Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Isu Radikalisme Dipakai untuk Menyingkirkan Dakwah dan Kesadaran Islam

Senin, 27 Januari 2025 | 16:48 WIB Last Updated 2025-01-27T09:48:44Z
TintaSiyasi.id -- Cendikiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto mengatakan isu radikalisme yang tengah di narasikan saat ini sebenarnya untuk menyingkirkan dakwah dan kesadaran Islam.

"Ini hari, radikal dan radikalisme itu dijadikan sebagai satu narasi yang dipakai untuk menyingkirkan dakwah Islam dan kesadaran Islam," ujarnya dalam Isra Mikraj Forum di YouTube One Ummah TV, Senin (27-1-2025).

Itulah mengapa, lanjutnya, para pengemban dakwah mesti mengencangkan dakwah ditengah gempuran isu negatif yang mencitraburukkan Islam, untuk memberi kesadaran kepada umat akan pentingnya penanaman akidah yang benar. 

"Penanaman akidah itu penting sekali. Akidah yang membawa kita kepada ketundukan pada seluruh ketentuan Allah.
Bukan sekedar akidah yang membawa kita pada kehidupan ekstase rohani yang sering kita sebut akidah ruhiyah," ucapnya.

Tidak hanya akidah ruhiyah, jelasnya, namun umat Islam harus sampai pada pemahaman akidah siyasiyah yakni keyakinan bahwa hanya Islam yang berhak mengatur urusan individu, masyarakat, negara bahkan dunia ini. 

"Kesadaran akidah siyasiyah adalah kesadaran bahwa dia seorang Muslim itu harus terikat pada syariat, halal haram sebagai tolak ukur perbuatannya. Harus ikut berjuang, harus ikut berdakwah sampai tegak kembali syariah secara kaffah dalam naungan khilafah," terangnya. 

Setelah akidah, ungkapnya, umat ini juga mesti dipahamkan tentang syariah khilafah, tentang strategi menegakkannya, hingga umat ini punya kekuatan. "Memiliki apa yang kita sebut ahlul quwwah, ahlul sulthoh, jika mereka bersetuju maka ini akan menjadi titik bagi perkembangan dakwah di masa datang bahkan menjadi titik penting bagi kemenangan," jelasnya.  

Menurutnya, untuk menumbuhkan kesadaran beragama yang benar hanya bisa dilakukan dengan dakwah, tidak bisa mengharapkan dari sekolah atau pendidikan formal yang ada. 

Ia memandang, seburuk apapun tabiat seseorang pasti tidak ingin dirinya masuk ke dalam neraka, pasti semua orang menginginkan surga. "Cuma kadang-kadang ingin masuk surga dengan kelakuannya itu enggak cocok. Dia pengen surga tetapi korupsi, dia pengen masuk surga tetapi begitu rupa, sekuler, liberal dan sebagainya," tuturnya. 

Karenanya, ia menyeru agar umat ini saling bergandeng tangan, bahu membahu membangun persatuan untuk mengembalikan kehidupan Islam. 

"Dakwah ini tidak bisa dilakukan oleh kita saja, tetapi oleh kita semuanya. Jika tidak bisa melakukan langsung, memberikan jalan kepada kita untuk sampai ke tempat itu, memberikan jalan, memberi rekomendasi, mengkontakkan, menghubungkan sedemikian rupa, akhirnya makin hari itu makin banyak mereka yang tersentuh oleh dakwah tersentuh oleh kesadaran politik Islam," tandasnya. []Tenira

Opini

×
Berita Terbaru Update