Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Aktivis Muslimah: Masirah Adalah Menyampaikan Kritik dan Aspirasi Sesuai Islam

Sabtu, 25 Januari 2025 | 08:04 WIB Last Updated 2025-01-25T01:04:54Z

Tintasiyasi.ID -- Aktivis Muslimah Titi Hutami menyatakan masirah bukan sekadar berjalan, tetapi memiliki misi untuk mengkritik (muhasabah) kebijakan penguasa atau menyuarakan suatu aspirasi.

 

“Aksi masirah bukan sekadar berjalan, tetapi bentuk demonstrasi atau unjuk rasa yang memiliki misi untuk mengkritik kebijakan penguasa atau menyuarakan suatu aspirasi,” ujarnya di kanal Youtube Sultan Channel dengan judul Mari Mengenal tentang Aksi Masirah, Kamis (23/01/2025).

 

Ia menyebutkan bahwa terdapat dua jenis aksi massa. “Pertama, mudharah yaitu aksi massa atau demo untuk mendukung individu atau kelompok tertentu dan terkadang berakhir dengan tindakan anarkisme.

 

Mudharah itu menampakkan dukungannya terhadap individu tertentu yang sedang diperkarakan atau mendukung pemerintah dengan kebijakannya tertentu. Ini yang rawan terkadang berhujung pada anarkisme,” ungkapnya.

 

Kedua, masirah yakni perjalanan atau long march, sebagai media untuk menyampaikan opini, saran, kritik, bantahan, atau tuntutan tertentu.

 

“Masirah itu adalah orang jalan bareng-bareng, tetapi di situ ada misinya untuk menyampaikan opini, saran, kritik, bantahan, atau tuntutan, misalnya terhadap kebijakan penguasa yang banyak dilakukan,” katanya.

 

Menurutnya, masirah adalah salah satu uslub menyampaikan kewajiban amar makruf nahi mungkar. “Masirah adalah salah satu uslub. Yang wajib itu aktivitas amar makruf nahi mungkar seperti menasihati penguasa misalnya," ujarnya.

 

Ia menjelaskan, aktivitas tersebut harus sesuai dengan syariat Islam yang menuntut agar setiap tindakan dilakukan dengan damai dan tanpa kekerasan. "Tetap semaksimal mungkin memelihara dan menjaga kebaikan dalam penyampaiannya,” tegasnya.

 

Di zaman Rasulullah saw., lanjutnya, masirah juga menjadi salah satu bentuk dakwah yang dilakukan oleh para sahabat. “Para sahabat pernah membentuk dua saf (barisan) keliling Ka'bah sambil menyeru dakwah Islam. Rasulullah membiarkan mereka bertakbir dan menyampaikan dakwah dengan cara yang tertib,” katanya.

 

Ia menyatakan, syarat-syarat dalam melaksanakan masirah juga sangat penting diperhatikan, terutama bagi Muslimah. “Aksi ini harus dilakukan dengan penuh hikmat dan tidak mengandung unsur-unsur yang dilarang oleh syariat. Msalnya, mendapatkan izin dari suami atau wali, mengenakan busana Muslimah sesuai syariat, dan menjaga percampuran antara pria dan wanita (ikhtilat) atau perkataan yang tidak pantas,” tuturnya.

 

Lanjut dikatakan, terlebih perjuangan umat Islam di Palestina, masirah adalah sarana untuk mengingatkan penguasa dan umat Islam tentang pentingnya membela hak-hak manusia dan menanggapi penindasan yang terjadi.

 

“Islam sangat menghargai nyawa manusia. Oleh karena itu, masirah digunakan untuk mengembalikan kesadaran umat Islam terhadap kondisi yang menimpa mereka, sekaligus memberi peringatan kepada penguasa agar bertindak adil dan tidak membiarkan penderitaan berlanjut,” pungkasnya.[] Rahmah

Opini

×
Berita Terbaru Update