TintaSiyasi.id-- Hikmah Isra Mikraj dalam tinjauan spiritual dan politik.
سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِيٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلٗا مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِي بَٰرَكۡنَا حَوۡلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنۡ ءَايَٰتِنَآۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” ( QS. Al-Isra’(17) : 1 )
Hikmah Isra' dan Mi'raj dalam Tinjauan Spiritual dan Politik adalah pembahasan yang mengupas peristiwa besar yang dialami Nabi Muhammad ﷺ, yaitu perjalanan malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha (Isra') dan kenaikan ke Sidratul Muntaha (Mi'raj), dari perspektif rohani dan sosial-politik. Peristiwa ini memiliki banyak pelajaran mendalam yang relevan bagi kehidupan umat Islam.
Hikmah Isra’ dan Mi’raj dalam Tinjauan Spiritual
1. Peningkatan Keimanan
Isra’ dan Mi’raj adalah ujian keimanan bagi umat Islam. Hanya orang yang benar-benar beriman dapat menerima peristiwa yang luar biasa ini. Hal ini mengajarkan bahwa keimanan adalah dasar utama dalam berhubungan dengan Allah.
2. Tauhid Sebagai Inti Spiritualitas
Nabi Muhammad ﷺ menerima perintah shalat langsung dari Allah SWT dalam perjalanan Mi'raj. Hal ini menunjukkan bahwa shalat adalah inti hubungan antara manusia dan Allah serta simbol ketundukan total kepada-Nya.
3. Pentingnya Kesucian Hati
Sebelum perjalanan Isra’ dan Mi’raj, dada Rasulullah ﷺ dibersihkan. Ini menggambarkan bahwa kedekatan kepada Allah memerlukan hati yang bersih dari penyakit seperti iri, sombong, dan dengki.
4. Dimensi Spiritual Shalat
Shalat yang diperintahkan dalam Mi'raj adalah bentuk "mi'raj" harian bagi setiap Muslim. Dalam shalat, manusia memiliki kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan merasakan kehadiran-Nya.
5. Kesadaran Tentang Kehidupan Akhirat
Nabi ﷺ diperlihatkan surga dan neraka selama Mi'raj. Ini memberikan pengajaran bahwa kehidupan dunia bersifat sementara dan setiap tindakan manusia akan dipertanggungjawabkan di akhirat.
Hikmah Isra’ dan Mi’raj dalam Tinjauan Politik
1. Hubungan dengan Masjidil Aqsha
Perjalanan Nabi ke Masjidil Aqsha menunjukkan pentingnya Palestina sebagai bagian integral dari peradaban Islam. Hal ini menggarisbawahi tanggung jawab umat Islam dalam melindungi dan mempertahankan Masjidil Aqsha sebagai simbol persatuan.
2. Persatuan Umat Islam
Nabi ﷺ memimpin shalat bersama para nabi di Masjidil Aqsha. Ini menggambarkan bahwa Islam adalah agama yang mempersatukan umat manusia, melampaui batas-batas geografis, ras, dan zaman.
3. Simbol Perlawanan terhadap Penindasan
Isra' dan Mi'raj terjadi pada masa Nabi ﷺ menghadapi tekanan berat di Makkah. Peristiwa ini menjadi penguat bagi Nabi ﷺ untuk terus berjuang menegakkan kebenaran dan menghadapi tirani dengan sabar.
4. Legitimasi Kepemimpinan Nabi Muhammad ﷺ
Dengan diutusnya Nabi ﷺ sebagai imam bagi para nabi lain, peristiwa ini menegaskan bahwa beliau adalah pemimpin universal. Hal ini juga memperkuat posisi beliau dalam menghadapi penolakan dari kaumnya.
5. Kemandirian Umat Islam
Dalam perjalanan Mi'raj, Nabi ﷺ mendapatkan perintah shalat sebagai kewajiban langsung dari Allah tanpa perantara. Ini mengajarkan pentingnya kemandirian umat Islam dalam menjalankan prinsip-prinsip agamanya, termasuk dalam mengatur kehidupan berpolitik.
Relevansi Hikmah Isra’ dan Mi’raj Saat Ini
1. Spiritualitas yang Kuat untuk Menghadapi Tantangan Modern
Dalam dunia yang semakin materialistis, pelajaran dari Isra’ dan Mi’raj mengingatkan umat Islam untuk memperkuat hubungan dengan Allah sebagai sumber kekuatan spiritual.
2. Komitmen terhadap Masjidil Aqsha
Peristiwa Isra’ menuntut umat Islam untuk tidak melupakan tanggung jawab mereka terhadap Palestina, yang menjadi simbol perjuangan umat melawan penjajahan dan ketidakadilan.
3. Persatuan Umat sebagai Prioritas
Peristiwa ini menegaskan bahwa umat Islam harus bersatu di tengah perpecahan yang kerap terjadi, baik dalam aspek spiritual maupun politik.
4. Kepemimpinan Berdasarkan Akhlak
Kepemimpinan Nabi ﷺ dalam Isra’ dan Mi’raj mengajarkan pentingnya integritas, akhlak mulia, dan kedekatan kepada Allah sebagai landasan kepemimpinan.
Dengan memahami hikmah Isra’ dan Mi’raj dalam tinjauan spiritual dan politik, umat Islam dapat memperoleh panduan untuk memperkuat hubungan dengan Allah serta menjalankan peran mereka dalam kehidupan sosial dan politik secara bijaksana dan bertanggung jawab.
Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)