Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Childfree dalam Pandangan Islam?

Rabu, 04 Desember 2024 | 08:56 WIB Last Updated 2024-12-04T01:56:53Z

tintasiyasi.id.com -- Childfree sempat populer di Indonesia beberapa tahun lalu. Istilah Childfree ini kenali sebagai seseorang yang tidak ingin memiliki anak. Kata "Childfree" diambil dari bahasa inggris, kata "Child yang berarti anak. 

Sedangkan "Free" artinya bebas. Jika digabungkan menjadi satu maknanya "Bebas anak" atau dalam artiannya adalah keputusan seseorang (pasangan suami-isteri) untuk tidak memiliki anak setelah menikah baik secara biologis maupun secara adopsi.

Fenomena Childfree ini bukanlah sesuatu yang baru. Namun sudah lama di praktikkan di negara-negara Barat. Terjadi sejak pada abad ke 16 di Eropa. Pada masa itu wanita-wanita di Eropa lebih fokus pada karier dan membangun rumah tangga mandiri dan tidak tertarik untuk menikah apalagi memiliki anak di usia muda.

Menurut mereka memiliki anak hanyalah menjadi beban hidup. Dan mereka menganggap memiliki anak dapat merubah postur tubuhnya sehingga tidak bagus lagi. Dimana fase melahirkan, menyusui akan membuat bentuk tubuh menjadi kendur. (klik.dokter.com , 18/08/2024)

Perkembangan Childfree di Indonesia diawali oleh dari penyebaran informasi sosial media. Saat beberapa publik figur mengkampanyekan Childfree. Dengan alasan memiliki anak hanya membuat perempuan menjadi tidak cantik lagi tubuhnya. Padahal Childfree ini menyalahi fitrah perempuan. Dimana perempuan melalui fase kehamilan, melahirkan dan mengasuh.

Istilah Childfree ini kerapkali di kaitkan dengan isu opini feminisme. Dimana perempuan diberi kebebasan, kedaulatan untuk mengambil keputusan memilih kebebasan terhadap tubuhnya sendiri.

Seperti tidak menjalankan fungsi reproduksinya. Maka tidak ada yang boleh melarang keputusan perempuan. Jika memaksa sama saja mengintimidasi perempuan.
Termasuk Anggota Komnas Perempuan, Maria Ulfah Ansor menjelaskan bahwa childfree adalah hak setiap perempuan untuk menentukan pilihan hidupnya termasuk memiliki anak yang harus dihormati semua orang dan tidak boleh dilarang (rri.co.id).

Ide Childfree bertentangan dengan fitrah perempuan. Manakala harusnya perempuan mengalami siklus mengandung, melahirkan dan mengasuh. Tetapi mereka menganggap ini salah satu hal menyakiti perempuan.

Karena melahirkan itu tidak mudah, bertaruh nyawa. Belum lagi fase menyusui yang membuat tubuh perempuan berubah. Ide-ide Childfree lahir dari pola pikir liberal-sekuler yang memengaruhi kalangan muda. Diantara salah satu dari kelompok feminisme. 

Yang gencar menggaungkan kesetaraan gender kepada masyarakat luas. Sehingga mendorong perempuan untuk memilih keputusan bebas tanpa ada yang mengganggu gugatnya.
Maka, ide ini sangat keliru dan bertentangan dengan islam. Haruslah ditinggalkan. Terutama seorang muslim tidak boleh mengikuti ide ini.

Childfree merupakan upaya propaganda barat untuk memusnahkan generasi-generasi kaum muslimin, agar tidak ada lagi para pejuang yang memperjuangkan Islam. Oleh karena itulah mereka begitu gencar untuk mengopinikan tentang memiliki anak hanya akan membuat hidup semakin sulit. 

Ditambah lagi sistem kapitalisme menjadikan hidup semakin sulit dan biaya hidup semakin tinggi. Sebab, semua fasilitas kehidupan hanya di nilai dari materi. Sehingga menjadikan setiap muslim tidak percaya dan hilang keyakinan akan rezeki yang telah di jamin oleh Allah.

Mirisnya lagi pemerintah yang memiliki kekuasaan malah membiarkan ide-ide rusak ini tersebar luas memengaruhi masyarakat begitu saja tanpa adanya melakukan pencegahan (rri.co.id , 17/11/2024).

Pandangan sistem kapitalisme bersebrangan dengan pandangan Islam. Di dalam Islam anak dipandang sebagai anugerah yang diberikan oleh Allah kepada setiap pasangan suami-istri. Anak bukanlah beban melainkan sebagai ladang pahala jariyah jika anak tersebut di didik menjadi generasi beriman, sholeh dan pejuang Islam. Maka anak akan menjadi syafaat bagi orang tuanya kelak di akhirat.

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: sedekah jariyah atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya atau anak yang shalih yang mendo’akannya."(HR. Muslim).

Menanggapi meluasnya fenomena Childfree ditengah-tengah umat sebenarnya bisa dikembalikan kepada sistem kekuasaan islam. Akan menjamin kesejahteraan rakyat dengan baik. Sebab, ekonomi diatur secara adil oleh khilafah. Hingga rakyat fakir miskin yang membutuhkan lebih diutamakan ketimbang mereka yang telah memiliki kekayaan. 

Dengan sistem Islam pula para perempuan akan sejahtera serta dapat tenang menjalankan perannya sebagai "Ummu Warobatul Bait" (IRT) serta tidak lagi terbebani oleh peran ganda. Mengasuh anak sekaligus membantu mencari ekonomi keluarga.

Maka dari itu yang dapat menuntaskan problematika terkait fenomena ini hanyalah Islam. Sebab, Islam sebagai aturan seluruh aspek kehidupan. Dimana Islam juga mengatur segi perekonomian masyarakat dengan baik.

Hingga tidak lagi merasa terbebani akan perkara ekonomi.
Namun berbeda jauh dengan sistem kapitalisme-Liberalisme yang bobrok ini. Hanya mengutamakan bagi pemilik modal saja. Sedangkan yang tidak memiliki modal akan diterbelakangkan.

Menjadikan yang kaya semakin kaya dan miskin semakin miskin. Maka seharusnya kita menyadari sistem kapitalisme yang bercokol saat ini haruslah ditinggalkan karena tidak sesuai dengan pedoman Al-Qur'an dan Sunnah. 
Oleh karena itu kembalilah kepada sistem Islam yang hakiki yaitu khilafah.

Khilafah adalah sistem aturan berbasis Al-Qur'an dan Sunnah yang pernah berdiri selama 13± Abad dulunya. Yang membawa kesejahteraan bagi umat seluruh alam(muslimahnews.net, 23/11/2024).[]

Oleh: Mirna Juwita 
(Aktivis Dakwah, Pendidik)

Opini

×
Berita Terbaru Update