Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Gencatan Senjata Bukan Solusi Hakiki

Sabtu, 25 Januari 2025 | 06:26 WIB Last Updated 2025-01-24T23:26:59Z


Tintasiyasi.id.com -- Saat ini kaum muslimin di seluruh dunia tengah bereuforia tersebab sudah disahkannya gencatan senjata antara Israel dan Hamas pada hari Minggu 19 Januari 2025. 

Masyarakat Palestina pun menyambut baik keputusan ini dengan turun ke jalan dan merayakannya, sebab ini merupakan kebahagiaan bagi mereka setelah dimulainya penyerangan pada Oktober 2023 lalu.

Kepulangan keluarga mereka yang menjadi sandera Israel juga menambah haru keadaan di sana. Mereka berharap dapat hidup tenang dan damai seperti sedia kala, tapi kita tak bisa sepenuhnya percaya pada keputusan ini, karena Zionis takkan mengerti bahasa manusia, buktinya baru beberapa saat setelah disahkannya keputusan gencatan senjata mereka kembali menyerang Palestina.

Dalam laman viva.com/id (16-01-2025). Kondisi Palestina semakin terpuruk, sebab serangan Israel yang masih dilakukan setelah gencatan senjata yang menewaskan sekitar 82 orang. Padahal sebelumnya penduduk Gaza baru saja sedikit lega namun kembali tertekan karena penyerangan yang kembali dilakukan.

Serangan telah memadamkan kebahagiaan yang sempat muncul setelah pengumuman gencatan, Anas Al Syarief, koresponden Al Jazeera melaporkan dari sana bagaimana serangan udara Israel menghantam rumah sakit, rumah penampungan dan rumah-rumah warga yang langsung mengubah keceriaan menjadi ketakutan.
"Beberapa jam yang lalu, ada suasana kegembiraan di sini, sebelum penyerangan itu menghancurkan harapan mereka kembali" kata Al Syarief.

Waspada Taktik Kecurangan AS dan Anteknya

Untuk sementara, kaum muslimin Palestina bisa bernafas lega, karena secara berangsur tentara zionis sudah ditarik mundur dari Palestina, proses pertukaran sandera pun sedang dilakukan. Bisa kita sebut hal ini adalah kemenangan rakyat Gaza.

Karena perjuangan mereka, dengan logistik dan senjata sederhana, juga seadanya, meski sebagian kota sudah porak-poranda, kaum muslimin di Gaza tetap mampu membuat lawannya panik dan putus asa. Dunia pun menyaksikan betapa hebatnya mereka, tak mudah ditaklukkan meskipun telah kehilangan dunianya. Keimanan mereka sungguh luar biasa, mungkin memang surga sudah menjadi milik mereka.

Tetapi umat Islam tak boleh lengah, jangan lupa bahwa perampasan tanah Palestina adalah akar masalah. Faktanya dahulu palestina menerima dan merangkul kaum Yahudi yang terusir dari Eropa dan wilayah lainnya, mereka diperlakukan sebagaimana manusia, namun mereka tanpa tahu diri malah mengambil tanah dan harta penolongnya, karena hasutan Zionis dan barat dengan narasi agama.

Ingatlah awal mula masalah ini karena kedengkian mereka atas Islam, khususnya Inggris dan Amerika yang berkolaborasi dengan elit Yahudi, mereka sudah lama ingin merebut kepemimpinan dunia dari umat Islam, mereka ingin mengukuhkan penjajahan di negeri-negeri kaum muslim yang kaya akan sumber daya alam, dan kini mereka benar-benar berhasil memecah belah persatuan umat.

Jadi Palestina bukan hanya persoalan bangsa Palestina saja, bukan juga persoalan negeri-negeri Arab, melainkan persoalan seluruh umat Islam di dunia yang saat ini sudah dipecah menjadi lebih dari 50 negara, kita semua wajib ikut membebaskan Palestina dengan segala kemampuan, kita harus melawan Zionis beserta negara adidaya yang mendukung dibelakangnya.

Tapi sayang saat ini kebanyakan umat Islam justru belum sadar, apalagi para pemimpinnya mereka yang justru menghadapi persoalan Palestina demi pencitraan saja, di depan rakyat mereka mengutuk dan marah, mengirimkan logistik seadanya, tapi tak jua mengirimkan tentara, justru mereka setuju dengan solusi dua negara.

Bagaimana bisa kita percaya pada mereka yang berbaikan dengan musuh dan tak mau terlibat langsung dalam perang, dengan dalih terikat aturan internasional. Akhirnya kaum muslimin di Palestina, khususnya Gaza harus berjuang sendirian, sedangkan Zionis laknatullah selalu dibantu oleh As yang rela menghabiskan dana hingga USD 17,9 miliar.

Khilafah Kemerdekaan Hakiki Palestina

Kita yakin akan persiapan para pejuang Palestina yang rela berjihad hingga kehilangan nyawanya, tapi ada kewajiban umat Islam untuk menolong saudara mereka, yakni dengan pertolongan yang mampu mengusir para penjajah, membereskan segala masalah dari akarnya, dan mampu mengembalikan Palestina kepada pemilik aslinya pertolongan ini hanya bisa dilakukan oleh negara yaitu Daulah Islamiyah.

Negara Islam yang saat ini keberadaannya sedang diperjuangkan dan kemunculannya sangat membuat musuh-musuh Islam ketakutan. Khilafah pernah membebaskan Baitul Maqdis dan wilayah Syam lain termasuk Palestina dari penjajahan Romawi yang zalim.

Saat itu Khalifah Umar mengirim pasukan pembebas yang dipimpin oleh Khalid bin Walid, Amr bin ash, dan Abu Ubaidah as. Hingga Rajab tahun 16-17 H Palestina dibebaskan dengan perjanjian Umariah.

Baitul maqdis yang pernah dikuasai oleh pasukan Salib berhasil direbut kembali oleh Sultan Salahuddin Al Ayyubi yang mengerahkan pasukannya, pada tahun 1187 Masehi dengan perjanjian shulh ar-ramlah.

Khatimah

Kita memang tak bisa mengharapkan pemimpin Islam akan bertindak seperti Khalifah Umar dan Sultan Salahuddin yang tegas berani melawan penjajah, karena penguasa saat ini justru mencuci tangan dan berdiri di belakang musuh yang mengibarkan bendera palsu perdamaian, mereka lupa bahwa syariat jelas mengharamkan.

Sungguh janji Allah akan khilafah Rasyidin yang kedua akan kembali dalam waktu dekat, sesuai bisyarah Rasulullah yang menyebutkan bahwa masa depan Baitul maqdis dan Palestina akan cemerlang di bawah naungannya dan masa depan entitas Zionis Yahudi justru akan hancur dengan sehina-hinanya.

Rasulullah SAW bersabda: "Tidak akan tiba hari kiamat hingga kaum muslimin memerangi orang-orang Yahudi dan membunuh mereka, sampai-sampai ketika seorang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon-pohon, lalu batu dan pohon itu berkata wahai muslim, wahai hamba Allah, orang Yahudi ini di belakangku, kemarilah bunuhlah ia. Kecuali gharqod karena ia adalah pohon orang Yahudi." (H.R Bukhari)

Saat ini kita diuji dengan beberapa pilihan, apakah kita berdiri di pihak musuh dan menolong mereka, atau berdiri di pihak kaum muslimin dan memperjuangkan bangkitnya Khilafah. Apapun yang kita pilih Khilafah akan tetap bangkit, dengan atau tanpa kita, kemenangan itu akan datang dan umat Islam akan menang.
Wallahu’alam Bishshawwab.[]

Oleh: Audina Putri 
(Aktivis Dakwah Muslimah)

Opini

×
Berita Terbaru Update