Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

PBB Tidak Bisa Diharapkan untuk Menyelesaikan Persoalan Gaza

Minggu, 16 Februari 2025 | 08:17 WIB Last Updated 2025-02-16T01:18:25Z
TintaSiyasi.id -- Terkait persoalan Gaza yang masih membara, Pengamat Hubungan Internasional Hasbi Aswar, Ph.D mengatakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai organisasi yang menjaga perdamaian dan keamanan dunia nyatanya tidak bisa diharapkan, adapun sikap kritis yang ditunjukan PBB hanya bersifat seruan bukan tindakan nyata. 

"PBB memang tidak bisa diharapkan dari awal sampai sekarang. Dalam konteks Gaza, suara-suara kritis dari PBB hanya seruan yang bisa mereka lakukan," ujarnya dalam kanal YouTube LBH Pelita Umat, Jumat (31/1/2025).

Karena apapun tindakan yang akan dilakukan PBB, ungkap Hasbi, mesti mendapat persetujuan dari negara-negara pemegang hak veto, utamanya adalah Amerika Serikat (AS). 

Selain itu, lanjutnya, PBB itu hanya sebuah organisasi tempat berkumpulnya beberapa negara yang tidak punya kekuatan otoritas untuk melakukan tindakan tegas terhadap Israel dan juga tidak punya tentara. 

"PBB itu kan organisasi yang dibentuk oleh pemenang perang. Kelanjutan dari liga bangsa-bangsa tahun 1920an dan kita tahu, negara-negara pemenang perang dunia (PD) II itu kan sampai sekarang secara ideologis mereka tidak berubah sama sekali. Karakter mereka adalah pragmatis, national interest sebagai kepentingan paling utama," urainya. 

Sehingga, lanjut dia, apapun persoalannya seperti penjajahan di Palestina, PBB tidak punya nyali untuk menyelesaikannya. Karena pemegang utama kebijakan PBB sejatinya adalah negara-negara besar, yakni AS dan sekutunya. 

"Masalah Palestina ini solusi untuk sekarang, setidaknya negara-negara yang pro Palestina harus bisa berkoalisi dan bisa menciptakan tekanan politik yang dahsyat kepada AS. Itu sebenarnya pernah terjadi tahun 1973 pada saat perang  enam hari antara Israel dengan negara-negara Arab," terangnya. 

Ia mencontohkan, untuk solusi jangka pendek, negara Arab sebagai penghasil minyak bisa melakukan embargo terhadap minyak ke Amerika dan Eropa. Jika hal itu dilakukan, dampaknya akan dahsyat. Artinya negeri Muslim berhasil memaksa Amerika untuk menekan Israel. Kemudian juga boikot produk yang terafiliasi dengan Israel, penggalangan dana dan menggelar aksi turun ke jalan untuk bela Palestina.

"Sebenarnya kalau dari segi publik, apalagi dalam setahun terakhir,  publik itu mayoritas berada di pihak Palestina. Bahkan termasuk kaum Yahudi non Zionis," ungkapnya. 

Oleh karena itu, untuk solusi jangka panjang, Hasbi menegaskan hanya berada di tangan kaum Muslim. Kaum Muslim mesti punya visi untuk menegakkan negara adidaya seperti yang pernah terjadi di masa lalu. sebuah negara super power yang kekuatannya sebanding dengan AS dan sekutunya hari ini.  

"Kenapa muncul Sultan Salahuddin Al-Ayyubi, Muhammad al-Fatih dan Sultan-Sultan Ustmani yang membela Palestina, yang tidak mau menjual tanah Palestina ke tangan penjajah itu kan karena mereka punya kekuatan super power," tuntasnya. []Tenira

Opini

×
Berita Terbaru Update