, terutama di Timur Tengah," bebernya.
Karenanya, lanjut Chandra, Amerika senantiasa menciptakan konflik, menciptakan ketidak setabilan di Timur Tengah. Tujuannya, Amerika ingin menjaga pengaruhnya di dunia melalui Timur Tengah dan tentu menjadikan Israel sebagai alat kaki tangannya.
Nota Protes
Dalam keterangannya, ia menyampaikan, bahwa LBH Pelita Umat mendatangi Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta untuk menyampaikan nota protes terkait pernyataan Donald Trump yang akan menjadikan Palestina bak neraka.
Ia memaparkan dalam surat itu, ada tiga tuntutan. Petama, agar Amerika tidak mensuplai dan tidak mendukung Israel. Kedua, mendorong dan mendesak Amerika untuk menyatakan Israel sebagai negara yang ilegal. Ketiga, mendesak Amerika agar kemudian tidak men-support Israel, dikarenakan itu adalah pelanggaran hukum internasional ataupun pelanggaran hukum yang berada di Amerika sendiri.
"Tentu saja ini sebetulnya secara rasional rasanya tidak mungkin kita mendesak Amerika untuk meninggalkan Israel. Tetapi sebagai sebuah ikhtiar patut untuk dicoba. Apapun nanti hasilnya, jelas ikhtiar harus kemudian kita upayakan," pungkasnya.[] Faizah