TintaSiyasi.id-- Terkait megapa harus jihad dan khilafah solusi tuntas untuk peroalan Palestina, Pimpinan Pondok Pesantren Darul Ma'rifah Kota Samarinda Ustaz Hamdani Abu Ridho memeberikan penjelasannya.
"Perlu diketahui, sesungguhnya bahasa yang paling diketahui, dipahami dan bisa diterima Zionis Israel hanyalah bahasa perang. Bahasa perang itu, istilah yang baik, agung dan mulia bagi kaum Muslimin adalah Jihad. Karena ini bukan perang biasa, ini perang karena seruan Allah, karena nilai ibadah yang luar biasa di sisi Allah," ujarnya kepada TintaSiyasi.id, di sela-sela Masirah Kubro, Aksi Bela Palestina, Ahad (2-2-2025) di Samarinda.
Jadi jihad itulah, lanjut dia sebagai solusi satu-satunya untuk masalah Palestina. Perlu diketahui, bahwa sebaik-baiknya jihad, sebenarnya tidak akan pernah optimal kecuali kaum muslim menyatukan kekuatan dan persatuannya. Maka kalau kau kaum muslim bisa menyadari, menerima, solusi yang ditawarkan untuk ke depan adalah jihad, sebab hanha itu bahasa (perang) yang diketahui Zionis Israel.
Maka pada saat yang sama, dia menyerukan kepada seluruh kaum Muslimin untuk bersepaham, bersujud dan bersama-sama menyokong perlu dan pentingnya Khilafah sebagai kesatuan utama memadukan segenap potensi kekuatan fisik dan militer kaum muslim untuk berjihad mebebaskan Palestina.
Alasan Bela Palestina
Adapun alasan mengapa umat harus terus membela Palestina, Hamdani, menjelaskan bahwa urusan Palestina adalah urusan seluruh kaum muslim. Palestina, termasuk di dalamnya keberadaan Masjidil Aqsa adalah bagian perkara penting bagi Islam dan kaum Muslimin. Itu adalah masjid ketiga tempat suci bagi kaum muslim.
"Kaum muslim sendiri adalah saudara bagi seluruh kaum muslim lainnya di dunia. Bagaimana persaudaraan dalam Islam itu dinyatakan layaknya satu tubuh. Bagian manapun sedang mengalami sakit maka itu adalah sakit keseluruhan bagi seluruh tubuh. Begitulah gambaran kaum muslim. Bahkan di antara sabdanya, Rasul menyatakan "Belumlah sempurna keimanan kaum mukmin itu, hingga ia mencintai saudaranya tanpa terkecuali termasuk saudara kita kaum muslim Palestina," paparnya.
Maka berbagai macam sikap kepedulian dan pembelaan terhadap Palestina, perkara utamanya adalah karena panggilan iman yang diperkuat panggilan ukhuah. Dalam konteks pendekatan ukhuwah islamiyah, ia menegaskan, hari ini jangankan ukhuah berdasar karena Islam, hari ini dinyatakan tidak mesti harus menjadi muslim, orang beriman, menjadi manusia yang wajar dan normal pun pada dasarnya tidak layak kondisi kaum muslim itu tidak menjadi perhatian.
"Saya katakan demikian, karena yang ada di Amerika, Eropa dan belahan negeri lain yang bukan Muslim sekalipun, mereka memberikan perhatian luar biasa. Bagaimana misalnya beberapa mahasiswa yang sudah waktunya wisuda di Oxford, dia rela tidak jadi wisuda atau wisudanya menjadi terganggu gara-gara momentum itu dia pakai sebagai salah satu kesempatan menyatakan pembelaan terhadap kaum muslim Palestina," ungkapnya.
Masirah Kubra
Sebagai bentuk kepedulian dan pembelaan terhadap kondisi yang dialami Palestina saat ini, ribuan umat Islam Kota Samarinda Kalimantan Timur turun ke jalan dalam Aksi Masirah Kubra Solidaritas Muslim Palestina. Massa aksi terpantau terlebih dulu berkumpul di depan Masjid Nurul Mukminin Samarinda pada Ahad 2 Februari 2025.
Massa kemudian malanjutkan aksinya dengan longmarch di jalanan kota Samarinda menyuarakan dan meberitahukan kepada seluruh masyarakat bahwa Palestina hingga hari ini masih terjajah maka jangan lupakan Palestina.
Sambil longmarh, para peserta aksi terus meneriakkan pembebasan Palestina sembari mengibarkan bendera Al-Liwa dan Ar-Rayah. Selain itu, terlihat para peserta juga membawa berbagai poster dan spanduk betuliskan berbagai pesan kepada umat. "Kirim Tentara, Bebaskan Al-Aqsa dan Palestina".
Dalam spanduk lain yang dibentangkan peserta aksi, tertuliskan "Palestina Masih Terjajah, Bebaskan dengan Jihad dan Khilafah". Poster lain bertuliskan pesan; "Jangan Lupakan Palestina. Hanya khilafah yang Mampu Akhiri Penjajahan di Palestina".[] Rasman