Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Trump Ancam Rebut Terusan Panama, Pengamat: Cara Amerika Kuasai Amerika Latin

Sabtu, 25 Januari 2025 | 09:33 WIB Last Updated 2025-01-25T02:33:22Z

Tintasiyasi.ID -- Merespons pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam pelantikannya pada Senin, 20/01/2025, yang mengancam akan mengambil Terusan Panama, Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana mengatakan sikap tersebut menunjukkan AS berkeinginan untuk menguasai wilayah Amerika Latin.

 

“AS mengancam akan mengambil Terusan Panama, sikap tersebut menunjukkan AS berkeinginan untuk menguasai wilayah Amerika Latin,” lugasnya di program Kabar Petang: Ini Komentar Pengamat Setelah Trump Ngotot Ingin Rebut Terusan Panama, di kanal YouTube Khilafah News, Rabu (22/01/2025).

 

"Seolah-olah bahwa benua Amerika itu adalah benua dia (AS). Tidak boleh ada kekuatan asing yang mengganggu kepentingan Amerika di wilayah Amerika latin. Satu benua itu harus berada di dalam kontrol Amerika Serikat," ujarnya.

 

Ia menilai, Trump memandang China mengoperasikan Terusan Panama, dan ingin mengambilnya kembali, karena AS memberikan Terusan Panama hanya untuk Panama. “Kehadiran China di wilayah Amerika Latin ini telah mengusik AS,” nilainya.

 

"Ketika muncul via perdagangan, China mulai berhubungan dengan negara-negara Amerika Latin, dan itu dianggap merugikan Amerika. Di situlah tersentil Donald Trump untuk membersihkan kembali Benua Amerika di luar pengaruh Amerika Serikat," ucapnya.

 

Menurutnya, Terusan Panama merupakan bagian titik-titik penting di wilayah Amerika Latin. “Sehingga, kebijakan pemerintah Panama yang dianggap mengganggu kepentingan AS, lantas membuat Trump terang-terangan menunjukkan eksistensinya AS sebagai negara adidaya,” imbuhnya.

 

"Termasuk Greenland dan juga Kanada sempat juga di spill oleh Donald Trump.  Kedua negara itu sebagai negara yang memperoleh perlindungan dari Amerika Serikat, yang kita tahu teritorial Kanada ini berada di antara dua teritorial Amerika dan Alaska, sehingga di situ seolah-olah gabung aja jadi bagian dari Amerika," terangnya.

 

Lebih lanjut, ia menilai bahwasanya dalam konteks Amerika Latin termasuk bagian dari American Hemisphare. "Bagian dari radius wilayah teritorial Amerika yang terdekat, makanya kemudian Amerika punya kebijakan halaman belakang," ungkapnya.

 

Tidak hanya itu, ia menjelaskan, wilayah Greenland juga termasuk tengah dipantau Trump. “Seperti kita ketahui wilayah Greenland memiliki kandungan mineral serta terdapat akses Laut Artik yang menjadi semacam arena konflik baru antara negara-negara yang berada di wilayah seputaran kutub utara,” bebernya.

 

"Amerika Serikat, Rusia, kemudian beberapa negara Eropa mulai melakukan eksplorasi-eksplorasi di wilayah kutub utara, tentu Amerika juga tidak mau ketinggalan," jelasnya.

 

"Dengan statement-statement Donald Trump untuk kemudian merealisasikan pengaruh Amerika di kawasan kutub utara, menunjukkan bahwa memang Donal Trump mempunyai idiosyncratic yang khas, lugas, to the point. Apa yang dia inginkan menunjukkan kemudian Amerika harus berada pada posisi internasional," tambahnya.

 

Alhasil, ia menambahkan bahwa slogan American First yang dicanangkan Trump pada masa awal menjabat pasti akan dilanjutkan. Hal itu untuk menunjukkan penguasa global adalah Amerika Serikat.

 

"Bahwa dunia ini tidak lagi seperti masa Perang Dingin ada dua blok yang saling bersaing. Tetapi sekarang hanya satu hagemoni, yaitu Amerika. Unilateral, semua harus tunduk dan dikehendaki oleh Amerika," tandasnya.[] Taufan

Opini

×
Berita Terbaru Update